Terbit: 11 January 2019 | Diperbarui: 6 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Sarapan pagi adalah salah satu waktu makan paling penting bagi kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan oleh manfaatnya dalam hal memberikan sumber energi bagi aktivitas sehari-hari. Masalahnya adalah karena kita memiliki banyak kesibukan atau harus mengejar waktu agar tidak telat, kita melewatkan waktu sarapan ini dan melakukan brunch atau hanya ngemil demi mengganjal perut. Hal ini ternyata bisa meningkatkan risiko terkena berbagai masalah kesehatan.

Awas! Malas Sarapan Justru Sebabkan Kolesterol Tinggi

Malas sarapan tingkatkan kadar kolesterol

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam laman Time menghasilkan fakta bahwa kebiasaan melewatkan sarapan membuat kita lebih rentan mengalami penumpukan plak di pembuluh darah arteri. Hal ini tentu akan meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Selain itu, sudah menjadi rahasia umum jika melewatkan sarapan justru akan membuat berat badan meningkat. Padahal, peningkatan berat badan berimbas pada kenaikan risiko terkena aterosklerosis, kondisi yang membuat pembuluh darah menyempit dan mengeras.

Fakta ini terungkap setelah para peneliti membagi 4.000 partisipan ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama mengonsumsi kalori hanya 5 persen dari kebutuhan kalori harian saat sarapan, kelompok kedua mengonsumsi 5 hingga 20 persen, dan kelompok terakhir mengonsumsi lebih dari 20 persen. Hasilnya adalah, sekitar 3 persen partisipan masuk ke dalam kelompok pertama, 69 persen partisipan tetap mengonsumsi sarapan berupa makanan rendah kalori layaknya kue kecil atau roti panggang, dan 28 persen mengonsumsi sarapan berupa makanan berat.

Orang-orang yang mengonsumsi sarapan dengan kalori kurang dari 5 persen atau mereka yang hanya makan kue kecil untuk mengganjal perut ternyata memiliki risiko lebih besar meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Mereka juga memiliki risiko terkena aterosklerosis 2,5 lipat lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang sarapan dengan kalori yang lebih tinggi. Risiko untuk terkena kenaikan indeks massa tubuh, peningkatan ukuran lingkar pinggang, peningkatan tekanan darah, peningkatan kolesterol, dan glukosa darah juga cenderung meningkat.

Tidak sarapan cenderung membuat kita menerapkan gaya hidup tidak sehat

Pakar kesehatan menyebut kebiasaan tidak sarapan ternyata cenderung membuat kita menerapkan gaya hidup yang tidak sehat. Sebagai contoh, karena kita tidak sarapan dan kemudian lapar, kita pun akan terbiasa mengonsumsi camilan yang kaya lemak, garam, dan kalori demi mengganjal perut. Hal ini bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh, khususnya organ-organ kardiovaskular.

Mengubah ritme sirkadian tubuh

Sebuah penelitian yang dilakukan di University of California, Amerika Serikat membuktikan bahwa kebiasaan melewatkan waktu sarapan ternyata bisa membuat keseimbangan hormon terganggu. Hal ini juga akan mengubah ritme sirkadian atau jam biologis tubuh. Jika sampai hal ini terjadi, kita akan cenderung menginginkan makanan tinggi kalori dan tidak sehat. Dampaknya pun akan berimbas buruk bagi risiko terkena masalah kolesterol tinggi dan penyakit kardiovaskular lainnya.

Sarapan sehat

Pesan dari penelitian-penelitian ini sangatlah jelas, yakni kita memang harus mengonsumsi sarapan pagi secara teratur agar tidak mudah terkena penyakit kardiovaskular. Hanya saja, pakar kesehatan juga menyarankan kita untuk tidak sarapan dengan sembarangan.

Sebagai contoh, banyak orang yang hanya makan nasi dan lauk berprotein untuk sarapan. Padahal, tubuh juga membutuhkan asupan serat demi membantu menyehatkan pencernaan dan mencegah kenaikan kolesterol. Karena alasan inilah kita juga sebaiknya makan sayur atau buah saat sarapan pagi.

Jika perlu, kita juga bisa mengonsumsi makanan tinggi serat seperti gandum utuh, oatmeal, dan yoghurt yang bisa membantu tubuh tetap sehat sekaligus menurunkan kadar kolesterol saat sarapan pagi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi