Terbit: 25 December 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Siapa sih yang bisa tenang saat terkena keracunan makanan. Kondisi ini akan menyebabkan gejala seperti sakit perut, mual-mual parah, munculnya keringat dingin, hingga badan yang tidak karuan. Hanya saja, sebuah pertanyaan pun muncul, sebenarnya, apa yang terjadi pada tubuh saat terkena keracunan makanan dan bagaimana mekanisme tubuh dalam menangani kondisi ini?

Ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Keracunan Makanan

Respons tubuh saat terkena keracunan makanan

Sebuah penelitian dilakukan oleh para ahli dari Australian National University untuk mengetahui bagaimana respons tubuh pada bakteri bacillus cereus, salah satu penyebab keracunan makanan atau bahkan infeksi yang cukup berbahaya seperti sepsis, meningitis, hingga pneumonia. Pemimpin penelitian ini, Anukriti Mathur, menyebut bakteri bisa memproduksi racun yang memicu peradangan.

Tatkala racun dikeluarkan oleh bakteri, maka racun ini akan langsung menyerang sel-sel tubuh, tepatnya dalam hal menekan lubang sel. Hal ini akan merangsang reaksi dari sistem kekebalan tubuh. Menariknya adalah, reaksi sistem imun inilah yang sebenarnya membuat kita ingin muntah dan bolak-balik ke toilet.

Pakar kesehatan dr. Vincent Ho dari University of Western Sydney menyebut bakteri cereus mampu memproduksi lebih dari 12 jenis racun, termasuk yang bisa menyebabkan efek mual, muntah, dan diare. Racun yang bisa menyebabkan muntah ini bisa mempengaruhi reseptor serotonin yang ada di dalam lambung dan usus kecil yang akhirnya merangsang saraf vagus dan membuat kita ingin muntah.

Proses yang mirip juga terjadi pada saat kita terkena diare. Racun yang diproduksi oleh bakteri akan merangsang usus halus sehingga menyebabkan refleks gastrokolik. Getaran otot usus pun semakin meningkat sehingga akan membuat keinginan buang air besar meningkat demi membuang berbagai macam racun dari dalam tubuh.

Asal dari bakteri penyebab keracunan

Dr. Ho menyebut bakteri cereus bisa kita temukan di makanan yang kita konsumsi sehari-hari seperti nasi, daging, pasta, hingga ikan. Penyimpanan yang terlalu lama atau di dalam suhu yang salah bisa menyebabkan perkembangan bakteri ini. Sebagai informasi, bakteri ini tumbuh subur di suhu udara 32-43 derajat Celcius.

Jika kita memakan makanan yang sudah terpapar bakteri ini, maka bisa jadi kita memasukkan ribuan atau jutaan bakteri ke dalam tubuh dan menyebabkan gejala keracunan.

Mengatasi keracunan makanan

Keracunan makanan jika tidak ditangani dengan benar bisa menyebabkan dampak yang cukup serius. Karena alasan inilah fase pertolongan pertama sangatlah krusial untuk menyelamatkan korban.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menolong korban keracunan makanan.

  1. Meminta korban beristirahat
  2. Meminta korban meminum air putih dengan cukup demi mencegah dehidrasi. Jika perlu, kita bisa memberikan cairan oralit atau cairan larutan garam dan gula.
  3. Memberikan obat anti diare jika korban mengalami diare parah. Jika perlu, berikan obat diare yang bisa menyerap racun.
  4. Jangan sembarangan memberikan obat anti muntah karena bisa jadi akan menyebabkan dampak yang lebih serius.
  5. Sebaiknya kita memberikan makanan padat seperti biskuit. Setelahnya, kita bisa memberikan makanan seperti biasa.
  6. Jika korban adalah penderita penyakit tertentu seperti diabetes, memiliki gangguan sistem imun, memiliki penyakit hati, sudah berusia lanjut, sebaiknya kita memberikan sejenis antibiotik khusus yang bisa diminta oleh dokter. Jangan sembarangan memberika obat demi mencegah dampak lain yang lebih serius.

Jika kondisi korban tak kunjung membaik, sebaiknya kita segera membawanya ke dokter atau rumah sakit demi mendapatkan penanganan medis yang tepat sehingga tidak akan mendapatkan dampak kesehatan yang buruk.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi