Terbit: 12 April 2019 | Diperbarui: 8 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Pertolongan pertama keracunan makanan adalah tindakan yang harus segera dilakukan untuk mengatasi gejalanya, seperti mual, muntah, diare, atau kram perut. Keracunan makanan adalah kondisi yang muncul akibat mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh organisme menular, seperti bakteri, virus, parasit, zat beracun. Zat beracun sendiri dapat mencemari makanan kapan saja selama proses memasak atau penyimpanan makanan. Selengkapnya simak langkah pertolongan pertama pada keracunan makanan di bawah ini.

7 Pertolongan Pertama Keracunan Makanan (Disertai Penyebab & Cara Mencegah)

Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan

Jika mengetahui Anda atau seseorang di dekat Anda mengalami keracunana makanan, berikut pertolongan pertama pada keracunan makanan yang harus Anda lakukan, di antaranya:

1. Minum banyak air

Bila penderita keracunan makanan mengalami muntah dan diare, pertolongan pertama keracunan makanan adalah segera memberikan cairan yang cukup seperti air putih, oralit atau campuran air putih dengan gula 2 sendok teh dan garam ½ sendok teh, atau air kelapa untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang.

Perlu dingat, jangan minum cairan terlalu cepat karena dapat memperburuk mual dan muntah, jadi minumlah sedikit demi sedikit dalam beberapa jam.

2. Buang air kecil

Orang yang mengalami keracunan harus buang air kecil secara berkala, dan perhatikan warna urine – biasanya jernih. Jika urine gelap, ini menandakan dehidrasi dan biasanya disertai pusing. Jika salah satu dari tanda dan gejala ini terjadi dan tidak bisa minum cukup cairan, segera pergi ke rumah sakit terdekat.

3. Konsumsi makan ringan

Begitu keracunan makanan, pertolongan pertama keracunan makanan juga bisa diberi makanan ringan dan hambar seperti biskuit, roti, nasi putih atau pisang.

4. Minum obat tablet karbon aktif

Berikan tablet karbon aktif untuk menyerap racun di dalam saluran pencernaan yang diminum dengan air putih. Meskipun dijual bebas untuk pertolongan pertama pada keracunan makanan, sebaiknya dengan anjuran dari dokter.

5. Minum susu

Bila tidak ada tablet karbon aktif, pertolongan pada keracunan makanan bisa mengonsumsi susu untuk mengikat racun dalam saluran pencernaan dan merangsang penderita untuk muntah sehingga racun keluar dan tidak beredar dalam tubuh. Namun, jika penderita mengalami diare, sebaiknya tidak diberikan susu.

6. Tundukan kepala jika muntah

Penanganan keracunan makanan ini cukup mudah, bila keracunan makanan hendak muntah, usahakan agar penderita keracunan dalam keadaan kepala menunduk agar cairan muntah tidak masuk ke dalam saluran pernapasan.

7. Bawa ke rumah sakit

Jika, pertolongan pertama pada keracunan tidak mengurangi gejalanya, sebaiknya segera pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan segera, atau Anda bisa menghubungi Sentra Informasi Keracunan (SIKer) Indonesia di nomor 1500533.

Penyebab Keracunan Makanan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyebab keracunan adalah virus, bakteri, parasit, dan racun, yang akan dijelaskan lebih lengkap berikut ini:

1. Virus dan bakteri

Virus adalah penyebab keracunan makanan paling sering. Penyebab tertinggi berikutnya adalah bakteri. Sekitar 31 patogen virus dan bakteri yang menyebabkan keracunan.

Patogen yang paling umum yang menyebabkan keracunan makanan adalah:

  • Clostridium perfringens
  • Campylobacter
  • Norovirus
  • Salmonella
  • Staphylococcus aureus

Sementara patogen yang paling sering menyebabkan rawat inap karena kontaminasi makanan atau cairan adalah:

  • Salmonella
  • Norovirus
  • Campylobacter
  • Toxoplasma gondii
  • Escherichia coli (E. coli)

Patogen yang paling sering yang menyebabkan kematian adalah:

  • Salmonella
  • Toxoplasma gondii
  • Listeria monocytogenes
  • Norovirus
  • Campylobacter

Sumber infeksi terdiri dari kategori keracunan makanan terbesar, tetapi seperti yang terlihat dari kategori teratas, infeksi virus merupakan bagian terbesar dari pasien yang terinfeksi tetapi jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menyebabkan rawat inap dan kematian daripada bakteri Salmonella.

Karena sebagian besar penyebab tidak spesifik, mungkin mirip dengan susunan penyebab yang terdiagnosis, pengelompokan virus dan bakteri ini dianggap sebagai penyebab utama keracunan makanan.

2. Racun

Banyak zat racun yang bisa menyebabkan keracunan makanan. Beberapa racun diproduksi oleh bakteri dalam makanan, tumbuhan, hewan atau organisme lain yang dicerna. Banyak tanaman dan hewan yang beracun dalam kondisi tertentu, tetapi jarang dijumpai.

Meskipun ada banyak bakteri, tanaman, dan racun lain yang dapat dicerna dengan makanan dan air, ini biasanya terbatas pada wabah yang relatif kecil.

3. Parasit

Sebagian besar parasit dicerna dengan makanan atau air yang terkontaminasi menyebabkan keracunan. Beberapa parasit yang dicerna termasuk:

  • Giardia
  • Amuba
  • Trichinella
  • Taenia solium

4. Bahan kimia

Selanjutnya adalah bahan kimia tertentu dianggap racun yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Contoh bahan kimia yang menjadi penyebab keracunan adalah merkuri, ditemukan dalam air minum dan ikan seperti tuna dan marlin. Contoh bahan kimia lain yang bisa beracun jika mencemari makanan dan air adalah pestisida, bifenil poliklorinasi, dan timbal.

5. Penyebab keracunan makanan lainnya

Beberapa kebiasaan yang tidak disadari berikut ini kemungkinan dapat menyebabkan keracunan makanan:

  • Tidak menyimpan makanan dengan suhu yang tepat, misalnya tidak disimpan di kulkas, terutama produk daging dan produk olahan susu.
  • Tidak memasak makanan secara merata, terutama daging unggas, burger, dan sosis.
  • Mengimpan makanan matang di ruangan dengan suhu hangat terlalu lama.
  • Mengonsumsi makanan yang sudah melewati masa kedaluwarsa.
  • Kontaminasi silang, misalnya memakai pisau pemotong daging mentah untuk mengiris roti, menyimpan daging mentah di atas makanan siap makan sehingga cairan dari daging menetes ke makanan di bawahnya.
  • Orang yang sakit atau dengan tangan yang kotor menyentuh makanan.

Cara Mencegah Keracunan Makanan

Mencegah keracunan makanan dapat dilakukan di keseharian Anda sebelum makan, dan berikut adalah cara mencegah keracunan makanan yang harus Anda terapkan:

1. Menjaga kebersihan

Sering-seringlah mencuci tangan. Kuman dapat bertahan hidup di banyak tempat di sekitar dapur Anda, termasuk tangan, peralatan dapur, dan talenan. Cuci buah dan sayuran segar dengan air mengalir.

2. Hindari kontaminasi silang

Meskipun setelah membersihkan tangan, alat potong atau wadah dengan saksama, setelah memotong dan membersihkan daging mentah, unggas, makanan laut, dan telur, ini masih dapat menyebarkan kuman, kecuali menggunakan alat dapur yang terpisah.

3. Masak makanan hingga matang

Masak dengan suhu yang tepat. Banyak orang berpikir bahwa mereka dapat mengetahui kapan makanan matang hanya dengan memeriksa warna dan teksturnya, tetapi tidak semudah itu. Meski agak repot, Anda bisa menggunakan termometer makanan untuk memastikan bahwa makanan dimasak pada suhu internal yang aman: 145 F (62,77 C) untuk daging utuh (tiriskan selama 3 menit sebelum disajikan atau dikonsumsi), 160 F (71,11 C) untuk daging giling, dan 165 F (73,89 C) untuk semua jenis unggas.

4. Simpan makanan di kulkas dengan benar

Simpan makanan di kulkas dengan suhu yang diatur di bawah 40 F (4,44 C). Kuman dapat tumbuh di banyak makanan dalam waktu 2 jam kecuali menimpannya di kulkas.

Saat bepergian ke luar negeri, terutama negara berkembang, sebaiknya mencuci buah atau sayuran sebelum dimakan, dan minumlah minuman kemasan yang masih disegel.

Berikut ini adalah beberapa contoh makanan yang mudah terkontaminasi jika tidak ditangani, disimpan, atau diolah dengan baik:

  • Daging mentah
  • Susu
  • Makanan siap saji, misalnya potongan daging matang, keju lembek, dan roti isi kemasan.
  • Telur mentah
  • Kerang-kerangan mentah

_

Nah, itu dia pertolongan pertama keracunan makanan yang perlu untuk Anda diperhatikan, dan yang terpenting adalah melakukan pencegahan karena pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati kan, Teman Sehat?

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi