Terbit: 14 March 2019 | Diperbarui: 5 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Banyak orang yang berpikir jika kurang tidur akan membuat badan lemas dan lesu. Hal ini dikaitkan dengan masalah tekanan darah rendah atau hipotensi, namun kita tentu pernah mendengar bahwa kurang tidur justru akan meningkatkan tekanan darah. Sebenarnya, kurang tidur meningkatkan atau menurunkan tekanan darah?

Kurang Tidur Memicu Tekanan Darah Tinggi atau Rendah?

Dampak kurang tidur bagi tekanan darah

Sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam Mayo Clinic menghasilkan fakta bahwa kebiasaan tidur kurang dari lima jam di malam hari akan meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi. Jika yang melakukannya adalah penderita hipertensi atau orang-orang dengan riwayat keluarga dengan penyakit ini, maka kondisi penyakitnya cenderung akan semakin memburuk. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa kebiasaan tidur kurang dari enam jam setiap malam akan meningkatkan tekanan darah hingga 20 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidur cukup setiap malam.

Kurang tidur mengganggu respons stres tubuh

Istirahat malam akan membuat tubuh mampu mengendalikan sistem saraf otonom. Sebagai informasi, sistem saraf ini memiliki kaitan dengan kemampuan tubuh dalam merespons stres. Jika kita mengalami stres akibat pekerjaan misalnya, maka organ tubuh layaknya otak dan jantung akan bekerja dengan lebih keras demi membantu tubuh lebih aktif sehingga mampu segera menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Sayangnya, kurang tidur akan membuat respons stres ini cenderung tetap aktif. Padahal, saat tidur respons ini seharusnya sudah berhenti. Hal ini akan membuat produksi hormon-hormon tertentu seperti hormon kortisol menjadi semakin berlebihan dan akhirnya mempengaruhi berbagai macam sistem dan kondisi tubuh, termasuk bagi organ kardiovaskular.

Keberadaan hormon kortisol ini akan membuat pembuluh darah semakin mengecil. Sayangnya, hal ini juga akan berimbas pada meningkatnya tekanan darah dengan signifikan. Jika hal ini terus terjadi, maka risiko terkena hipertensi yang berbahaya akan semakin meningkat. Selain itu, hal ini juga akan membuat gangguan pada sistem metabolisme glukosa yang akhirnya akan meningkatkan risiko diabetes dengan signifikan.

Pengaruh kurang tidur pada aktivitas hormon tubuh

Saat tidur malam, bagian hipofisis dan hipotalamus otak yang berperan besar dalam mengendalikan hormon adrenalin dan kortisol akan terganggu. Padahal, hormon-hormon ini akan memberikan pengaruh besar pada kondisi tekanan darah tubuh. Hal ini juga akan ikut meningkatkan risiko terkena hipertensi dengan signifikan.

Selain kurang tidur, kebiasaan begadang juga akan bisa memberikan dampak buruk bagi tekanan darah. Sebagai informasi, hormon kortisol atau hormon stres seharusnya berada di titik terendah di jam etngah malam hingga pukul 04.00 dini hari. Jika kita tidak tidur, maka kadar hormon ini tidak bisa turun sebagaimana mestinya dan akhirnya menyebabkan stres fisik ataupun psikis yang akhirnya mempengaruhi tekanan darah dan risiko hipertensi.

Seberapa lama waktu tidur yang dianggap ideal dan tidak akan memicu datangnya hipertensi?

Pakar kesehatan dari National Sleep Journal berdasarkan laporan berjudul Sleep Health Journal menyebut waktu tidur yang ideal bagi setiap orang bisa berbeda-beda. Hanya saja, secara umum, bagi bayi atau balita biasanya akan tidur dengan waktu 16 hingga 18 jam. Anak-anak di usia pra-sekolah bisa tidur selama 11 hingga 12 jam setiap hari. Sementara itu, anak-anak SD dan mereka yang berusia remaja cenderung akan tidur selama 9 hingga 10 jam. Bagi orang dewasa, waktu tidur yang ideal biasanya adalah 7 atau 8 jam.

Jika ingin tidur dengan nyenyak setiap malam, kita bisa membersihkan diri sebelum tidur atau mengondisikan kamar agar lebih nyaman untuk dijadikan tempat beristirahat. Selain bersih dan rapi, kita bisa membuat kamar menjadi lebih redup, lebih senyap, atau lebih rendah suhu udaranya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi