Terbit: 18 January 2018 | Diperbarui: 3 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Ada banyak sekali dampak buruk yang bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok. Sebagai contoh, kita akan meningkatkan resiko terkena kanker paru, penyakit jantung, stroke, hingga gangguan kehamilan dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Namun, ada isu yang menyebutkan bahwa kebiasaan merokok juga bisa memicu masalah tuberculosis atau TBC. Apakah hal ini benar adanya?

Kebiasaan Merokok Bisa Memicu TBC?

Dokter spesialis paru bernama Erlina Burhan yang berasal dari Rumah Sakit Persahabatan menyebutkan bahwa merokok memang sangat berbahaya bagi kesehatan, namun, merokok tidak akan menyebabkan TBC. Dampak dari menghirup asap rokok tidak akan secara langsung menyebabkan salah satu penyakit mematikan tersebut.

TBC disebabkan oleh kuman yang bernama mycobacterium tuberculosis, bukan karena asap rokok. Hanya saja, asap rokok memang bisa merusak saluran pernafasan, khususnya rambut getar yang ada di saluran pernafasan. Sebagai informasi, rambut getar ini bisa ditemukan pada bagian batang tenggorok dan berfungsi sebagai penyaring debu atau partikel asing yang masuk saat kita menarik nafas. Karena rontok, maka tidak ada lagi penyaring debu dan partikel asing sehingga udara yang belum bersih ini bisa mengganggu pernafasan kita.

Dampak lain dari kebiasaan merokok adalah membuat sistem kekebalan tubuh menurun dengan signifikan. Hal ini tentu akan membuat kita sangat rentan terkena penyakit, termasuk saat terpapar kuman TBC. Jika sistem imun tubuh masih dalam kondisi kuat, maka sistem ini akan melawan kuman tersebut dengan baik demi melawan TBC. Hanya saja, karena sistem imun sudah dalam kondisi lemah, maka kuman-kuman ini akan secara leluasa memicu datangnya penyakit mematikan ini.

Hal ini berarti, meskipun tidak menjadi pemicu datangnya TBC, merokok tetap memiliki peran besar dalam menyebabkan penyakit tersebut. Karena alasan inilah ada baiknya memang kita sebisa mungkin tidak menjadi perokok aktif maupun perokok pasif.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi