DokterSehat.Com- Kematian adalah salah satu misteri dalam dunia sains. Namun, baru-baru ini para ilmuwan yang berasal dari Stanford University, Amerika Serikat, berhasil menemukan sebuah software yang memungkinkan kita untuk memprediksi kapan manusia bisa mati. Software ini bahkan disebut-sebut memiliki tingkat akurasi yang tinggi, yakni mencapai 90 persen.

Hanya saja, software ini hanya mampu memprediksi kematian manusia yang ada dalam kondisi kritis, bukannya yang masih dalam kondisi sehat atau bugar. Sebagai contoh, alat ini bisa memprediksi kematian manusia yang baru saja mengalami kecelakaan fatal atau yang mengidap penyakit berbahaya sehingga mengalami koma.
Software yang memakai kecerdasan buatan ini dikembangkan para ilmuwan dengan mengambil data dari 160 ribu pasien berusia dewasa dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit Stanford serta Lucile Packard. Data-data ini berisi rekam jejak kesehatan pasien yang meliputi diagnosis penyakit, penanganan medis yang dilakukan, hingga obat-obatan yang dikonsumsi. Setelahnya, data ini dikembangkan dengan algoritma yang kemudian diaplikasikan pada sekitar 40 ribu pasien yang berada dalam kondisi kritis. Hasilnya adalah, software ini akan memberikan peringatan pada dokter tatkala pasien cenderung akan mengarah dalam kondisi yang lebih buruk dan lebih berisiko untuk meninggal dunia.
Sebenarnya, pada tahun 2015 lalu juga ada pengembangan alat yang serupa di Beth Israel Deaconess Medical Center yang ada di Boston, Amerika Serikat. Software yang kini dipakai di layanan medis tersebut bahkan diklaim mampu mengetahui penyakit jauh lebih baik jika dibandingkan dengan dokter biasa sehingga diagnosis bisa dilakukan dengan lebih cepat dan tepat.
Dr. Steve Horng yang ikut mengembangkan software ini menyebut banyak dokter yang merasa terbantu dengan peralatan ini sehingga bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa pasien dalam kondisi kritis.