Terbit: 17 November 2019 | Diperbarui: 3 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Setiap orang memiliki hobi yang berbeda-beda. Hanya saja, ada yang memiliki hobi berbelanja. Memang, hobi ini haruslah diiringi dengan tersedianya cukup banyak uang, namun pakar kesehatan menyebut kebiasaan berbelanja dengan berlebihan bisa jadi merupakan tanda dari masalah kesehatan mental lho. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Kecanduan Belanja Tanda Gangguan Mental?

Bahaya Kecanduan Belanja

Sebuah penelitian yang dilakukan di Hannover Medical School, Jerman, menghasilkan fakta bahwa berbelanja dengan berlebihan, baik itu yang dilakukan secara langsung ataupun lewat toko online termasuk dalam kecanduan belanja. Dalam dunia medis hal ini dikenal sebagai oniomania atau gangguan pembelian secara kompulsif. Hal ini terkait dengan penyakit mental.

Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa sekitar 7 persen dari 122 orang dewasa yang dilibatkan dalam penelitian ini dari Benua Eropa dan Amerika mengalami masalah gangguan pembelian kompulsif. Masalah mental ini bahkan kasusnya cenderung meningkat dalam dua puluh tahun belakangan.

Prof. Astrid Mueller, salah satu peneliti yang terlibat menyebut kecanduan belanja tak hanya akan membuat kita menghabiskan banyak orang. Dampak dari hal ini bahkan jauh lebesar bagi kondisi mental secara keseluruhan.

“Sudah saatnya bagi kita untuk lebih memperhatikan masalah mental gangguan belanja kompulsif. Kita harus mulai mengembangkan perawatan atau cara diagnosis masalah kesehatan ini dengan lebih baik,” ucapnya.

Hal yang sama juga diungkap oleh Prof. Mark Griffiths dari Nottingham Trend University. Menurutnya, sudah ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa kecanduan belanja termasuk dalam masalah mental yang serius.

“Sudah ada bukti yang ditemukan di berbagai negara bahwa masalah mental ini memang ada. Kita harus melakukan penelitian lebih mendalam terkait dengan hal ini.

Sebagai informasi, mereka yang mengidap masalah kecanduan berbelanja mengalami kegelisahan besar atau keinginan berlebihan untuk membeli sesuatu. Rasa gelisah ini haya bisa mereda jika mereka akhirnya membeli sesuatu. Berbelanja juga dianggap sebagai cara untuk mengatasi suasana hati atau emosi negatif. Menariknya, mereka bisa saja menyembunyikan hal ini dari orang lain.

Tidak semua orang yang kecanduan berbelanja sampai menghabiskan uang dalam jumlah banyak karena terkadang mereka hanya membeli barang-barang yang murah. Hanya saja, jika kita terbiasa membeli sesuatu hanya karena barang tersebut murah meski sebenarnya tidak membutuhkannya, bisa jadi hal ini menandakan bahwa kita memang sudah kecanduan berbelanja.

WHO mengakui kecanduan berbelanja sebagai salah satu penyakit mental hanya beberapa pekan setelah menyebut kecanduan bermain game juga sebagai masalah kesehatan mental. Masalahnya adalah kedua hal ini masih dianggap sebagai hal yang wajar oleh sebagian orang. Karena alasan inilah sebaiknya memang kita lebih mewaspadainya.

Tanda Kecanduan Berbelanja

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa hal yang menandakan bahwa kita sudah kecanduan berbelanja. Berikut adalah tanda-tanda tersebut.

  • Kita harus mewaspadai keinginan berbelanja demi meredakan stres
  • Kta memiliki obsesi untuk membeli barang hampir setiap minggu atau bahkan setiap hari. Padahal, barang-barang ini belum tentu kita butuhkan.
  • Merasa senang saat menghabiskan cukup banyak waktu hanya demi melihat barang-barang.
  • Rela menghabiskan dana lebih dari yang direncanakan atau bahkan berani berhutang.
  • Menyesali banyak barang yang telah dibelanjakan namun ternyata tidak begitu dibutuhkan namun kemudian mengulangi hal yang sama di kemudian hari.
  • Kesulitan untuk mengendalikan keuangan.
  • Lebih suka berbelanja sendiri alih-alih bersama dengan orang lain atau keluarga.

Jika mulai mengalami hal ini, sebaiknya kita meminta bantuan keluarga atau ke dokter demi mengatasinya.

 

Sumber:

  1. Goodman, Rick. 2019. Online shopping addiction should be recognised as a mental disorder, study says. https://7news.com.au/lifestyle/online-shopping-addiction-should-be-recognised-as-a-mental-disorder-study-says-c-560038. (Diakses pada 17 November 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi