Kencing berdarah atau hematuria mungkin kondisi yang dianggap mengkhawatirkan bagi sebagian orang. Meskipun kebanyakan kondisi ini tidak berbahaya, tetapi hematuria dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang serius, misalnya kanker prostat. Lantas apa penyebabnya? Selengkapnya simak daftar penyebabnya di bawah ini!
Penyebab Kencing Berdarah
Hematuria adalah kondisi di mana adanya darah atau sel darah dalam urine. Ada dua jenis utama hematuria, yakni hematuria gross/makro (yaitu darah dalam urine tampak jelas sehingga urin berwarna merah) dan mikroskopis (darah dalam urine tidak tampak dengan mata telanjang, melainkan harus menggunakan mikroskop untuk melihatnya, karena urine tampak berwarna kuning seperti biasa).
Pengobatan sangat tergantung pada penyebabnya, untuk itu penting untuk mengetahui apa yang memicu kondisi tersebut.
Berikut ini daftar kondisi yang menjadi penyebab kencing berdarah:
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK adalah kondisi yang terjadi ketika bakteri memasuki tubuh melalui uretra (saluran kencing) dan berkembang biak di kandung kemih.
Gejala ISK termasuk keinginan untuk terus-menerus untuk buang air kecil, nyeri dan rasa terbakar saat buang air kecil, dan urine berbau menyengat. Untuk sebagian orang, terutama orang dewasa yang lebih tua, salah satu gejala yang mungkin terjadi adalah hematuria mikroskopis. Tidak menutup kemungkinan hematuria kotor juga dapat terjadi.
2. Infeksi Ginjal
Infeksi ginjal (pielonefritis) dapat terjadi ketika bakteri masuk kedalam ginjal dari aliran darah atau berpindah dari ureter (saluran dari kandung kemih ke luar tubuh) ke ginjal.
Tanda dan gejala infeksi ginjal sering kali mirip dengan ISK, meskipun infeksi ginjal lebih cenderung menyebabkan demam dan nyeri pinggang. Selain itu, infeksi ginjal menjadi salah satu penyebab kencing berdarah atau bahkan disertai nanah.
3. Batu Ginjal dan Kandung Kemih
Jika dalam darah mengandung cairan terlalu sedikit dan terlalu banyak limbah, maka limbah dapat mengikat bahan kimia dalam urine. Kondisi ini yang pada akhirnya dapat membentuk batu keras di ginjal atau kandung kemih.
Biasanya, batu yang cukup kecil akan ikut keluar melalui buang air kecil. Namun, batu yang lebih besar mungkin akan tetap berada di ginjal atau kandung kemih atau tersangkut di tempat lain di saluran kemih. Batu yang lebih besar sering kali menyebabkan darah dalam urine.
4. Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal atau glomerulonefritis dapat menjadi penyebab hematuria, terutama hematuria mikroskopis. Ini adalah gejala umum dari glomerulonefritis, yang merupakan peradangan pada sistem penyaringan ginjal.
Glomerulonefritis menjadi bagian dari penyakit sistemik, seperti diabetes, atau bisa terjadi dengan sendirinya. Infeksi virus atau peradangan, penyakit pembuluh darah (vaskulitis), dan gangguan sistem imun seperti penyakit Buerger (IgA nefropati), yang memengaruhi kapiler kecil sebagai penyaring darah di ginjal (glomeruli), dapat memicu glomerulonefritis.
5. Pembesaran Prostat
Penyebab kencing berdarah yang cukup umum pada pria paruh baya dan lebih tua, adalah pembesaran prostat. Ini adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang berada tepat di bawah kandung kemih dan dekat uretra.
Prostat yang membesar dapat menekan uretra, yang kemudian menyebabkan gangguan buang air kecil dan menghambat kandung kemih mengosongkan sepenuhnya. Kondisi ini dapat menyebabkan ISK yang menimbulkan gejala darah dalam urine.
6. Efek Samping Olahraga
Hematuria yang diinduksi olahraga atau exercise-induced hematuria (EIH), atau juga dikenal sebagai hematuria pasca-aktivitas, yang mungkin menjadi penyebab hematuria setelah berolahraga.
Penyebab EIH cenderung karena latihan intensitas tinggi atau aktivitas berat, daripada durasi latihan. Orang yang tidak terhidrasi dengan baik ketika berolahraga mungkin juga memiliki peningkatan risiko darah dalam urine.
7. Kateterisasi Baru-Baru Ini
Kateter urine adalah selang fleksibel yang membantu mengalirkan urine dari kandung kemih. Alat ini dapat digunakan untuk orang yang mengalami kesulitan buang air kecil karena cedera, operasi, atau penyakit.
Dua jenis kateter khusus untuk pria, yaitu kateter menetap dan eksternal, memungkinkan bakteri masuk ke uretra dan berkembang biak. Ini mungkin menyebabkan infeksi saluran kemih, yang merupakan penyebab kencing berdarah pada pria.
8. Endometriosis
Endometriosis dapat menjadi salah satu penyebab hematuria pada wanita. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang melapisi rahim tumbuh di luar rahim.
Meskipun dapat menyerang bagian tubuh mana pun, tetapi endometriosis biasanya terjadi pada lapisan luar rahim, ovarium, dan tuba falopi. Jika tanpa pengobatan, endometriosis dapat memengaruhi kesuburan wanita.
9. Penyakit Keturunan
Anemia sel sabit adalah cacat herediter hemoglobin dalam sel darah merah—yang dapat menyebabkan darah dalam urine, baik hematuria kotor maupun mikroskopis. Begitu juga dengan sindrom Alport, yang memengaruhi membran penyaringan di glomeruli ginjal.
10. Efek Samping Obat-obatan
Beberapa obat dapat menyebabkan darah dalam urine. Misalnya obat antikanker seperti siklofosfamid dan penisilin dapat menyebabkan perdarahan saluran kemih.
Darah dalam urine yang terlihat terkadang terjadi jika mengonsumsi antikoagulan, termasuk aspirin dan pengencer darah heparin. Obat ini juga memicu kondisi yang menyebabkan kandung kemih berdarah.
11. Kanker Tertentu
Meskipun lebih jarang terjadi daripada infeksi dan batu kandung kemih, kanker ginjal atau kandung kemih juga bisa menyebabkan kencing berdarah.
Kanker kandung kemih bisa menyebabkan buang air kecil lebih sering atau lebih jarang. Sedangkan kanker ginjal biasanya tidak memengaruhi kebiasaan buang air kecil, tetapi menyebabkan nyeri punggung bawah.
Kanker prostat juga dapat menimbulkan gejala darah dalam urine, karena kanker yang bertambah besar dapat menekan bagian saluran kencing dan merusaknya.
Kencing Berdarah pada Anak-Anak
Kondisi seperti ISK, batu (di kandung kemih atau ginjal), cedera, dan beberapa penyakit bawaan, seperti penyakit ginjal polikistik, dapat menyebabkan hematuria pada anak-anak. Umumnya hematuria tidak akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut pada anak, karena bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Namun, orang tua atau pengasuh tetap harus membawa anak ke dokter untuk memastikan kondisinya aman. Biasanya, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan hasil urinalisis untuk mendiagnosis penyebab kencing berdarah pada anak.
Adanya darah dan protein dalam urine bisa menandakan gangguan kesehatan yang berkaitan dengan ginjal. Dalam hal ini, mungkin langkah yang terbaik adalah membawa anak ke nefrologis, seorang profesional kesehatan yang berspesialisasi dalam merawat gangguan ginjal.
- Ellis, Mary E. 2019. Why Is There Blood in My Urine?. https://www.healthline.com/health/urine-bloody (Diakses pada 25 Agustus 2021)
- Eske, Jamie. 2019. What to know about blood in urine (hematuria) in females. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325324 (Diakses pada 25 Agustus 2021)
- Lillis, Charlotte. 2019. What causes bloody urine in men?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324824 (Diakses pada 25 Agustus 2021)
- Mayo Clinic Staff. 2020. Blood in urine (hematuria). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/blood-in-urine/symptoms-causes/syc-20353432 (Diakses pada 25 Agustus 2021)