Terbit: 30 December 2021 | Diperbarui: 9 June 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Bahaya pengawet makanan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan, dari yang ringan hingga serius. Dampak negatif ini terutama jika sering makan makanan berpengawet! Selengkapnya ketahui jenis pengawet makanan dan dampak buruknya bagi kesehatan berikut ini.

6 Jenis Pengawet Makanan dan Bahayanya bagi Kesehatan

Jenis dan Bahaya Pengawet Makanan bagi Kesehatan

Sering mengonsumsi produk yang menggunakan bahan pengawet memiliki dampak negatif pada kesehatan. Ada banyak masalah kesehatan ringan hingga serius yang mungkin diderita jika makan makanan yang mengandung pengawet.

Berikut ini bahaya pengawet makanan bagi kesehatan:

1. Brominasi minyak nabati

Bahan pengawet ini terbuat dari kedelai atau jagung, yang digunakan sebagai penghambat api oleh perusahaan kimia. Namun, ketika digunakan dalam minuman ringan bertujuan untuk menstabilkan minyak jeruk agar tidak mengendap ke permukaan, sehingga membuat minuman tampak berwarna.

Bahaya pengawet makanan ini dapat menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan gangguan neurologis, reproduksi, luka di kulit. Sedangkan kasus keracunan brominasi minyak sayur dapat menyebabkan keluhan berikut:

  • Sakit kepala.
  • Kelelahan.
  • Kehilangan memori.
  • Tukak lambung.
  • Hilangnya koordinasi otot.

2. BHA dan BHT

Butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT), adalah dua bahan kimia yang dibuat secara sintetis, untuk menjaga minyak agar tidak cepat tengik.

Kedua bahan tersebut digunakan dalam berbagai produk makanan, seperti permen karet, sereal, minyak sayur, beberapa daging, keripik kentang, mentega, kacang-kacangan, dan makanan ringan

Zat-zat tersebut tergolong cukup diantisipasi untuk menjadi karsinogen pada manusia. Menurut penelitian, ini meningkatkan risiko kanker pada hewan, tetapi memerlukan penelitian lebih lanjut. BHT juga diduga dapat meningkatkan hiperaktif pada anak-anak.

3. Sodium nitrit dan nitrat

Sodium nitrit adalah bubuk garam mineral yang mencegah botulisme (keracunan bakteri) dan daging menjadi abu-abu. Selain pupuk, bahan pengawet ini juga telah digunakan dalam daging olahan seperti ham, hot dog, bacon, daging deli, dendeng, ikan asap, dan kornet.

Memasak daging olahan tersebut dalam suhu tinggi dan mengonsumsinya dapat menyebabkan pembentukan nitrosamin, yang merupakan karsinogen. Senyawa ini secara kontroversial dikaitkan risiko dengan beberapa masalah kesehatan, termasuk:

  • Leukemia
  • Masalah pada usus besar atau kandung kemih.
  • Kanker pankreas.

Sementara nitrat dapat memicu migrain pada orang-orang tertentu. Terutama wanita hamil harus menghindari sodium nitrat karena berisiko menyebabkan kekurangan oksigen pada janin.

Baca Juga: Ciri Makanan yang Mengandung Boraks dan Efeknya bagi Tubuh

4. Propil galat

Propil galat adalah bubuk putih tidak berbau, yang biasanya bekerja bersama-sama dengan BHA dan BHT untuk mencegah kerusakan lemak dan minyak dalam makanan dan produk.

Tidak hanya ditemukan dalam pestisida, lipstik dan permen karet, propil galat terdapat dalam minyak sayur, mayones, susu bubuk, daging kering, sosis segar, sup ayam, minuman olahraga dan energi.

Penelitian telah menunjukkan aditif kemungkin bersifat karsinogen. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh National Toxicology Program, bahaya pengawet makanan propil galat yang diberikan pada tikus, menyebabkan kondisi berikut:

  • Berat badan lebih rendah dari rata-rata.
  • Tumor.
  • Limfoma ganas.

Orang yang memiliki asma, masalah hati atau ginjal, atau alergi terhadap aspirin, harus menghindari propil galat.

5. Sulfit (natrium bisulfit, sulfur dioksida)

Sulfit berfungsi menghambat pertumbuhan mikroba dan mencegah perubahan warna makanan, seperti menjaga kismis tetap cokelat dan anggur tetap steril. Sulfit juga digunakan sebagai agen pemutih.

Sulfit telah digunakan dalam berbagai makanan, seperti anggur, buah kering, zaitun dan paprika kaleng, kentang kering, tepung jagung, udang dan lobster, makanan panggang, dan bumbu. Makanan yang mengandung pengawet dapat menyebabkan penyakit tertentu.

Sulfit dapat menghancurkan vitamin B1, jadi dilarang dalam makanan yang merupakan sumber penting vitamin. Sulfur dioksida terdapat di atmosfer sebagai polutan udara dari gas vulkanik dan pembangkit listrik bertenaga batu bara.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memperkirakan bahwa lebih dari satu juta orang alergi terhadap sulfit, terutama penderita asma, dan adanya bahaya pengawet makanan bagi kesehatan, termasuk reaksi alergi ringan hingga parah seperti kesulitan bernapas, sakit kepala, dan syok anafilaksis.

Baca Juga: Sering Konsumsi Makanan Cepat Saji, Ini Bahayanya bagi Kesehatan

6. Sodium benzoat

Sodium benzoat adalah garam yang digunakan untuk mengawetkan makanan asam. Selain ditemukan dalam kembang api dan acar, bahan pengawet ini terdapat dalam minuman berkarbonasi, jus dan pure buah, saus salad, dan bumbu.

Ketika sodium benzoat bergabung dengan vitamin C dalam makanan, ini dapat membuat benzena, karsinogen yang menyebabkan leukemia dan kanker lainnya. Namun, risikonya tergolong rendah.

Orang yang sensitif pada sodium benzoat dapat mengalami gatal-gatal, asma, atau reaksi alergi setelah mengonsumsinya, serta dapat meningkatkan hiperaktif pada anak-anak.

Itulah berbagai banyak pengawet yang harus dihindari untuk mencegah masalah kesehatan secara keseluruhan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, teman sehat!

 

  1. Anonim. The Harmful Effects of Preservatives on your Health. https://www.kent.co.in/blog/the-harmful-effects-of-preservatives-on-your-health/. (Diakses pada 30 Desember 2021)
  2. Kannall, Erica. Tanpa Tahun. The Effects of Food Preservatives on the Human Body. https://livehealthy.chron.com/effects-food-preservatives-human-body-6876.html. (Diakses pada 30 Desember 2021)
  3. SarahS. 2021. 6 Common Food Preservatives and Their Nasty Side Effects. https://dietsinreview.com/diet_column/11/6-common-food-preservatives-and-their-nasty-side-effects/. (Diakses pada 30 Desember 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi