Terbit: 12 January 2017 | Diperbarui: 8 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Kasus kematian siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) bernama Amirullah Adityas Putra masih menjadi pembicaraan banyak pihak. Meskipun penyebab dari kematian pemuda 18 tahun ini sudah diketahui, yakni karena pemukulan dari para seniornya, banyak dari kita yang bertanya-tanya bagaimana pukulan para seniornya ini mampu membuatnya meninggal dunia. Menurut pakar kesehatan, pemukulan memang bisa membuat organ dalam tubuh mati lemas sehingga akhirnya memicu kematian pada korbannya.

Ini Alasan Mengapa Pukulan Bisa Membuat Organ Dalam Mati Lemas

Kepala Instalasi Kedokteran Forensik dari RS Polri bernama KombesPol Edi Purnomo menyebutkan jika setelah diautopsi, organ dalam dari korban memang mengalami tanda mati lemas. Selain itu, pada organ layaknya paru-paru, jantung, atau pada kelenjar liur dalam perut juga ditemukan bintik-bintik darah dan juga resapan darah. Pada fisiknya juga bisa ditemukan memar pada dahi kiri dan ujung kaki. Muncul pula pendarahan pada mata dan bibir. Bahkan, korban mengalami gejala sianosis, kondisi dimana tubuh membiru karena kekurangan oksigen.

Pakar kesehatan dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH menyebutkan jika korban pemukulan memang bisa mengalami kekurangan oksigen mengingat organ di dalam tubuh mengalami penurunan pasokan oksigen dengan signifikan. Saat organ mengalami trauma atau bahkan mengalami pendarahan, darah yang ada di dalam organ tubuh pun akan keluar sehingga kadar hemoglobin pada organ menurun dan membuat organ dalam kekurangan oksigen dan mati lemas.

Jika korban dipukul pada dada atau perut, bisa jadi organ jantung dan lambung akan mengalami pendarahan sehingga pada akhirnya membuatnya kekurangan darah, penurunan kadar oksigen dengan signifikan, hingga akhirnya meninggal dunia. Saat diautopsi, korban Amirullah memang mengalami muntah darah dan ditemukan sisa darah pada perut yang menjelaskan mengapa pemukulan yang dialaminya akhirnya membuatnya harus meregang nyawa.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi