Penggunaan alat pelindung diri atau APD saat bekerja berguna untuk mengurangi dan mencegah risiko terjadinya kecelakaan di lingkungan kerja. Namun, setiap alat memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung jenis pekerjaannya. Simak penjelasan lengkap mengenai berbagai jenis APD dan beserta fungsinya di bawah ini.
Jenis-jenis Alat Pelindung Diri
Pada umumnya, APD digunakan di rumah sakit, laboratorium, atau lokasi industri. Jika digunakan dengan benar alat pelindung ini dapat memberikan perlindungan yang efektif. APD dirancang agar pemakainya terhindar dari luka yang serius atau terkena penyakit.
Berikut adalah berbagai jenis alat pelindung diri yang penting untuk Anda tahu, di antaranya:
1. Pelindung wajah
Alat ini menutupi wajah dari percikan kuman dan virus atau kontak langsung dengan material yang terkontaminasi. Tanpa face shield, kuman dapat menembus membran kulit atau jaringan lunak tubuh seperti mata, mulut dan hidung.
Tenaga medis akan memakai pelindung wajah jika berpotensi terkena percikan cairan tubuh di wajah. Misalnya saat membersihkan luka yang terinfeksi, berbicara jarak dekat dengan pasien yang terinfeksi virus, dan lain-lain.
2. Sarung tangan
Sarung tangan melindungi telapak, punggung tangan, hingga pergelangan tangan. Fungsinya utamanya menjaga kulit dari kontak langsung dengan limbah infeksius. Sarung tangan termasuk APD yang paling umum digunakan oleh petugas kesehatan
Sarung tangan akan melindungi pasien dan petugas dari potensi kuman yang menyebar dari kulit ke kulit. Sarung tangan lateks atau nitril adalah yang paling umum dipakai di rumah sakit.
3. Goggles
Alat pelindung diri ini berfungsi melindungi mata dari cipratan limbah infeksius atau kontak dengan si pembawa infeksi. Goggles ini sekilas mirip dengan kacamata renang karena menutup sekeliling mata dengan rapat.
Sementara kacamata pelindung hanya menjaga mata dari arah depan saja. Dokter gigi adalah petugas kesehatan yang secara rutin memakai APD ini.
4. Baju hazmat
Baju hazmat melindungi kulit dan pakaian dari percikan dan kontak langsung dengan material infeksius. Hazmat sendiri memiliki dua macam, jenis baju yang dilapiskan di atas pakaian dan diikat di bagian belakang; berguna untuk melindungi lengan, kaki, dan batang tubuh. Model lainnya mirip gaun panjang yang menutupi seluruh tubuh.
Jika petugas kesehatan memakai baju hazmat, hal tersebut menandakan bahwa petugas melakukan kontak yang sangat dekat dengan sumber infeksi. Selain itu, petugas juga akan memakai alat pelindung diri lain seperti yang disebutkan sebelumnya.
Baca Juga: Perlengkapan dan Cara Mencegah Penularan COVID-19 (Lengkap)
5. Pelindung kepala
Pelindung kepala berguna untuk mencegah kuman atau benda berat mengenai kepala. Saat kepala terlindungi, perpindahan kuman dapat dikurangi dan mencegah luka serius pada kepala. APD ini lazim dipakai saat melakukan tindakan pembedahan atau pekerja proyek.
6. Masker
Masker dapat dipakai bukan hanya pada unit kesehatan, tetapi juga di lokasi pabrik dan laboratorium. Berikut adalah berbagai jenis masker kesehatan yang sering digunakan, antara lain:
-
Masker bedah
Masker ini umumnya digunakan saat sesi pembedahan atau melayani pasien yang terinfeksi. Masker bedah juga lazim dipakai di bawah pelindung wajah atau face shield.
-
Masker N95
Masker ini dapat menyaring 95% kuman termasuk partikel PM 2,5 atau yang berukuran 2,3 mikrometer. Tepi-tepinya lebih rapat daripada masker bedah.
-
Masker N99
Masker ini memiliki dua katup di sisi kanan dan kiri. Sesuai namanya, masker ini dapat menyaring 99% kuman berbahaya. Selain tiga jenis masker di atas, juga ada masker N100, R95, R99, dan R100.
7. Respirator
Seperti masker, respirator juga berfungsi melindungi alat pernapasan dari kuman dan partikel berbahaya. Bedanya, respirator lebih ketat menempel ke wajah dan memiliki katup penyaring udara. Respirator jarang dipakai di rumah sakit.
Alat pelindung ini lebih sering dipakai di lokasi minim oksigen seperti kebakaran hutan, daerah dengan kabut asap pekat, industri kimia, dan lain-lain
8. Sepatu boots
Meski lebih sering digunakan di lokasi pabrik, sepatu ini juga umum digunakan oleh petugas medis. Sepatu boots sering digunakan bersama dengan baju hazmat, dan berfungi untuk melindungi kaki dari kontaminasi zat berbahaya atau melindungi kaki dari kejatuhan benda berat
Perlu diketahui, di Indonesia setiap alat pelindung diri harus memiliki SNI agar ketahanan dan fungsinya dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sedangkan peraturan tentang APD dan layanan rumah sakit pada saat pandemi diatur dalam Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/230/2021.