Terbit: 7 December 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), disebutkan bahwa kasus campak di tiga bulan pertama tahun 2019 meningkat tajam jika dibandingkan dengan di periode yang sama pada tahun sebelumnya. Bahkan, di Afrika, kasus ini meningkat hingga 700 persen!

Kasus Campak Semakin Meningkat, Salah Satu Pemicunya Adalah Anti Vaksin

Anti Vaksin Mempengaruhi Peningkatan Kasus Campak

Banyak orang yang berpikir jika campak tidak berbahaya karena sebenarnya bisa dicegah. Padahal, dalam realitanya penyakit ini sangat mematikan. Dampaknya bisa memicu infeksi pada paru-paru dan otak.

WHO menyebut 140 ribu orang meregang nyawa di seluruh dunia akibat campak selama 2018 saja. Memang, angka ini menurun dibandingkan dengan kasus kematian akibat campak yang mencapai 2,6 juta setiap tahun di dekade 70-80an, namun angka ini tetaplah mengkhawatirkan.

Dalam 18 tahun terakhir, WHO menyebut vaksin campak telah menyelamatkan setidaknya 23 juta orang. Sayangnya, tingkat vaksinasi di dunia cenderung stagnan dan bahkan menurun. WHO menyebut berbagai berita bohong dan kampanye anti vaksin yang semakin gencar menjadi salah satu faktor yang memicu tingginya kasus campak di seluruh dunia.

“Secara umum, pertambahan kasus campak di sebuah negara dipengaruhi oleh tidak adanya perlindungan dari vaksin. Hal ini juga dipengaruhi oleh beredarnya berita bohong terkait dengan vaksin,” tulis WHO.

Sebagai informasi, WHO sebenarnya menargetkan cakupan vaksin setidaknya mencapai 95 persen demi mencegah terjadinya wabah, namun hingga saat ini cakupan ini berada dalam kondisi stagnan, yakni 85 persen. Bahkan, di beberapa negara seperti Madagaskar, misalnya, vaksin campak hanya didapatkan oleh 58 persen penduduk.

Berbagai Isu Terkait dengan Vaksin yang Beredar Luas di Masyarakat

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa isu yang terkait dengan vaksin yang beredar luas di masyarakat yang sayangnya tidak selalu benar.

Berikut adalah isu-isu tersebut.

  1. Vaksin Menyebabkan Autisme

Tak hanya di negara berkembang, dalam realitanya di negara maju tingkat imunisasi juga semakin menurun. Salah satu penyebab dari hal ini adalah adanya isu bahwa vaksin MMR untuk campak, gondok, serta rubella menjadi salah satu pemicu autisme. Hal ini didasari oleh sebuah artikel dari Wakefield yang muncul di jurnal The Lancet.

Penelitian lain kemudian dilakukan untuk menanggapi penelitian tersebut. Hasilnya adalah, muncul sangkalan yang menyebut autisme terkait dengan vaksin. Tak hanya menghapus artikelnya , The Lancet bahkan sampai mencoret Wakefield dari daftar perkumpulan pakar medis dari Inggris.

  1. Orang yang Sakit Sudah Pernah Divaksin

Salah satu hal yang terus digaungkan kelompok anti vaksin adalah orang-orang yang sakit sudah pernah mendapatkan vaksinasi sebelumnya sehingga menganggap vaksin sebagai sebuah hal yang percuma.

WHO menyebut vaksin memang tidak 100 persen mampu melawan berbagai macam penyakit. Hal ini disebabkan oleh reaksi sistem imun tubuh setiap orang untuk mengembangkan diri yang berbeda-beda. Satu hal yang pasti, jumlah orang sakit akibat tidak divaksin jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang sudah divaksin.

  1. Vaksinasi Hanya Demi Kepentingan Bisnis

Memang, nilai industri vaksin secara global mencapai ratusan triliun Rupiah, namun angka ini tidak mencapai 3 persen dari total industri farmasi dunia. Banyak pihak yang bahkan melakukan penelitian demi memajukan industri vaksin atau pengobatan demi menurunkan biaya masyarakat untuk menyembuhkan penyakit.

Hal ini berarti, anggapan bahwa vaksinasi diperuntukkan demi kepentingan bisnis bisa dibantah.

  1. Vaksin Beracun

Isu tentang bahan kimia beracun di dalam vaksin dipercaya banyak orang. Sebagai contoh, beberapa jenis vaksin memang memiliki kandungan seperti formalin, aluminium, serta merkuri. Meski terlihat berbahaya, kadar dari kandungan ini sangatlah kecil sehingga masih aman untuk tubuh.

  1. Vaksin Adalah Konspirasi Negara Barat

Isu tentang vaksin adalah konspirasi dari Negara Barat cenderung masih diyakini banyak masyarakat dari negara berkembang dengan kasus penyakit-penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dalam jumlah yang tinggi.

 

Sumber:

  1. Gallagher, James. 2019. Measles deaths ‘staggering and tragic’. bbc.com/news/health-50659893 (Diakses pada 7 Desember 2019).

DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi