Pernah mendengar tentang hujan asam? Hujan ini secara visual memang tidak berbeda dengan hujan biasa, namun fenomena alam satu ini ini memang tidak bisa diabaikan, karena dapat memberikan berbagai dampak untuk lingkungan. Apakah hujan satu ini memberikan efek berbahaya pada kesehatan kita? Simak jawabannya dalam artikel ini!
Apa Itu Hujan Asam?
Istilah hujan asam diciptakan pada tahun 1852 oleh seorang ahli kimia ahli Skotlandia bernama Robert Angus Smith. Smith mengambil istilah ini setelah melakukan pemeriksaan kimia pada air hujan di dekat kota-kota industri di Inggris dan Skotlandia. Ia kemudian menuliskan tentang penemuannya ini dalam buku “Air and Rain: The Beginnings of a Chemical Climatology”.
Acid rain adalah segala bentuk presipitasi yang mengandung komponen asam seperti asam nitrat dan asam sulfat yang tinggi. Selain dalam bentuk hujan air, presipitasi juga dapat hadir dalam bentuk lain seperti debu, gas, salju, kabut, dan es atau potongan-potongan kecil.
Apabila hujan asam mengandung air, maka disebut dengan deposisi basah, sedangkan bila berbentuk debu dan gas disebut dengan deposisi kering.
Kadar pH air normal adalah 7 yang berarti netral. Sedangkan hujan pada dasarnya memang memiliki pH asam yaitu 5,6. Namun hujan ini memiliki kadar pH yang lebih asam lagi yaitu antara 5,2 hingga 4,4.
Penyebab Hujan Asam
Proses terjadinya hujan asam adalah ketika sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOX) naik ke atmosfer dan diangkut oleh angin dan arus udara. SO2 dan NOX kemudian bereaksi dengan air, oksigen, dan bahan kimia lainnya untuk membentuk asam sulfat dan nitrat. Zat ini kemudian bercampur dengan air dan bahan lainnya sebelum jatuh ke tanah.
Penyebab hujan asam sebagian berasal dari alam. Sebagian kecil SO2 dan NOX penyebab hujan ini berasal dari sumber alami seperti letusan gunung berapi dan vegetasi yang membusuk. Namun penyebab acid rain lainnya lebih didominasi oleh perbuatan manusia.
Sumber utama SO2 dan NOX di atmosfer berasal dari:
- Pembakaran bahan bakar fosil (seperti batu bara, minyak bumi, atau gas alam) untuk pembangkit listrik.
- Kendaraan dan alat berat
- Manufaktur, kilang minyak, dan industri lainnya.
Angin dapat menghembuskan SO2 dan NOX hingga terbang jauh dan menyebabkan hujan ini di banyak tempat. Jadi, bukan hanya orang yang tinggal dekat dengan sumber SO2 dan NOX saja yang berpotensi terkena acid rain.
Dampak Hujan Asam untuk Kesehatan
Hujan asam pada dasarnya tidak memberikan efek berbahaya langsung pada kesehatan. Kadar pH hujan ini tidak cukup asam untuk membakar kulit kita. Bahkan, menurut U.S. Environmental Protection Agency, berenang di danau asam tidak lebih berbahaya daripada berenang di air bersih.
Meskipun begitu, bukan berarti tidak terdapat dampak buruk hujan ini bagi kesehatan. Dampak hujan asam pada kesehatan terkait dengan kualitas udara.
Partikel penyebab hujan ini seperti sulfur dioksida yang ada di udara dapat menyebabkan berbagai masalah pernapasan kronis seperti asma dan bronkitis. Masalah juga ditimbulkan oleh nitrogen oksida. Partikel ini menyebabkan pembentukan ozon di permukaan tanah.
Keberadaan ozon di atas tanah berbeda dengan ozon yang berada di atas bumi. Ozon di atas bumi dapat membantu kita terlindungi dari radiasi sinar UV, sedangkan ozon di permukaan tanah justru menyebabkan masalah paru-paru parah seperti pneumonia kronis dan emfisema.
Hujan ini yang terjadi di ketinggian juga dapat menyebabkan kabut asam tebal. Selain dapat mengganggu pandangan, kabut ini dapat menyebabkan iritasi pada mata dan hidung.
Dampak Hujan Asam untuk Lingkungan
Dampak hujan ini lebih terlihat lagi pada lingkungan. Berikut adalah berbagai dampak negatif hujan ini terhadap lingkungan:
1. Dampak pada Tanaman
Hujan asam yang jatuh pada langsung ke pohon dan tanaman dapat membahayakan tanaman tersebut.
Hujan ini melepaskan mineral seperti aluminium dari tanah dan menurunkan pH tanah hingga tanah menjadi asam. Tanah yang asam ini dapat merusak pertumbuhan tanaman. Lahan yang terpapar acid rain dapat terancam gagal panen. Hujan yang mengenai pohon juga membuat daun pohon tersebut menjadi coklat dan layu.
Efek ini dikombinasikan dengan masalah lain pada lingkungan juga dapat membuat pohon dan tanaman kurang sehat dan lebih rentan terhadap suhu dingin, serangga, dan penyakit. Polutan juga dapat menghambat kemampuan pohon untuk bereproduksi.
2. Mengganggu Ekosistem Perairan
Selain membuat tanah menjadi asam, hujan ini juga dapat membuat air sungai atau danau menjadi asam. Kondisi ini dapat membahayakan bagi beberapa spesies seperti udang karang, kerang, dan hewan lainnya.
Sebenarnya, beberapa spesies dapat mentoleransi tingkat keasaman air ini, namun karena ekosistemnya saling berhubungan, maka spesies yang lain juga ikut terpengaruh karena rusaknya rantai makanan. Kondisi ini bahkan juga memengaruhi spesies yang tidak hidup di air seperti burung yang mencari makan di air.
3. Kerusakan Prasasti Bersejarah
Ada banyak sekali prasasti atau monumen bersejarah di Indonesia yang mungkin terpengaruh oleh hujan ini. Batu secara alami dapat mengalami kerusakan seiring dengan berjalannya waktu. Namun ternyata kerusakan ini dapat terjadi lebih cepat akibat pengaruh lingkungan seperti acid rain dan polusi.
4. Kerusakan Bangunan Lainnya
Selain prasasti bersejarah, banyak juga bangunan yang bahan dasarnya berasal dari batuan. Sama halnya seperti prasasti dan monumen, bangunan-bangunan ini juga tentunya akan lebih mudah rusak apabila terpapar oleh hujan ini.
- Boumis, Robert. 2019. Negative Health Effects of Acid Rain on Humans. https://sciencing.com/negative-health-effects-acid-rain-humans-24007.html. (Diakses 27 September 2019).
- Bradford, Alina. 2018. Acid Rain: Causes, Effects and Solutions. https://www.livescience.com/63065-acid-rain.html. (Diakses 27 September 2019).
- EPA. What is Acid Rain?. https://www.epa.gov/acidrain/what-acid-rain. (Diakses 27 September 2019).
- Nunez, Christina. 2019. WHAT IS ACID RAIN?. https://www.nationalgeographic.com/environment/global-warming/acid-rain/. (Diakses 27 September 2019).
- USGS. Water as Acid Rain. https://www.usgs.gov/special-topic/water-science-school/science/water-acid-rain?qt-science_center_objects=0#qt-science_center_objects. (Diakses 27 September 2019).