Terbit: 3 February 2018 | Diperbarui: 3 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Ahmad Budi Cahyono, guru SMAN 1 Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, meninggal dunia karena dianaya oleh muridnya sendiri, MH, murid kelas XI yang dikenal memiliki ilmu bela diri. MH disebut-sebut tidak terima ditegur Ahmad yang sedang mengisi kelas seni pada Kamis, 1 Februari 2018 lalu.

Kasus Guru Tewas Dianiaya Siswa, Tindakan Apa yang Dianggap Fatal dan Bisa Menghilangkan Nyawa?

Photo Credit : Jurnalx

Hasil rekonstruksi yang dilakukan oleh Polres Sampang pada Jumat, 2 Februari 2018 lalu juga membuktikan bahwa MH sepertinya memiliki kemampuan bela diri sehingga bisa melumpukan seseorang hingga menyebabkan dampak yang cukup fatal.

Kamal, salah seorang rekan korban yang melihat keributan di kelas XI menyebutkan bawha MH memukul Budi dari arah depan menggunakan tangan kanannya. Sasaran pukulan MH adalah tengkuk belakang kepala. Budi yang kaget sempat terjatuh namun kemudian bangun. Setelah dilerai, Budi sempat pulang ke rumah. Sayangnya, sesampainya di rumah Ia tidak sadarkan diri dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, nyawanya sudah tidak lagi bisa ditolong.

Meskipun hanya sekali pukul, pukulan MH di bagian tengkuk ini ternyata sangat fatal dan berbahaya. Berdasarkan diagnosis dokter yang berasal dari Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya, batang otak milik guru ini mati sehingga membuat seluruh organ tubuhnya tak lagi berfungsi. Hal inilah yang membuatnya meregang nyawa.

Norman Sasono, salah seorang praktisi Brazilian Jiu-Jitsu, seni bela diri asal Brasil, menyebutkan bahwa biasanya orang yang ahli bela diri justru memilih untuk menghindari konflik fisik. Kini, kebanyakan ahli bela diri menggunakannya jurusnya hanya saat pertandingan olahraga atau saat benar-benar dalam keadaan genting yang memaksanya membela diri.

Dalam berbagai ajang pertarungan bebas, pukulan di tengkuk dilarang karena dianggap berbahaya. Karena alasan ini Norman menyebut MH ‘gila’ jika memang sengaja mengincar tengkuk korban. Menurut dirinya, tak hanya bisa memicu kematian, jika korban selamat, maka Ia bisa mengalami cedera parah.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi