Terbit: 16 July 2017 | Diperbarui: 3 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Cukup banyak orang yang berpikir jika kecepatan berjalan seseorang dipengaruhi oleh faktor budaya atau lingkungan sekitar. Sebagai contoh, sebagian masyarakat di ibukota cenderung berjalan dengan sangat cepat karena tuntutan pekerjaan yang memang harus segera diselesaikan dengan serba cepat meskipun terkendala dengan banyaknya kemacetan dan hambatan lainnya. Namun, sebuah penelitian kesehatan justru menunjukkan bahwa kecepatan berjalan ternyata bisa menunjukkan kondisi kesehatan seseorang, khususnya dalam hal resiko terkena demensia atau tidak.

Kecepatan Berjalan Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatan Seseorang

Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa jika kecepatan berjalan seseorang cenderung semakin melambat, maka hal ini bisa menjadi prediksi bahwa dirinya terkena gangguan kognitif. Hal ini didapatkan setelah para pakar kesehatan meneliti kebiasaan berjalan dan kondisi kesehatan mental 175 orang dewasa dengan usia 70 hingga 79 tahun selama 14 tahun.

Di masa-masa awal penelitian, setiap partisipan memiliki kondisi kesehatan mental yang baik. Pemindaian otak juga menunjukkan bahwa kondisi kognitif mereka masih normal. Hanya saja, sebagian partisipan ada yang mengalami perlambatan kecepatan saat berjalan sekitar 0,1 detik atau lebih setiap tahunnya. 47 persen dari mereka yang semakin melambat kecepatan berjalannya ini cenderung mengalami penurunan kognitif jika dibandingkan dengan partisipan lainnya. Bahkan, jika kecepatan berjalan ini semakin melambat, otak juga semakin menyusut dan mereka mengalami gangguan memori yang jauh lebih kompleks.

Pakar kesehatan Andrea Rosso yang merupakan asisten professor epidemiologi yang berasal dari University of Pittsburgh menyebutkan bahwa kecepatan 0,1 detik mungkin terlihat sepele. Padahal, hal ini bisa menentukan kondisi kesehatan yang sangat besar. Jika anda melihat orang tua atau kakek dan nenek berjalan dengan lebih lambat dari sebelumnya, bisa jadi hal ini adalah tanda bahwa mereka mengalami gangguan kognitif atau bahkan beresiko mengalami demensia.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi