Terbit: 12 November 2018 | Diperbarui: 20 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Kita tentu sering mendengar saran dari orang tua yang meminta kita untuk tidak mudah marah-marah jika tidak ingin cepat tua atau mudah terkena penyakit. Selain itu, ada anggapan bahwa kebiasaaan mudah marah bisa membuat kita rentan terkena masalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Sebenarnya, apakah anggapan ini sesuai dengan fakta medis?

Mudah Marah Memang Bisa Sebabkan Hipertensi?

Pakar kesehatan dari Indonesian Society of Hypertension atau InaSH bernama dr. Arieska Ann Soenarta, SpJP, FIHA menyebutkan bahwa anggapan ini memang sesuai dengan fakta medis. Memang, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa mudah marah menandakan bahwa seseorang pasti mengalami hipertensi, namun, sering marah memang bisa membuat kita mengalami peningkatan tekanan darah dengan signifikan.

“Saat kita marah, jumlah hormon adrenalin di dalam tubuh meningkat. Keberadaan hormon inilah yang mampu menyempitkan pembuluh darah. Hal ini akan membuat aliran darah terhambat dan menyebabkan kenaikan tekanan darah. Hal yang sama berlaku jika kita kaget. Saat kaget, kita akan mengalami kenaikan tekanan darah akibat meningkatnya hormon adrenalin. Hal inilah yang membuat kita deg-degan,” ungkap dr. Arieska.

Dr. Arieska pun mewanti-wanti siapa saja yang tidak mampu menjaga kesabaran dan mudah marah sebaiknya berhati-hati karena memang hal ini bisa membuat mereka lebih berisiko terkena hipertensi.

“Jadi lebih tepatnya suka marah-marah atau ngedumel itulah yang menyebabkan hipertensi, bukannya sebaliknya, hipertensi dianggap membuat kita sering marah atau lebih cerewet,” jelanya.

Selain menjaga emosi agar tidak mudah marah, dr. Arieska juga menyarankan kita untuk menerapkan pola makan yang sehat demi mencegah kenaikan tekanan darah, khususnya dalam hal menurunkan asupan garam dan makanan berlemak. Selain itu, pastikan untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari dan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin agar bisa menerapkan gaya hidup yang tepat.

“Jika usia sudah melampaui 40 tahun, pastikan untuk cek tekanan darah 2 kali dalam setahun, apalagi jika ada riwayat keluarga dengan hipertensi atau memiliki kelebihan berat badan. Jika perlu, lakukan pengecekan lebih sering,” sarannya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi