Terbit: 19 August 2019 | Diperbarui: 9 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi yang menyebabkan tekanan darah pada tubuh melebihi 140/80 mmHg. Di Indonesia, kasus hipertensi cenderung sangat tinggi karena gaya hidup yang buruk. Masalahnya adalah kita juga sering menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang dianggap sepele namun sebenarnya bisa memberikan pengaruh besar bagi tekanan darah.

6 Kebiasaan yang Dianggap Sepele Namun Memicu Hipertensi

Berbagai kebiasaan sepele pemicu hipertensi

Mengingat hipertensi bisa berujung pada masalah kesehatan yang jauh lebih serius, pakar kesehatan menyarankan kita untuk mencegah kedatangannya.

Berikut adalah beberapa kebiasaan pemicu hipertensi yang sebaiknya kita hindari.

  1. Kebiasaan Merokok

Jumlah perokok di Indonesia sangatlah tinggi. Bahkan, ada penelitian yang menyebut sekitar 70 persen pria dewasa di Indonesia merokok. Masalahnya adalah kebiasaan yang sering dianggap sebagai penghilang stres ini bisa menyebabkan datangnya hipertensi.

Pakar kesehatan menyebut asap rokok bisa membuat denyut jantung meningkat, membuat pembuluh darah arteri rusak, sekaligus memicu penyempitan pembuluh darah dan penggumpalan darah. Berbagai dampak ini disebabkan oleh kandungan beracun dari asap rokok.

Tak hanya perokok aktif, mereka yang tidak merokok namun tinggal di sekitar orang-orang yang merokok juga bisa mengalami hal yang sama. Mereka juga rentan terkena kematian dini akibat penyakit-penyakit yang dipicu oleh asap rokok.

  1. Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol

Selain rokok, masih banyak orang yang terbiasa mengonsumsi minuman beralkohol. Biasanya, hal ini terkait dengan kebutuhan pergaulan. Masalahnya adalah alkohol tak hanya akan membuat mabuk. Jika kita terbiasa mengonsumsinya, risiko terkena penyakit kardiovaskular dan hipertensi akan meningkat dengan signifikan.

Kandungan di dalam alkohol ternyata bisa membuat tekanan darah naik dengan cepat. Selain itu, sering mengonsumsinya juga terbukti mampu membebani kinerja hati dan membuatnya lebih mudah mengalami kerusakan.

  1. Minum kopi berlebihan

Sebenarnya, rutin minum kopi bisa memberikan banyak sekali manfaat kesehatan seperti mencegah kanker atau memberikan energi baru bagi tubuh, namun jika kita terbiasa mengonsumsinya dalam jumlah banyak setiap hari, maka risiko terkena hipertensi akan meningkat.

Hal ini disebabkan oleh kemampuan kafein di dalam kopi yang bisa meningkatkan denyut jantung, menyempitkan pembuluh darah, sekaligus membuat kadar hormon stres meningkat. Selain itu, jika sampai kita mengalami susah tidur akibat minum kopi di waktu yang terlalu larut, maka tekanan darah juga akan lebih mudah meningkat.

  1. Kurang gerak

Kurang gerak tidak hanya akan membuat berat badan naik. Dalam realitanya, hal ini juga bisa membuat risiko terkena tekanan darah tinggi akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh semakin melemahnya fungsi organ-organ kardiovaskular yang akhirnya mengganggu sirkulasi darah.

Berat badan yang berlebihan sebagai dampak dari kurang gerak juga akan membebani kinerja pembuluh darah dan akhirnya membuat risiko hipertensi naik dengan signifikan.

  1. Masih terbiasa menerapkan pola makan yang tidak sehat

Banyak orang yang sengaja menambahkan garam pada masakan yang diolah demi membuatnya memiliki rasa yang lebih enak. Padahal, terlalu banyak garam bisa meningkatkan tekanan darah dengan signifikan. Selain itu, kita juga terbiasa mengonsumsi makanan-makanan kemasan seperti keripik yang tanpa disadari juga tinggi kandungan sodium.

Cobalah untuk mulai menurunkan asupan garam dan penyedap rasa demi mencegah kenaikan tekanan darah sekaligus menurunkan risiko hipertensi.

  1. Sembarangan minum obat

Memang, ada sebagian obat yang dengan mudah dibeli di warung jika kita mengalami masalah kesehatan tertentu. Masalahnya adalah jika obat-obatan ini dikonsumsi dengan sembarangan, bisa jadi akan menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Selain cermat dalam mengecek label kemasan dari obat-obatan, kita juga bisa berkonsultasi ke dokter atau apoteker demi mendapatkan obat yang tepat dan tidak akan menyebabkan efek samping berupa peningkatan tekanan darah.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi