Terbit: 23 March 2019 | Diperbarui: 31 May 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Anda masih ingat dengan Dolly, domba putih yang sempat menggemparkan publik oleh karena ia adalah domba hasil kloningan? ‘Lahirnya’ Dolly pada 5 Juli 1996 di Skotlandia seakan menjadi milestone bagi perkembangan teknologi di dunia medis. Bertahun-tahun setelahnya, para ilmuwan pun semakin ‘gila’ dengan melakukan kloning manusia. Apa itu kloning? Benarkah kloning terhadap manusia bisa dilakukan?

Kloning Manusia, Mungkinkah Bisa Dilakukan?

Apa Itu Kloning?

Kloning adalah istilah dalam dunia medis untuk menggambarkan proses pengambilan elemen genetik dari satu makhluk hidup guna kemudian diduplikasi sehingga menghasilkan makhluk hidup identik lainnya.

Kloning selalu menjadi hal menarik sekaligus kontrovesial untuk dibicarakan. Ini melihat bahwa proses kloning seakan-akan menabrak hukum alam bahwa hanyalah Sang Pencipta yang bisa menciptakan makhluk hidup. Namun, kehadiran Dolly membuktikan kalau makhluk hidup kini bisa menciptakan makhluk hidup, kendati tidak sempurna.

Fakta-Fakta Kloning (Benarkah Ada Kloning Manusia?)

Seperti yang sudah disebutkan di atas, kloning adalah topik yang menarik untuk dibicarakan. Berikut ini beberapa fakta kloning yang mungkin jarang orang ketahui, termasuk isu seputar kloning manusia yang pernah dilakukan.

1. Dolly Ternyata Bukan Makhluk Hasil Kloning Pertama

Mendengar kata kloning, hampir sebagian besar kita langung teringat pada Dolly. Ya, berita tentang kelahiran Dolly yang diklaim merupakan hasil kloningan terdengar sampai ke penjuru dunia dan membuat publik terheran-heran pada waktu itu.

Namun jika ditilik ke belakang, sebenarnya jauh sebelum Dolly, ilmuwan telah berhasil menciptakan hewan hasil kloning. Adalah Hans Driesch, seorang ahli biologi dari Jerman yang pada tahun 1880 mengkloning seekor landak laut.

Dolly sendiri harus disuntik mati (euthanasia) pada tahun 2003 akibat penyakit arthritis dan paru kronis yang dideritanya. Namun, saudara Dolly yang juga merupakan domba kloning yakni Daisy, Denise, Dianna, dan Debbie tidak mengalami gangguan kesehatan apapun dan masih hidup.

Keberhasilan tim peneliti dalam ‘menciptakan’ Dolly lantas mengilhami sejumlah ilmuwan lainnya untuk melakukan hal yang sama di tahun-tahun berikutnya. Seperti para peneliti di Korea Utara yang berhasil mengkloning seekor anjing pelacak bernama Chase menjadi 6 (enam) anjing sejenis yang kemudian bertugas di kepolisian.

Apakah kemudian ilmuwan bisa melakukan kloning manusia? Simak terus artikel ini, ya!

2. Kloning Tak Melulu Kembar Identik

Kendati kloning dilakukan dengan cara mengambil materi genetik dari subjek tertentu, hasil kloning tak melulu seratus persen identik.

Setidaknya hal inilah yang terjadi pada Cc, kucing betina ras Calico hasil kloningan yang ternyata secara fisik tidak terlihat sama dengan sang induk, yakni warna dan pola bulu. Faktanya, bulu kucing tidak terpengaruh faktor genetik secara langsung, melainkan adanya penonaktifan kromosom X pada kucing betina yang terdiri dari dua pasang sel.

Aktivitas penonaktifan kromosom X tersebut berlangsung secara acak guna menentukan keseluruhan pola bulu kucing tersebut.

3. Anak Kembar Adalah Manifestasi Alami Kloning Manusia

Banyak pasangan di dunia (mungkin termasuk Anda salah satunya) yang dianugerahi anak kembar. Tanpa disadari, fenomena anak kembar sejatinya adalah manifestasi alamiah dari kloning manusia. Kloning adalah ketika 2 (dua) individu memiliki kode genetik yang sama. Dengan begitu, anak kembar (khususnya kembar identik) adalah hasil kloning karena DNA yang dimiliki identik satu sama lain.

Bagaimana seseorang bisa melahirkan anak kembar identik?

Sesaat setelah sperma berhasil menembus sel telur, sel yang dibuahi tersebut lantas membelah diri menjadi dua, empat, delapan, dan seterusnya. Pada kelanjutannya, sel-sel ini berkembang menjadi organ dan kemudian janin. Di beberapa kasus, acap kali sel yang telah berkembang pasca pembelahan pertama memisahkan diri sehingga menghasilkan dua janin berbeda dengan kode genetik yang sama. Ini yang disebut kloning.

Proses kloning alami adalah hal yang hingga saat ini menjadi misteri dan belum dapat diketahui penyebab pastinya. Dari sinilah kemudian para ilmuwan berpikir untuk melakukan kloning terhadap manusia.

4. Kloning Manusia Buatan Pernah Dilakukan (?)

Clonaid, sebuah lembaga bioteknologi yang berbasis di Kanada, pada bulan Desember 2002, mengklaim telah berhasil melahirkan manusia hasil kloning yang lantas diberi nama Eve.

Tak hanya Eve, Clonaid yang disebut-sebut sebagai pengikut sekte Raelian—sekte yang memercayai bahwa umat manusia diciptakan melalui proses kloning oleh makhluk luar angkasa 25 ribu tahun yang lalu—juga telah ‘melahirkan’ seorang bayi perempuan dengan menggunakan teknologi fertilisasi invitro (IVF) yang kerap diimplementasikan kepada pasangan yang sulit memiliki keturunan.

Kloning manusia yang dilakukan Clonaid disebut telah menghasilkan 12 manusia, dan diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan permintaan yang diterima. Namun, klaim Clonaid tersebut belum bisa dikatakan sebuah fakta karena lembaga tersebut selalu mengelak saat dimintai bukti fisik oleh sejumlah peneliti dan media.

Dua tahun berselang, tim peneliti dari Seoul National University yang dikepalai oleh Woo-Suk Hwang merilis jurnal yang isinya memuat laporan penelitian mereka. Disitu disebutkan jika Hwang dan tim berhasil melakukan kloning terhadap manusia dan menghasilkan embrio yang ditempatkan dalam sebuah tabung reaksi.

Sama seperti Clonaid, pernyataan Hwang ini tidak bisa dibuktikan validitasnya secara jelas, sehingga pada medio 2006, jurnal Hwang ditarik.

Kloning Manusia Terlalu Sulit, Masih Mungkinkah Dilakukan?

Secara teknis, kloning terhadap manusia sangat sulit untuk direalisasikan. Masalahnya, sel telur manusia memiliki protein spindle. Protein spindle adalah protein yang memiliki peran penting dalam pembelahan sel. Letaknya dekat dengan kromosom yang berada di dalam sel telur.

Proses kloning kemudian berdampak pada hilangnya inti sel telur yang berfungsi sebagai ruang untuk menaruh inti sel genetik donor, yang lantas menghilangkan protein spindle tersebut. Tidak adanya protein spindle mengakibatkan terganggunya pembelahan sel.

Atas dasar itu, sulit rasanya untuk menciptakan manusia kloning (setidaknya untuk saat ini). Seiring teknologi di dunia medis yang terus berkembang, bukan tidak mungkin di masa depan manusia kloning benar-benar ada. Semoga bermanfaat!


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi