Terbit: 15 June 2017 | Diperbarui: 5 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Kabar tentang anak artis Oki Setiana Dewi yang terkena penyakit campak membuat cukup banyak orang tua khawatir tentang penyakit ini. Apalagi campak memang cenderung sering menyerang anak-anak mengingat virus penyebab penyakit ini bisa saja menular lewat udara atau bahkan percikan air liur yang berasal dari batuk-batuk atau bersin dari orang yang sakit. Sebenarnya, seperti apa gejala dari penyakit campak ini?

Lebih Dalam Mengenal Campak, Penyakit yang Kerap Menyerang Anak

Pakar kesehatan dr. Meta Hanindita, SpA yang berasal dari RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, menyebutkan jika saat anak terkena campak, maka Ia akan mengalami gejala layaknya demam tinggi yang bisa berlangsung selama 3 hingga 5 hari, munculnya rasa nyeri saat menelan, diare, dan tubuh yang lemas. Campak sendiri bisa memberikan gejala khusus berupa munculnya bintik-bintik merah dan gejala 3C atau conjungtivitis, coryza, dan cough yang berarti mata memerah, berair, dan gatal, serta pilek dan batuk-batuk. Biasanya, bintik merah ini akan muncul saat panas tubuh sedang sangat tinggi di hari ke-4 atau ke-5. Pada awalnya, bintik-bintik ini akan muncul di dekat rambut, dahi, bagian belakang telinga dan akhirnya ke seluruh tubuh.

Penyakit yang dikenal masyarakat umum sebagai gabagen atau tampek ini kerap terjadi pada anak-anak yang tidak diberi vaksin. Sebagai informasi, vaksin memang masih menjadi hal yang kontroversial di sebagian masyarakat karena menganggapnya melemahkan kesehatan anak atau tidak halal. Padahal, jika tidak diberi vaksin, anak bisa saja terkena campak dan terkena komplikasi lainnya yang bisa berdampak fatal.

Melihat adanya fakta ini, ada baiknya orang tua memahami pentingnya vaksin bagi kesehatan anak. Memang, anak bisa saja mengalami demam setelah imunisasi. Namun, hal tersebut disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang sedang memberikan reaksi pada vaksin dan membuatnya menjadi lebih kuat. Jika ada isu yang menyebabkan adanya kandungan babi pada vaksin, telah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa kabar tersebut tidak benar adanya sehingga orang tua tidak perlu lagi mengkhawatirkan hal ini.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi