Terbit: 14 February 2016 | Diperbarui: 30 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Seiring dengan perkembangan teknologi, kita juga mengalami banyak perubahan dalam produk-produk pembersih badan. Telah banyak varian sabun yang bisa kita gunakan untuk membersihkan badan, termasuk diantaranya adalah sabun pembersih tangan atau yang disebut sebagai hand sanitizer. Apakah hand sanitizer ini memang sudah efektif membersihkan tangan dari berbagai kuman dan penyakit?

Manakah Yang Lebih Efektif, Air Sabun Atau Hand Sanitizer?

Hand sanitizer biasanya terbuat dari bahan antiseptik yang berasal dari alkohol jenis ehtyl alcohol. Beberapa produk hand sanitizer mengklaim jika mereka mampu membersihkan kuman dan penyakit hingga 90 persen. Sayangnya, pakar kesehatan justru menyebutkan jika hand sanitizer tidak bisa benar-benar menggantikan pembersihan tangan dengan air dan sabun. Sebagai contoh, jika anda baru saja makan makanan berminyak atau anda baru saja berkebun hingga tangan anda sangat kotor, maka hand sanitizer sangat tidak direkomendasikan untuk dipakai.

Untuk membersihkan tangan yang sangat kotor, anda haruslah mencuci tangan dengan air dan sabun yang digosok-gosokkan hingga ke sela jari setidaknya selama 30 detik sehingga tangan pun akan terbebas dari segala kotoran, kuman, dan bakteri.

Lantas, kapankah waktu terbaik dan paling efektif untuk memakai hand sanitizer? Hand sanitizer ternyata dapat menjadi pilihan membersihkan tangan sebelum kita makan, mempersiapkan makanan, membersihkan luka, hingga saat sebelum menjenguk orang sakit. Selain itu, beberapa aktifitas layaknya setelah kita memakai toilet, memegang sampah, atau menyentuh orang sakit, kita juga bisa memakai hand sanitizer untuk menjaga kesterilan tangan.

Hand sanitizer yang dianggap lebih efektif membasmi kuman atau bakteri adalah yang memakai bahan alkohol. Hanya saja, jika anda memiliki anak kecil di rumah, jangan biarkan anak anda memakai hand sanitizer tanpa pengawasan mengingat jika hand sanitizer langsung tertelan, anak-anak bisa mengalami keracunan yang tentu akan sangat membahayakannya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi