Terbit: 26 February 2019 | Diperbarui: 28 March 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Merupakan obat untuk mengatasi diare, oralit mengandung sejumlah bahan aktif yang berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat diare maupun muntah-muntah. Apa itu oralit? Apa manfaat oralit? Bagaimana dosis oralit ideal? Bagaimana interaksi oralit? Adakah efek samping penggunaan oralit?

4 Manfaat Oralit Beserta Kontradiksi, Dosis, Efek Samping dll

Apa Itu Oralit?

Oralit obat apa? Oralit adalah obat yang fungsinya menggantikan cairan elektrolit dan mineral di dalam tubuh yang ter-dehidrasi akibat diare, muntah-muntah, hingga efek aktivitas yang berlebihan. Sederhananya, oralit adalah larutan yang terdiri dari air, garam, dan gula putih. Kandungan oralit secar spesifik terdiri dari:

  • Glucose anhydrous
  • Natrium bicarbonate
  • Natrium klorida
  • CaCl2

Oralit atau yang dalam bahasa Inggris disebut oral rehydration salts (ORS) adalah jenis obat-obatan yang termasuk ke dalam jenis obat esensial berdasarkan WHO. Oralit tersedia di apotek dalam bentuk cairan maupun bubuk dengan merek dagang Oralit®, Parolit®, Naturalyte®, dan Pedialyte®. Oralit juga bisa dibuat sendiri dengan cara mencampurkan air, garam, dan gula putih dalam kadar yang sudah ditetapkan.

Fungsi dan Manfaat Oralit

Sebagaimana yang telah dijelaskan di awal, oralit memiliki fungsi utama untuk menggantikan cairan tubuh yang ter-dehidrasi. Berikut ini fungsi dan manfaat oralit selengkapnya yang perlu Anda ketahui.

1. Mengatasi Diare

Diare adalah kondisi di mana feses yang dikeluarkan terlalu lembek bahkan hanya berupa cairan, biasa kita sebut sebagai mencret. Diare juga menyebabkan frekuensi buang air besar (BAB) menjadi banyak, setidaknya tiga kali dalam sehari.

Terlihat sebagai penyakit ringan, diare justru merupakan penyakit mematikan. Ini karena saat diare, cairan di dalam tubuh keluar terus menerus sehingga menyebabkan dehidrasi jika tidak segera ditangani.

Diare bermula ketika ada gangguan pada usus besar yang acap kali disebabkan oleh konsumsi makanan pedas, asam, bersantan, alergi, hingga kelebihan vitamin C. Pada saat makanan-makan tersebut masuk ke dalam tubuh, usus besar harus mencerna makanan tanpa cairan yang cukup. Akibatnya, usus besar tidak dapat mencerna dengan baik dan sisa makanan yang dicerna dikeluarkan berupa kotoran yang berair.

Selain jenis makanan, infeksi virus dan bakteri juga menjadi penyebab diare. Ini terutama dialami oleh orang-orang yang tinggal di daerah yang kuran higienis sehingga berpengaruh terhadap higienitas makanan yang dikonsumsi.

Oralit hadir untuk mengatasi cairan yang terus menerus keluar tersebut sehingga tubuh tidak mengalami dehidrasi yang terlalu parah.

2. Mengobati Malanutrisi

Sebenarnya oralit kurang cocok untuk dikonsumsi oleh orang-orang yang mengalami dehidrasi akibat malanutrisi oleh karena oralit mengandung lebih banyak sodium ketimbang potasium. Namun, UNICEF berhasil mengembangkan oralit agar tetap bisa dikonsumsi, yakni berupa produk yang disebut ReSoMal, akronim dari Rehydration Solution for Malnutrition.

ReSoMal mengandung lebih banyak potasium daripada sodium sehingga sesuai dengan kondisi dehidrasi yang dialami penderita malanutrisi tersebut.

3. Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah kondisi di mana seseorang mengalami muntah-muntah dengan frekuensi yang cukup banyak. Ibu hamil menjadi golongan yang sering mengalami hyperemesis gravidarum ini. Saat muntah, tubuh mengeluarkan banyak cairan. Jika tidak diimbangi dengan asupan cairan pengganti, lama-kelamaan terjadilah dehidrasi.

Fungsi oralit adalah untuk menggantikan cairan yang hilang akibat muntah tersebut. Oleh sebab itu, bagi ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum disarankan minum larutan oralit, selain mengonsumsi obat-obatan lainnya seperti mediamer B6 dan domperidon. Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum menerapkan langkah ini.

4. Dehidrasi Akibat Cuaca Panas dan Olahraga Berlebihan

Saat cuaca panas, tubuh jadi lebih mudah kehilangan cairan. Kondisi ini tentu berpotensi menyebabkan seseorang rentan mengalami dehidrasi. Selain memperbanyak minum air putih, Anda juga bisa mengambil manfaat oralit guna menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat cuaca panas tersebut.

Tidak hanya cuaca panas, aktivitas olahraga juga menguras banyak tenaga dan energi sehingga menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi. Pada kondisi yang belum terlalu parah, Anda bisa mengatasi dehidrasi dengan mengonsumsi air putih dan minuman elektrolit. Jika dehidrasi sudah cukup serius, oralit bisa jadi solusi untuk mengobatinya.

Kontraindikasi Oralit

Manfaat oralit sayangnya tidak bisa dirasakan oleh beberapa orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu. Berikut adalah contoh kondisi yang tidak memperbolehkan Anda mengonsumsi oralit:

  • Anuria, adalah kondisi di mana ginjal tidak mampu memproduksi urin secara normal.
  • Malabsorbsi Glukosa, adalah kondisi ketika feses yang keluar mengandung banyak glukosa.
  • Dehidrasi Akut, adalah kondisi ketika dehidrasi bahkan sudah tidak bisa ditangani dengan rehidrasi oral dan memerlukan penanganan rehidrasi parerental.

Dosis Oralit

Dosis oralit disesuaikan dengan tingkat keparahan yang dialami, pun usia. Berikut ini gambaran umum dosis oralit yang disarankan:

1. Dosis Oralit untuk Orang Dewasa

Dosis oralit untuk Orang dewasa yang mengalami dehidrasi:

  • 50 ml larutan oralit per kg berat badan setiap 4-6 jam (dehidrasi ringan)
  • 100 ml larutan oralit per kg berat badan setiap 4-6 jam (dehidrasi sedang)

Dosis oralit untuk orang dewasa guna menjaga keseimbangan cairan:

  • 100-20 ml larutan oralit per kg berat badan per hari (dehidrasi ringan)
  • 15 ml larutan oralit per kg berat badan setiap jam (dehidrasi akut)

2. Dosis Oralit untuk Anak-Anak

Dosis oralit untuk anak-anak yang disarankan adalah:

  • Usia di bawah 2 tahun: 15 ml per kg berat badan 1 kali sehari
  • Usia 2-10 tahun 50 ml per kg berat badan 4-6 jam pertama. Setelah itu 100 ml per kg berat badan 18-24 jam berikutnya

Oralit yang tersedia dalam bentuk kemasan biasanya memiliki dosis 200 ml dan harus dilarutkan dalam air dengan volume yang sama, yakni 200 ml. Jangan lupa untuk berkonsultasi kepada dokter guna mendapatkan informasi dosis oralit yang tepat sesuai kondisi Anda.

Cara Membuat Oralit

Selain membeli produk jadi di apotek, oralit bisa Anda buat sendiri di rumah. Berikut adalah cara membuat oralit yang benar dan sesuai takaran yang disarankan:

  • Siapkan 1 liter atau 5 gelas air matang
  • Masukkan ½ sendok teh garam, 8 sendok teh gula putih ke dalam wadah berisi air matang tadi
  • Aduk hingga merata dan minum sesuai dengan dosis yang sudah dijelaskan sebelumnya

Jika Anda masih ragu, silahkan konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter terkait sebelum memutuskn untuk membuat larutan oralit sendiri.

Efek Samping Oralit

Efek samping oralit tidak dialami oleh semua orang. Namun, efek samping oralit juga penting untuk diketahui manakala Anda bisa saja mengalaminya. Efek samping penggunaan oralit di antaranya:

  • Mual
  • Perut kembung
  • Peningkatan kadar kalsium

Mungkin masih ada lagi efek samping lainnya dari oralit. Tanyakan kepada dokter untuk mendapatkan informasi lengkap perihal ini.

Interaksi Obat Oralit

Penggunaan oralit bersamaan dengan jenis obat-obatan lainnya berpotensi menurunkan efektifitas oralit dalam mengobati dehidrasi, pun menimbulkan efek samping yang lebih serius. Oleh sebab itu, berdiskusilah terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui jenis obat apa saja yang tidak boleh digunakan secara bersamaan dengan oralit.

Peringatan dan Perhatian

Oralit adalah obat yang harus dikonsumsi sesuai resep dokter, kendati Anda bisa membuatnya sendiri di rumah. Kesalahan dosis oralit maupun kondisi penyakit tertentu bisa saja menimbulkan efek samping yang berbahaya. Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi oralit.

  • Pada penderita diare, pantau kondisi tekanan darah karena dikhawatirkan dehidrasi sudah sangat parah. Jika demikian, pengobatan tidak bisa dilakukan dengan minum oralit.
  • Untuk penderita malabsorbsi glukosa, pemberian oralit tidak disarankan. Alih-alih oralit, penderita akan diberikan semcam cairan yang dimasukkan melalui intravena.
  • Oralit dilarang untuk dikonsumsi oleh penderita gagal ginjal, penyakit jantung, dan hiperkalemia.

Itu dia informasi mengenai oralit beserta manfaat, dosis, dan efek sampingnya. Perlu diingat sekali lagi bahwa oralit bukan merupakan obat diare, melainkan pengganti cairan elektrolit yang hilang akibat diare. Penanganan diare secara spesifik memerlukan metode khusus lainnya. Semoga bermanfaat!


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi