Terbit: 13 November 2019 | Diperbarui: 25 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Banyak orang yang terbiasa untuk makan sendirian karena menganggapnya sebagai hal yang wajar untuk dilakukan. Masalahnya adalah pakar kesehatan justru menyebut kebiasaan sering makan sendirian bisa jadi kurang baik bagi kesehatan. Apa alasannya?

Sering Makan Sendirian Ternyata Tidak Sehat

Dampak Kesehatan Sering Makan Sendirian

Pakar kesehatan menyebut kebiasaan makan sendirian bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental, khususnya dalam hal meningkatkan risiko depresi. Selain itu, hal ini ternyata juga bisa meningkatkan risiko terkena hipertensi dan diabetes tipe 2.

Sering makan sendirian bisa jadi menandakan bahwa orang tersebut mengalami kesepian dan mengalami masalah serius dalam hal kehidupan sosialnya. Masalahnya adalah hal ini juga bisa berimbas pada depresi dan gangguan pada metabolisme. Hal ini juga akan menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh dan peningkatan risiko terkena penyakit jantung dan stroke yang bisa memicu kematian dini.

Di banyak tempat, kini telah banyak komunitas yang ditujukan untuk makan bersama, meskipun orang-orang yang diajak adalah orang-orang yang tidak dikenal. Bahkan, mereka bisa meminta orang-orang yang terlantar atau tidak memiliki rumah untuk makan bersama. Tak hanya baik bagi kondisi sosial lingkungan, hal ini ternyata bisa membuat kesehatan fisik dan mental semakin meningkat.

Meskipun begitu, jika memang kita terbiasa makan sendiri dan bisa sangat menikmati sesi makan tersebut, tak ada salahnya untuk melakukannya. Hanya saja, jika ada kesempatan untuk makan bersama dengan keluarga atau teman-teman, sebaiknya kita tidak menolaknya demi mendapatkan manfaat kesehatannya dengan maksimal.

Tips Menerapkan Pola Makan yang Sehat

Mengingat pola makan yang sehat bisa memberikan pengaruh besar bagi kesehatan tubuh kita secara keseluruhan, sebaiknya memang kita memperhatikannya.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menerapkan pola makan yang sehat.

  1. Mengunyah Makanan dengan Lebih Baik

Tak hanya mengunyah makanan dengan lebih perlahan, kita juga sebaiknya mengunyahnya lebih banyak sehingga bisa membuat makanan yang masuk ke dalam pencernaan berada dalam kondisi yang halus dan memudahkan perut untuk mengolahnya.

Hal ini ternyata bisa membantu kita menjaga porsi makanan dan membuat rasa kenyang lebih cepat muncul. Selain itu, hal ini terbukti bisa memperbaiki sistem metabolisme, mencegah sindrom metabolik, hingga menurunkan risiko terkena berbagai macam masalah kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung, obesitas, dan stroke.

  1. Kurangi Camilan Tidak Sehat

Salah satu penyebab utama mengapa kita bisa terkena masalah kesehatan yang serius seperti obesitas dan diabetes adalah kebiasaan ngemil makanan yang tidak sehat seperti keripik, permen, biskuit, dan lain-lain. Hal ini bisa saja menyebabkan kenaikan tekanan darah, kolesterol, gula darah, hingga berat badan yang terkait dengan risiko berbagai macam penyakit berbahaya layaknya penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

  1. Tidak Membiasakan Diri Makan di Luar

Karena malas atau tidak sempat memasak, banyak orang yang memilih untuk makan di luar rumah atau memesan makanan dari temat makan. Meskipun praktis dan memudahkan kita, dalam realitanya hal ini akan membuat kita kesulitan untuk menjaga porsi makanan atau memilih makanan sehat. Hal ini tentu akan meningkatkan risiko terkena obesitas

  1. Kurangi Asupan Garam

Makanan dengan tambahan garam tinggi memang memiliki rasa yang gurih dan nikmat, namun terlalu sering mengonsumsinya bisa menyebabkan kenaikan tekanan darah yang berbahaya.

  1. Kurangi Gula

Tak hanya makanan manis seperti kue atau permen, kita juga harus mengurangi asupan minuman manis seperti teh manis, kopi instan, minuman bersoda, dan lain-lain demi mencegah kenaikan berat badan dan risiko diabetes.

 

Sumber:

  1. Davis, Anna. 2019. Solo dining is bad for our mental health—and for the planet. https://qz.com/1738347/eating-alone-is-bad-for-our-mental-health-and-the-planet/. (Diakses pada 13 November 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi