Terbit: 17 April 2017 | Diperbarui: 31 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Meskipun bisa membuat makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari menjadi lebih manis sehingga lebih enak untuk disantap, dalam realitanya gula bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang berbahaya layaknya obesitas, diabetes, dan lain sebagainya. Kesadaran masyarakat untuk mulai mengurangi asupan gula pun semakin meningkat sehingga kini semakin banyak orang yang mencari penggantinya layaknya dengan menggunakan madu atau kurma yang dianggap lebih sehat. Sayangnya, menurut pakar kesehatan, madu dan kurma kini ternyata tidak lebih sehat jika dibandingkan dengan gula. Kok bisa?

Kini, Madu dan Kurma Tak Lagi Lebih Sehat Dari Gula

Pakar kesehatan menyebutkan bahwa jika kita membicarakan madu atau kurma asli, maka bahan makanan tersebut memang jelas-jelas lebih sehat dari gula. Namun, dalam industri pangan modern seperti sekarang ini, sangat sulit mendapatkan kurma dan madu yang alami dan menyehatkan. Kini,kurma telah menjadi manisan dan madu juga kini seringkali sudah dicampur dengan gula.

Buah kurma yang banyak dijual di pasaran ternyata seringkali sudah direndam pada air gula. Sementara itu, jika kita mengecek pada label bahan pembuat madu, gula seringkali digunakan sebagai salah satu pemanis atau pengawet pangan alaminya. Melihat adanya fakta ini, kita pun diharapkan tidak mudah percaya dengan produk makanan yang dianggap mampu menggantikan gula namun sebenarnya sama saja memiliki kandungan gula tersebut.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi asupan gula demi kesehatan tubuh kita? Pakar kesehatan menyebutkan bahwa gula sebenarnya masih tidak apa-apa untuk kita konsumsi. Namun, ada baiknya memang kita lebih baik dalam mengatur porsinya sehingga tidak berlebihan. Kementerian Kesehatan RI sendiri sudah memberikan rekomendasi asupan gula harian yakni maksimal sebanyak 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan. Namun, jika kita ingin lebih aman, ada baiknya mengikuti rekomendasi WHO yang hanya menyarankan asupan maksimal 25 gram atau 2 sendok makan saja setiap hari.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi