Terbit: 2 August 2019 | Diperbarui: 31 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Sudah menjadi rahasia umum jika kurang tidur bisa menyebabkan dampak kesehatan yang kurang baik. Tak hanya membuat tubuh mengantuk, sulit berkonsentrasi, dan lemas, dalam realitanya kurang tidur juga bisa membuat kita makan lebih banyak. Sebenarnya, apa sih penyebab dari dampak buruk ini?

Penyebab Kurang Tidur Bisa Bikin Kita Makan Lebih Banyak

Kaitan antara kurang tidur dan peningkatan selera makan

Berdasarkan sebuah penelitian, dihasilkan fakta bahwa kurang tidur memang bisa memberikan dampak berupa peningkatan nafsu makan dengan signifikan. Tak hanya akan membuat kita makan dengan porsi yang lebih banyak. Hal ini juga bisa membuat kita seperti tidak mudah kenyang meskipun sudah banyak mengonsumsi makanan ataupun camilan.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam The Annals of Internal Medicine dan diunggah oleh situs Times of India, dihasilkan fakta bahwa orang-orang yang mengalami masalah kurang tidur cenderung memiliki kadar hormon ghrelin yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan waktu tidur yang cukup setiap malam. Masalahnya adalah hormon ini memberikan pengaruh besar bagi nafsu makan kita.

Hormon ini sebenarnya berfungsi sebagai pengirim sinyal menuju otak sehingga bisa menentukan kapan kita perlu merasa lapar atau membutuhkan makanan, dan meningkatkan nafsu makan. Jika kondisi hormon ini mengalami kekacauan, maka risiko untuk mengalami gangguan pola makan pun akan naik dengan signifikan.

Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan 10 orang yang mengalami masalah obesitas atau berat badan berlebih ini menghasilkan fakta bahwa peningkatan kadar hormon ghrelin akibat kurang tidur akan membuat kita mudah lapar, membuat retensi lemak meningkat, dan membuat pembakaran kalori menurun.

Kurang tidur memang bisa mengganggu kondisi kesehatan tubuh

Penelitian lain yang dilakukan pada 2016 silam juga membuktikan bahwa kurang tidur bisa meningkatkan kadar endocannabinoid, sejenis senyawa kimia yang diproduksi oleh otak dan mengendalikan motoric, emosi, serta perilaku. Selain itu, senyawa kimia ini juga mempengaruhi suasana hati, fungsi memori, dan nafsu makan.

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidur cukup sekitar 8 jam setiap malam. Dengan mendapatkannya, maka tubuh akan mengalami keseimbangan hormon atau senyawa kimia yang berpengaruh pada terjaganya nafsu makan agar tidak berlebihan.

Berbagai bahaya dari kurang tidur

Selain meningkatkan nafsu makan dan berat badan. Pakar kesehatan menyebut ada bahaya lain yang bisa didapatkan jika kita kurang tidur.

Berikut adalah dampak-dampak tersebut.

  1. Bisa memicu diabetes

Kurang tidur akan mengacaukan keseimbangan hormon, termasuk hormon kortisol dan norenepherine yang mempengaruhi sensitivitas insulin. Jika sampai tubuh mengalami masalah produksi insulin, maka kadar gula darah tidak bisa dimetabolisme dengan maksimal dan akhirnya meningkatkan risiko diabetes.

  1. Bisa memicu stroke

Kurang tidur akan membuat kinerja jantung menurun. Jika sampai hal ini terjadi, aliran darah menuju otak akan terganggu. Hal inilah yang kemudian bisa meningkatkan risiko terkena stroke.

  1. Bisa memicu hipertensi

Jika kita tidur kurang dari enam jam setiap hari, maka risiko untuk terkena tekanan darah tinggi atau hipertensi akan meningkat dengan signifikan. Masalahnya adalah tekanan darah tinggi bisa meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular yang berbahaya.

  1. Bisa memicu kanker payudara

Kanker payudara akan mengacaukan hormon estrogen. Masalahnya adalah jika kondisi ini terjadi cukup parah, maka akan menyebabkan kenaikan risiko terkena kanker payudara dengan signifikan.

  1. Bisa menurunkan fungsi otak

Tak hanya membahayakan organ seperti jantung atau pembuluh darah, dalam realitanya kurang tidur juga bisa membuat fungsi otak menurun drastis. Kita akan sulit berpikir dengan jernih, mendapatkan informasi, hingga mengalami penurunan daya ingat dengan signifikan akibat hal ini.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi