Terbit: 1 July 2017 | Diperbarui: 17 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Karena bentuknya yang masih bagus dan berpikir jika sayang jika harus dibuang, cukup banyak orang yang akhirnya memilih untuk mengisi kembali botol minuman plastik bekas dengan air. Kita pun tidak perlu lagi membeli air mineral yang baru sehingga bisa menghembat biaya. Sayangnya, menurut pakar kesehatan, kebiasaan mengisi ulang air pada botol plastik bekas ini bisa memberikan efek kurang baik bagi kesehatan tubuh kita.

Jangan Mengisi Ulang Air Pada Botol Plastik Bekas

Tahukah anda jika botol plastik air minum ternyata hanya dibuat untuk sekali pakai saja? Meskipun kita sudah mencucinya dengan sabun sekalipun, mengisi kembali botol plastik tersebut dengan air tetap saja bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Memang, dampak ini akan tidak akan langsung terasa karena memang efek kesehatan dari kebiasaan ini adalah jangka panjang.

Dalam laman Independent, disebutkan bahwa kebiasaan mengisi ulang air pada botol plastik bekas hingga berkali-kali akan membuat partikel bahan kimia yang menyusun botol tersebut bisa terlepas dan akhirnya tercampur dengan air yang akan kita konsumsi. Adanya partikel bahan kimia ini membuat bakteri di dalam air akan berkembang biak dan jumlahnya akan berlipat ganda. Meskipun kita selalu mencuci botol ini dengan sabun, tetap saja partikel bahan kimia dan bakteri ini akan ada dalam air minum.

Bahan kimia yang dimaksud adalah Bisphenol A atau BPA yang andai kerap dikonsumsi akan memicu gangguan kinerja hormon seks. Bagi kaum hawa, kerap mendapatkan paparan bahan kimia ini akan membuatnya meningkatkan resiko terkena masalah endometriosis dan sindrom PCOS, mempengaruhi siklus ovulasi, serta kanker payudara.

Dalam sebuah peneltiian yang dilakukan oleh Treadmill Revies, disebutkan bahwa botol plastik yang digunakan berulang kali oleh para atlit selama satu pekan ternyata memiliki jumlah bakteri yang luar biasa, yakni 900 ribu koloni untuk setiap sentimeter persegi. Banyaknya jumlah bakteri ini tentu bisa memicu datangnya penyakit, bukan?


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi