Terbit: 7 March 2018 | Diperbarui: 9 June 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Menurut sebuah studi baru-baru ini, hobi berkebun baik itu di ladang maupun di halaman, ternyata sama baiknya dengan menjalani fitnes di pusat kebugaran, yang berkaitan dengan kesehatan jantung.

Hobi Berkebun Kurangi Risiko Penyebab Kematian hingga 30 Persen

Orang dewasa yang lebih tua dengan hobi seperti ini mampu mengurangi risiko serangan jantung atau stroke dan kemungkinan bisa mengurangi semua penyebab kematian hingga 30 persen.

Untuk penelitian tersebut, para periset memantau kesehatan sekitar 4.000 orang dewasa berusia 60 tahun selama 12,5 tahun. Selama masa ini, mereka menjalani pemeriksaan kesehatan awal yang mencakup pertanyaan tentang kebiasaan makan, merokok, alkohol, dan aktivitas mereka. Berbagai tes dan ujian menganalisis kesehatan jantung, gula darah, dan banyak lagi.

Sejak awal, seperti melansir Natural Society, mereka yang dilaporkan paling aktif cenderung tidak memiliki masalah jantung, tidak peduli berapa banyak mereka berolahraga secara formal. Para lansia ini memiliki pinggang lebih kecil, menurunkan kadar gula darah, menurunkan faktor penggumpalan darah, dan menurunkan kadar lipid dalam darah. Hal yang serupa juga terjadi orang-orang yang melakukan banyak latihan formal.

Sepanjang masa penelitian, 476 peserta mengalami serangan jantung pertama dan total 383 meninggal karena berbagai sebab. Para periset menentukan tingkat aktivitas harian tertinggi dikaitkan dengan 27 persen penurunan risiko serangan jantung atau stroke dan penurunan risiko kematian sebesar 30 persen jika dibandingkan dengan mereka yang paling tidak aktif.

Apa artinya ini? Jika Anda adalah orang dewasa yang lebih tua, kegiatan dua jam kerja mungkin sudah cukup, bukan 60 menit dari tutorial DVD cardio. Jika Anda tidak memiliki kebun atau halaman untuk diolah, Anda mungkin ingin berolahraga secara formal, tetapi jika Anda mampu mempertahankan tingkat aktivitas tinggi tanpa gym, lebih banyak kekuatan untuk Anda.

Jika Anda membutuhkan beberapa motivasi untuk melakukan pekerjaan di pekarangan rumah, pikirkan saja betapa menguntungkannya sebuah taman penghasil makanan berupa sayuran.

Berikut adalah uraikan beberapa tips dasar berkebun dan berikut adalah lima sayuran mudah tumbuh yang bisa Anda mulai dalam berkebun.

Menentukan jenis tanah
Untuk menentukan jenis tanah tempat Anda untuk berkebun, coba ambil segenggam tanah lembab dari kebun atau halaman Anda dan genggamlah dengan kencang. Lalu buka genggamanmu dan lihat apakah salah satu dari tiga jenis tanah berikut ini.

  • Tanah tetap menggumpal meski genggaman dibuka dan saat diaduk dengan lembut akan hancur. Ini berarti Anda memiliki kualitas tanah yang optimal.
  • Tanah tetap menggumpal meski genggaman dibuka dan ketika diaduk tanah masih menggumpal di tanah. Ini menunjukkan bahwa Anda memiliki tanah berbasis tanah liat.
  • Tanah akan buyar ketika genggaman dibuka. Ini berarti Anda memiliki tanah berpasir.

Jika kualitas tanah Anda buruk, maka Anda bisa berlebun di ruangan menggunakan pot atau membeli tanah organik.
Tomat

Menentukan tanaman
Sekarang saatnya menentukan apa yang ingin Anda tanam. Untuk mengawali berkebun organik, cobalah salah satu dari 10 tanaman yang dianggap paling mudah tumbuh. Entah itu di antara jendela, halaman rumah, dan belakang rumah Anda. Tanaman bergizi ini kemungkinan besar akan tumbuh dengan baik, ini termasuk:

  • Cabai
  • Akar bit
  • Kangkung
  • Selada
  • Daun mint
  • Bawang
  • Stroberi
  • Sawi

Penelitian ini bisa menjadi inspirasi bagi sebagian besar populasi yang mungkin tidak ingin berlari, berenang atau pergi ke gym karena dengan jelas menunjukkan bahwa aktivitas moderat dan non-olahraga seperti berkebun memberi manfaat bagi kesehatan orang dewasa yang lebih tua,.

“Kita harus berhati-hati saat melakukan generalisasi, karena orang dewasa yang lebih tua cenderung kurang fit, jadi berkebun merupakan latihan yang relatif sulit bagi mereka,” pungkas kata Dr. Gavin Sandercock dari University of Essex.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi