Terbit: 27 April 2021
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Brain freeze atau dalam dunia medis dikenal dengan sebutan sphenopalatine ganglioneuralgia adalah sakit kepala jangka pendek yang biasanya terjadi saat seseorang mengonsumsi es krim atau sesuatu yang sangat dingin. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya.

Kenali Penyebab Brain Freeze dan Cara Mengatasinya

Apa itu Brain Freeze?

Brain freeze adalah sakit kepala jangka pendek yang berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit, akibat makan atau minum sesuatu yang dingin.

Keadaan yang juga dikenal dengan sebutan ice cream headache ini terkait dengan saraf-saraf yang terdapat di otak. Selain itu, sensasi tidak menyenangkan pada kepala ini juga disebut cold-induced headache.

Gejala Brain Freeze

Gejala yang bisa muncul termasuk nyeri yang tiba-tiba di bagian depan kepala. Rasa sakit bisa berlangsung dari beberapa detik hingga menit, tergantung seberapa banyak makanan dingin atau cairan yang Anda konsumsi.

Biasanya, rasa sakit akibat keadaan ini paling terasa di dahi dan kemudian dapat menyebar ke pelipis dan bagian belakang kepala. Beberapa orang mungkin menggambarkan ketidaknyamanan seperti ditusuk, sementara individu yang mengalami migrain mungkin menganggapnya sebagai nyeri yang berdenyut.

Baca Juga: Sakit Kepala Berulang: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Penyebab Brain Freeze

Meski brain freeze adalah kondisi yang terkait dengan es krim, hal tersebut bukanlah satu-satunya penyebab, stimulus dingin apa pun dapat menyebabkan nyeri saraf yang terkait dengan sensasi ‘otak beku’.

Berikut adalah penyebab lain otak beku, di antaranya:

  • Pendinginan kapiler sinus oleh stimulus dingin, yang mengakibatkan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah).
  • Penghangatan kembali dengan cepat oleh rangsangan hangat seperti udara, yang menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah).
  • Perubahan suhu dengan cepat di dekat saraf sensitif langit-langit mulut ini menciptakan sensasi otak beku. Kedekatan saraf yang sangat sensitif dan perubahan rangsangan yang ekstrem inilah yang menyebabkan saraf bereaksi.

Beberapa peneliti menduga, mengonsumsi makanan atau cairan yang sangat dingin dapat mengubah aliran darah di otak. Rasa dingin dipindahkan dari langit-langit mulut ke saraf otak, dan ini menyebabkan semacam reaksi di otak.

Para peneliti menemukan bahwa meminum air es meningkatkan aliran darah di arteri otak depan, tetapi tidak di pembuluh darah tengah. Air es juga menyebabkan peningkatan resistensi di otak.

Dengan temuan tersebut, para peneliti menyimpulkan bahwa rasa nyeri akibat otak beku sebenarnya disebabkan oleh peningkatan aliran darah dan resistensi di pembuluh darah otak. Meski begitu, para peneliti juga tidak yakin secara pasti apa yang secara spesifik menyebabkan otak beku. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami penyebab sensasi ini.

Siapa yang Berisiko Mengalami Brain Freeze?

Pada dasarnya, siapa pun bisa mengalami pembekuan otak. Anak-anak lebih mungkin mengalaminya karena mereka mungkin belum belajar untuk mengontrol asupan yang masuk ke dalam mulut, terutama minum-minuman yang dingin.

Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa sphenopalatine ganglioneuralgia lebih sering terjadi pada orang yang pernah mengalami migrain.

Perlu diketahui juga, meski setiap orang memiliki saraf trigeminal, tidak semua orang mengalami otak beku. Beberapa orang memiliki saraf yang lebih sensitif daripada yang lain dan seseorang yang mengalami hal ini lebih mungkin mengalami migrain.

Sebuah studi mengungkapkan bahwa wanita yang pernah mengalami migrain, dua kali lebih mungkin mengalami otak beku dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menderita migrain.

