Terbit: 30 November 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Bermalas-malasan adalah hal yang sangat menyenangkan untuk dilakukan. Apalagi jika kita sebelumnya berada dalam kondisi lelah. Masalahnya adalah jika kita terbiasa untuk bermalas-malasan sehingga kurang gerak atau kurang olahraga, dampaknya bisa sangat berbahaya.

Hobi Bermalas-Malasan Bisa Benar-benar Membunuh Kita

Dampak Kebiasaan Malas bagi Kesehatan

Pakar kesehatan menyebut tubuh kita telah didesain agar bisa bergerak dengan baik. Masalahnya adalah karena gaya hidup modern dan berbagai macam teknologi yang memudahkan, kita cenderung semakin malas untuk bergerak. Padahal, di zaman dahulu, kita terbiasa berburu, bertani, dan melakukan berbagai aktivitas fisik secara rutin.

Berdasarkan penelitian terbaru, satu dari tiga wanita dan satu dari tiga pria di seluruh dunia cenderung malas melakukan aktivitas minimal 75 hingga 150 menit setiap minggu. Hal ini memang membuat kita seperti bisa menghemat energi, namun hal ini juga memberikan dampak kesehatan yang tidak bisa disepelekan.

Pakar kesehatan menyebut gaya hidup kurang gerak bisa membuat kita lebih rentan terkena kanker, penyakit jantung, dan diabetes. Masalahnya adalah WHO menyebut penyakit-penyakit ini kini diderita oleh satu dari empat orang dari total populasi di seluruh dunia.

Bermalas-Malasan Seminggu Sama Saja dengan Merokok Satu Bungkus

Penelitian juga membuktikan bahwa orang yang bermalas-malasan, kurang gerak, dan tidak pernah berolahraga selama seminggu sama saja dengan merokok satu bungkus. Padahal, sudah menjadi rahasia umum jika merokok akan membuat kita mengisap cukup banyak bahan kimia berbahaya dan zat beracun yang bisa menyebabkan datangnya berbagai macam penyakit.

Berbeda dengan kemampuan kandungan beracun yang langsung menyebabkan peradangan pada pembuluh darah dan jantung, kebiasaan malas-malasan bisa menyebabkan datangnya obesitas dan gangguan sistem metabolisme. Obesitas akan membuat plak semakin menumpuk di dalam pembuluh darah dan akhirnya membuat risiko terkena penyumbatan darah, faktor risiko penyebab serangan jantung dan stroke semakin meningkat.

Bermalas-Malasan Membuat Kita Tidak Bahagia

Meski terlihat menyenangkan untuk dilakukan, pakar kesehatan menyebut bermalas-malasan, kurang gerak, dan jarang terpapar sinar matahari bisa membuat kita menjadi tidak bahagia. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kadar hormon serotonin yang bisa membaut kita bahagia atau melawan stres. Hal ini tentu akan membuat kita lebih rentan terkena gangguan mental.

Berbagai Dampak Kesehatan yang Bisa Didapatkan Jika Sampai Mengalami Kurang Gerak

Pakar kesehatan menyebut ada banyak sekali dampak kesehatan yang bisa didapatkan jika kita sampai malas bergerak.

Berikut adalah dampak-dampak kesehatan tersebut.

  1. Menyebabkan Penyakit Kardiovaskular

Pakar kesehatan dari Aerobics Research Center, Amerika Serikat menyebut pria yang malas bergerak atau malas berolahraga mengalami peningkatan risiko terkena stroke hingga 50 persen. Sementara itu, wanita yang rajin bergerak cenderung mampu menurunkan risiko terkena stroke dan penyakit jantung hingga 60 persen.

  1. Mengalami Masalah Kognitif

Kurang gerak bisa membuat sirkulasi darah terganggu, termasuk yang menuju bagian otak. Hal ini akan membuat sel-sel otak akan kekurangan asupan oksigen dari darah dan membuat fungsi kognitifnya semakin menurun. Kita tidak bisa berpikir dengan jernih, berkonsentrasi, atau mendapatkan ide-ide baru.

  1. Memicu Resistensi Insulin

Duduk dan bermalas-malasan seharian akan menyebabkan resistensi insulin. Tak hanya membuat tubuh kekurangan energi, hal ini akan membuat kadar gula darah melonjak tajam dan akhirnya membuat kita rentan terkena diabetes.

  1. Menyebabkan Osteoporosis

Malas bergerak akan membuat otot dan tulang menjadi semakin melemah. Kita pun akan lebih rentan terkena masalah tulang seperti osteoporosis atau pengeroposan tulang.

 

Sumber:

  1. Amritha, K. 2019. Laziness Can ‘Really’ Kill You, Reports Study.boldsky.com/health/wellness/laziness-can-literally-kill-you-study-reveals-130886.html. (Diakses pada 30 November 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi