Salah satu bagian terpenting dari tubuh kita adalah kandung kemih. Organ ini dapat ditemukan di area panggul, persisnya di belakang tulang kemaluan. Kandung kemih masuk ke dalam sistem pembuangan (ekskresi). Kenali lebih lanjut tentang bagian tubuh yang satu ini mulai dari anatomi, fungsi, hingga penyakit yang mengintainya!
Apa Itu Kandung Kemih?
Kandung kemih adalah organ yang menjadi bagian dari sistem ekskresi tubuh. Organ ini terletak di area panggul, tepatnya di bagian belakang tulang kemaluan. Organ tubuh yang satu ini memiliki bentuk menyerupai kantong dan terdiri dari jaringan otot untuk menunjang fungsinya.
Fungsi kandung kemih tak lain untuk menyimpan urine yang dikirim oleh ginjal sebelum urine siap dikeluarkan dari dalam tubuh melalui mekanisme yang kita kenal sebagai buang air kecil (BAK). Saat organ ini terisi 400-600 ml urine, sistem sarafnya akan memberikan ‘tanda’ berupa sensasi penuh. Setelah itu, otot akan berkontraksi guna memberikan jalan bagi urine keluar melalui saluran kemih (uretra).
Anatomi Kandung Kemih
Organ ini terdiri dari beberapa bagian yang mana bagian-bagian ini saling berkaitan guna menunjang fungsi organ tersebut dalam menampung urine hingga siap untuk dikeluarkan.
Berikut ini adalah anatomi kandung kemih yang perlu Anda ketahui.
1. Trigon
Bagian yang pertama adalah trigonum vesikalis alias trigon.
Trigon adalah area dengan bentuk menyerupai segitiga yang letaknya di antara kandung kemih dan saluran kemih (uretra). Trigon yang terbentuk dari ureter—ureter kanan dan kiri—dan lubang uretra internal ini menjadi bagian dari kandung kemih internal.
Dari ginjal, urine akan dikirim menuju organ ini untuk kemudian disimpan di dalam trigon. Proses ini sendiri ditunjang oleh saluran ureter yang berjumlah 2 (dua) buah.
2. Apex
Apex adalah bagian yang letaknya dekat dengan simfisis kemaluan. Apex ini terhubung dengan umbilicus melalui ligamen pusat.
3. Otot Kandung Kemih
Organ ini juga terdiri dari sejumlah otot yang mana kehadiran otot ini sangat penting utamanya dalam menunjang mekanisme pembuangan urine dari dalam tubuh.
Ada sejumlah jenis otot yang ada pada kemih, yaitu:
- Otot detrusor, adalah otot yang akan berkontraksi saat sistem saraf kemih sudah memberikan ‘tanda’ bahwa urin sudah penuh dan harus segera dikeluarkan.
- Sfingter uretra (internal), adalah otot berbentuk katup yang akan terbuka ketika hendak berkemih atau buang air kecil. Pada pria, otot sfingter ini juga berfungsi pada saat terjadi ejakulasi
- Sfingter uretra (eksternal), adalah otot yang juga berupa katup. Baik pria maupun wanita memiliki struktur otot sfingter eksternal yang sama, kendati pada pria mekanismenya lebih kompleks
4. Sistem Saraf
Bagian vital lainnya dari kemih adalah sistem saraf.
Sistem saraf pada organ ini terdiri dari 3 (tiga), yaitu:
- Saraf simpatik, adalah saraf yang memberikan efek relaksasi pada otot detrusor. Hal ini berguna untuk menghentikan aktivitas pengeluaran urine
- Saraf parasimpatik, adalah saraf yang bertugas memberikan sinyal pertanda urine sudah penuh dan siap untuk dikeluarkan
- Saraf somatik, adalah saraf yang bertugas untuk mengendalikan otot sfingter saat aktivitas berkemih dilakukan
5. Uretra
Anatomi kandung kemih diakhiri dengan uretra. Uretra yang memiliki bentuk seperti selang kecil inilah yang menjadi ‘pintu keluar’ bagi urine yang sebelumnya ditampung terlebih dahulu oleh organ tersebut.
Secara garis besar, berikut ini proses pengeluaran urine dari dalam tubuh:
- Urine dikirim dari ginjal menuju kemih melalui ureter
- Urine ditampung sampai sekitar 400 ml (maksimal 600 ml)
- Saat urine penuh, sistem saraf akan mengirimkan sinyal sebagai tanda urine siap dikeluarkan
- Sinyal dari saraf akan diteruskan ke otot detrusor yang selanjutnya akan berkontraksi untuk membantu pengeluaran urine
- Otot sfingter akan terbuka untuk memberi ‘jalan’ bagi urine keluar dari tubuh melalui uretra
Gangguan Kesehatan Terkait Kandung Kemih
Sama seperti organ tubuh lainnya, kemih tak lepas dari risiko sejumlah jenis gangguan Berikut ini adalah gangguan medis yang mengintai organ ekskresi tersebut!
1. Retensi Urine
Retensi urine adalah kondisi di mana urine tidak dapat dikeluarkan secara optimal. Gangguan kandung kemih yang satu ini terjadi ketika otot-otot yang ada di dalamnya mengalami tekanan atau hambatan.
Dampak buruk yang diakibatkan oleh retensi urine adalah kandung kemih akan mengalami pembengkakan akibat terlalu banyak urine yang ditampung. Oleh karena itu, penyakit ini harus segera diobati.
2. Inkontinensia Urine
Kontradiktif dengan retensi urine, inkontinensia urine adalah kondisi ketika seseorang justru tidak bisa mengendalikan aktivitas buang air kecilnya.
Pada kasus yang lebih parah, penderita inkontinensia urine bahkan bisa buang air kecil secara tidak sengaja dan tanpa disadari. Sama seperti retensi urine, inkontinensia urine juga perlu untuk segera diobati.
3. Cystitis
Cystitis adalah masalah pada kemih yang menyebabkan organ pembuangan ini mengalami peradangan (inflamasi). Rasa nyeri di sekitar organ tersebut menjadi gejala utama yang umum dialami penderitanya.
Cystitis sendiri sebenarnya merupakan dampak dari masalah kesehatan lainnya terkait kemih seperti infeksi saluran kemih (ISK), atau efek samping pemasangan kateter.
4. Batu Kandung Kemih
Batu yang bersarang pada ginjal pada penyakit batu ginjal pada perkembangannya juga bisa turun dan bersarang di organ ini. Kondisi tersebut tentu saja tidak bisa dibiarkan karena dapat menghambat laju urine sehingga berujung pada timbulnya rasa nyeri.
5. Dysuria
Dysuria adalah jenis penyakit lainnya yang mengancam kandung kemih Anda.
Dysuria—sama seperti cystitis—juga umumnya disebabkan oleh infeksi dan peradangan (inflamasi). Akibat penyakit ini, penderitanya akan merasakan sakit saat tengah buang air kecil.
Cara Menjaga Kesehatan Kandung Kemih
Menjaga kesehatan kandung kemih menjadi hal yang WAJIB Anda lakukan jika tidak ingin mengalami kondisi-kondisi sebagaimana dijelaskan di atas.
Berikut ini beberapa tips atau cara menjaga kesehatan kandung kemih yang bisa Anda lakukan:
- Jangan menunda-nunda buang air kecil
- Buang air kecil sampai tuntas
- Minum air putih yang cukup
- Aktif bergerak
- Hindari kebiasaan merokok (untuk menghindari kanker kandung kemih)
- Melakukan senam kegel
- Berkemih dan membersihkan kemaluan setelah berhubungan badan
- Rutin melakukan medical check-up
- Anonim. Anatomy of The Urinary System. https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/anatomy-of-the-urinary-system (Diakses pada 6 Januari 2020)
- Gill, B. 2016. Bladder Anatomy. https://emedicine.medscape.com/article/1949017-overview (Diakses pada 6 Januari 2020)
- Hoffman, M. Bladder. https://www.webmd.com/urinary-incontinence-oab/picture-of-the-bladder#1 (Diakses pada 6 Januari 2020)
- John, O. 2019. The Urinary Bladder. https://teachmeanatomy.info/pelvis/viscera/bladder/ (Diakses pada 6 Januari 2020)
- Metcalf, E. 2019. 10 Ways to Keep Your Bladder Healthy and Happy. https://www.everydayhealth.com/bladder-health-pictures/keep-your-bladder-healthy.aspx#01 (Diakses pada 6 Januari 2020)