Banyak orang yang memilih untuk tetap melanjutkan pekerjaannya di kantor meski jam kerja sebenarnya sudah selesai. Lagipula, biasanya hal ini akan dihitung sebagai lembur dan bisa memberikan tambahan pendapatan. Masalahnya adalah pakar kesehatan menyebut kebiasaan berlama-lama bekerja ternyata bisa berimbas buruk bagi tekanan darah, lho.
Dampak Bekerja Terlalu Lama bagi Risiko Hipertensi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Quebec, Kanada, disebutkan bahwa bekerja terlalu lama tak hanya akan menyebabkan kelelahan fisik. Dampaknya juga sangat buruk bagi kondisi mental kita. Kombinasi dari kedua hal inilah yang kemudian bisa memicu peningkatan tekanan darah dan risiko hipertensi.
Fakta ini terungkap setelah para peneliti mengecek kondisi dari 3.500 karyawan dari tiga instansi yang ada di salah satu kota terbesar di Kanada tersebut. Hasilnya adalah, mereka yang bekerja dengan total waktu kurang dari 49 jam seminggu memiliki peningkatan risiko hipertensi tersembunyi sebanyak 70 persen dibandingkan dengan mereka yang bekerja selama 35 jam saja. Risiko hipertensi jangka panjang juga meningkat hingga 66 persen.
Mereka yang bekerja dengan total waktu 41 hingga 48 jam setiap minggu juga mengalami peningkatan risiko terkena hipertensi hingga 54 pesen.
“Masalahnya adalah hipertensi tersembunyi ini bisa meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular yang berpotensi mematikan,” ucap Xavier Trudel, salah satu peneliti yang terlibat dari Laval University, Quebec.
Penelitian ini mempertimbangkan banyak faktor. Selain jam kerja, tekanan dari pekerjaan, hingga kemungkinan terkena stres akibat tuntutan kerja atau otoritas pengambil keputusan yang rendah juga diperhitungkan dalam mengecek seberapa besar efek pekerjaan bagi tekanan darah.
“Semua orang harus menyadari bahwa bekerja dalam jangka panjang bisa menyebabkan dampak sangat buruk bagi kesehatan jantung. Jika mereka sering melakukannya, ada baiknya sering memeriksakan kondisi kesehatannya ke dokter,” saran Trudel.
Mencegah Hipertensi
Tak hanya dengan memperhatikan pekerjaan agar tidak mudah terkena stres, pakar kesehatan menyarankan kita untuk menerapkan gaya hidup sehat jika ingin mencegah datangnya hipertensi.
Beriktu adalah berbagai cara tersebut.
-
Menjaga Berat Badan
Memang, memiliki badan yang kurus belum tentu terbebas dari hipertensi, namun pakar kesehatan menyebut mereka yang memiliki berat badan berlebihan memang lebih rentan mengalami masalah kesehatan ini. Karena alasan inilah sebaiknya memang kita memastikan berat badan berada dalam kondisi ideal.
Jika berat badan berlebihan, maka penurunan berat badan sebanyak 4,5 kg saja sudah bisa menurunkan risiko hipertensi dengan signifikan. Cobalah untuk menerapkan program diet yang sehat demi mendapatkannya.
-
Menjaga Pola Makan
Kurang asupan makanan tinggi kalori dan lemak seperti gorengan dan makanan cepat saji. Sebaliknya, kita harus lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Hal ini bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat, mencegah peradangan, dan membuat tekanan darah menurun.
-
Mengurangi Asupan Garam
Meski bisa membuat rasa makanan menjadi lebih gurih dan nikmat, dalam realitanya garam juga bisa membuat tekanan darah naik jika dikonsumsi dengan berlebihan. Masalahnya adalah terkadang garam tak hanya ditemukan di dalam makanan yang kita masak, melainkan dari camilan atau makanan kemasan yang kita beli di luar rumah.
Pastikan untuk lebih cermat dalam memberikan garam saat memasak dan mengecek label kemasan makanan yang kita konsumsi demi menjaga asupan garam agar tidak berlebihan.
-
Berolahraga
Rutin berolahraga terbukti bisa memperlancar sirkulasi darah, menjaga kondisi pembuluh darah, dan menurunkan tekanan darah. Lakukan setidaknya 30 menit setiap hari.
-
Hindari Rokok dan Alkohol
Rokok dan alkohol sama-sama bisa menyebabkan peradangan pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko hipertensi sehingga sebaiknya dihindari.
Sumber:
- Campbell, Patrick. 2019. Long Work Hours Linked to Hypertension. mdmag.com/medical-news/long-work-hours-linked-to-hypertension. (Diakses pada 9 Januari 2020).