Brain Freeze dan Migrain

Paparan dingin melalui mulut atau hidung mengaktifkan sistem saraf trigeminal dan menyampaikan informasi ini ke seluruh kepala. Itu sebabnya rasa sakit dirasakan di kepala dan bukan di mulut atau hidung, tempat sensasi dingin itu berasal.

Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang mengalami migrain mungkin lebih rentan mengalami otak beku. Hal ini disebabkan karena saraf trigeminal pada seseorang yang memiliki migrain sudah sensitif dan rangsangan dingin dapat mengaktifkan jalur saraf ini.

Beberapa peneliti menduga saraf trigeminal merespons penurunan suhu di tenggorokan dan mulut dengan mengirimkan sinyal rasa sakit ke bagian depan otak. Apakah saraf secara khusus merespons dingin atau penurunan suplai darah dan oksigen ke otak secara tiba-tiba—atau keduanya—masih belum jelas.

Cara untuk Menghilangkan Sensasi Brain Freeze

Jika Anda mengalami sakit kepala karena es krim, cobalah untuk mengembalikan suhu mulut dan tenggorokan ke suhu normal:

  • Berhenti makan atau minum sesuatu yang dingin.
  • Minumlah cairan hangat atau bersuhu ruangan.
  • Arahkan lidah ke langit-langit mulut untuk menciptakan kehangatan di area tersebut.
  • Menutupi mulut dan hidung dengan tangan, kemudian bernapas cepat untuk meningkatkan aliran udara hangat ke langit-langit mulut.

Baca Juga: Sakit Kepala Setelah Olahraga: Penyebab dan Cara Mencegah

Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Brain Freeze

Satu-satunya cara untuk mencegah otak beku adalah dengan menghindari perubahan suhu ekstrem yang tiba-tiba di mulut, tenggorokan, dan kepala. Sebagai contoh:

  • Hindari konsumsi makanan dan minuman beku.
  • Konsumsi makanan atau minuman dingin dengan perlahan.
  • Menggunakan syal atau masker wajah untuk melindungi Anda dari udara dingin.

Beberapa orang mengatakan bahwa minum air hangat secara perlahan setelah rasa sakit dapat membantu mengurangi gejala.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Seperti yang disebutkan sebelumnya, keadaan ini biasanya hilang dengan cepat. Akan tetapi, sakit kepala juga bisa menjadi pertanda sesuatu yang serius.

Jika rasa sakit menyebabkan Anda kehilangan penglihatan, kesulitan bergerak, hingga sulit berbicara, segera dapatkan bantuan medis. Seorang ahli saraf akan berusaha untuk menentukan penyebab sakit kepala dan menemukan rencana perawatan yang tepat untuk mengendalikan rasa sakit.

Pada sebagian besar kasus, brain freeze adalah kondisi yang tidak membutuhkan perawatan medis khusus.

 

  1. Anonim. What Causes Brain Freeze?. https://www.hackensackmeridianhealth.org/HealthU/2020/08/21/what-causes-brain-freeze/. (Diakses pada 27 April 2021).
  2. Anonim. Brain Freeze. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21478-brain-freeze#symptoms-and-causes. (Diakses pada 27 April 2021).
  3. Brusie, Chaunie. 2017. What Causes Sphenopalatine Ganglioneuralgia (Brain Freeze) and Tips for Prevention. https://www.healthline.com/health/sphenopalatine-ganglioneuralgia-brain-freeze. (Diakses pada 27 April 2021).
  4. Nierenberg, Cari . 2018. What Is Brain Freeze?. https://www.livescience.com/64131-brain-freeze.html. (Diakses pada 27 April 2021).
  5. Nordqvist, Joseph. 2017. Why does ice cream cause brain freeze?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/244458#Vasodilation-is-probably-part-of-a-self-defense-mechanism. (Diakses pada 27 April 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi