Terbit: 2 March 2018 | Diperbarui: 7 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Salah satu mainan yang disukai oleh anak-anak adalah balon. Cukup hanya dengan meniupnya hingga ukurannya menjadi lebih besar, maka balon pun bisa dijadikan mainan yang cukup menyenangkan. Sayangnya, menurut pakar kesehatan, ada baiknya kita tidak lagi meniup balon dengan mulut karena bisa membahayakan kesehatan. Apa alasan dari rekomendasi ini?

Jangan Lagi Dilakukan, Meniup Balon Dengan Mulut Ternyata Berbahaya

Tahukah anda jika beberapa negara yang ada di benua Eropa ternyata telah melarang anak-anak untuk meniup balon sendiri? Bahkan, orang tuanya juga lebih disarankan untuk meniup balon dengan pompa. Alasan dari saran ini adalah adanya risiko terkena berbagai masalah ini jika sampai meniup balon dengan mulut.

Tersedak
Di dalam Journal of the American Association (JAMA), disebutkan bahwa ternyata ada banyak sekali kasus anak yang tersedak serpihan balon saat meniupnya dan kemudian meledak. Kasus anak yang tersedak serpihan balon ini bahkan lebih banyak jika dibandingkan dengan kasus tersedak makanan. Yang menjadi masalah adalah, mengeluarkan serpihan balon cukup sulit untuk dilakukan.

Penularan infeksi
Balon baru memang belum ditiup oleh orang lain, namun bisa jadi balon tersebut telah melewati banyak sekali tempat sehingga bisa saja sudah membawa bakteri, virus, dan kuman yang berbahaya. Dengan meniupnya memakai mulut, maka kita akan meningkatkan risiko penularan infeksi dari berbagai mikroba berbahaya tersebut.

Berbahaya bagi mata
Jika kita meniup balon hingga terlalu besar dan kemudian meledak, maka dikhawatirkan serpihan balon ini akan mengenai mata dan mencederainya. Selain itu, tanpa kita sadari, saat meniup balon, di dalam mata kita mengalami peningkatan tekanan, khususnya pada bagian intraokuler yang bisa saja menyebabkan masalah pendarahan pada retina mata dan memicu glaukoma.

Melihat adanya fakta ini, ada baiknya kita meniup balon dengan pompa saja, bukannya dengan mulut yang ternyata bisa berbahaya bagi kesehatan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi