Terbit: 2 September 2019 | Diperbarui: 9 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Ternyata, ada banyak sekali kebiasaan yang kita lakukan setiap hari dan tanpa disadari bisa menyebabkan kerusakan otak. Masalahnya adalah jika sampai organ ini rusak atau mengalami gangguan fungsi, maka dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi tubuh secara keseluruhan.

7 Kebiasaan Ini Tanpa Disadari Bisa Merusak Otak

Berbagai Kebiasaan yang Bisa Memicu Kerusakan Otak

Pakar kesehatan menyebut beberapa gejala dari kerusakan atau penurunan fungsi otak adalah mudah lupa, sulit berkonsentrasi, hingga tubuh yang terasa lelah. Jika hal ini dibiarkan, dikhawatirkan akan menyebabkan dampak kesehatan yang lebih serius seperti munculnya penyakit degeneratif. Kita pun sebaiknya mulai memperhatikan kebiasaan sehari-hari yang berpotensi bisa menyebabkan kerusakan otak.

Berikut adalah berbagai kebiasaan buruk yang sering kita lakukan tersebut.

  1. Masih Sering Malas Sarapan

Sarapan tak hanya soal membuat tubuh lebih kenyang dan berenergi. Dalam realitanya, sarapan pagi bisa mempengaruhi daya tahan tubuh, kondisi psikis, dan bahkan fungsi otak dengan signifikan. Jika kita masih terbiasa malas sarapan, otak bahkan bisa saja mengalami kerusakan yang tidak bisa disepelekan.

Hal ini disebabkan oleh tubuh yang kekurangan energi dan mengalami penurunan kadar gula darah, kandungan yang sangat dibutuhkan otak untuk berfungsi. Tanpa adanya gula darah yang cukup, fungsinya tentu akan mengalami gangguan.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang menghasilkan fakta bahwa kebiasaan malas sarapan bisa memicu stroke dan hipertensi, dua hal yang paling berpotensi memicu kerusakan otak yang fatal.

  1. Hobi Makan atau Minum yang Manis-Manis

Makanan dan minuman yang manis karena memiliki kandungan gula tinggi memang sangat nikmat untuk dikonsumsi kapan saja, namun terlalu sering mengonsumsinya bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan otak.

Makanan-makanan ini akan membuat kita ketagihan dan terus mengonsumsinya dalam jumlah banyak. Hal ini ternyata akan mengganggu asupan makan harian yang akhirnya berimbas pada terganggunya kebutuhan nutrisi tubuh, termasuk nutrisi yang dibutuhkan oleh otak. Risikonya tentu saja adalah terganggunya fungsi otak dengan signifikan.

  1. Masih Merokok

Merokok seringkali dianggap sebagai salah satu cara yang paling ampuh untuk dilakukan demi mengatasi stres. Padahal, dalam realitanya merokok bisa memberikan dampak kesehatan yang sangat buruk. Hal ini disebabkan oleh kemampuan kandungan beracun di dalamnya yang bisa merusak pembuluh darah menuju otak. Kondisi ini akan membuat otak kekurangan nutrisi dan oksigen sehingga rentan mengalami kerusakan.

Penelitian telah membuktikan bahwa terbiasa merokok akan meningkatkan risiko terkena alzheimer dengan signifikan.

  1. Hobi Begadang

Kebiasaan begadang akan membuat kita kurang tidur. Meski menyenangkan untuk dilakukan, hal ini bisa memicu kerusakan atau bahkan kematian sel-sel pada otak. Karena alasan inilah kita bisa mengalami suasana hati yang lebih buruk setelah bangun tidur atau merasakan sensasi lelah seharian meski sudah cukup makan.

  1. Mengonsumsi Alkohol

Sebagaimana asap rokok, alkohol juga bisa memberikan dampak yang sangat buruk bagi kesehatan otak. Hal ini disebabkan oleh kemampuan alkohol dalam merusak sistem saraf dan mempengaruhi kondisi kimia yang ada di dalam otak. Jika kita sering mengonsumsinya dalam jangka panjang, maka risiko untuk terkena gangguan memori dan reaksi akan meningkat.

  1. Malas Bersosialisasi

Orang-orang yang jarang bersosialisasi atau sering mengalami kesepian karena tidak memiliki pasangan atau jauh dari teman-teman dan keluarga ternyata lebih rentan untuk mengalami kerusakan otak. Hal ini biasanya disertai dengan gangguan memori yang cukup parah.

  1. Makan Lemak Berlebihan

Mengonsumsi makanan berlemak dengan berlebihan akan meningkatkan risiko terkena kerusakan pada otak. Fakta ini terungkap dalam penelitian yang dilakukan di Vanderbilt University, program Neuroscience.

 

Sumber:

as.vanderbilt.edu/neuroscience (Diakses pada 2 September 2019).

Krause, 2017, The Sleep-Deprived Human Brain, Nature Reviews, Neuroscience.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi