Terbit: 20 January 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Meskipun memiliki peran besar bagi sumber energi tubuh, kadar gula darah jika tidak dijaga tetap normal bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Sebagai contoh, jika kadarnya terlalu tinggi atau melebihi angka 200, bisa jadi kita akan mengalami peningkatan risiko terkena diabetes.

Tak Selalu Makanan, Hal Ini Juga Bisa Tingkatkan Gula Darah

Kadar gula darah yang normal

Pakar kesehatan menyebut kadar gula darah yang normal adalah yang kurang dari 180 mg/dL. Angka ini bahkan tergolong tinggi karena biasanya muncul setelah makan. Sebagai informasi, setelah makan, kita mengonsumsi kalori yang bisa saja memicu peningkatan kadar gula darah dengan signifikan.

Peningkatan kadar gula darah ini memang seringkali terjadi setelah makan. Selain itu, jika kita terbiasa mengonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi gula seperti kue atau biskuit, maka kadar gula darah bisa melonjak dengan drastis

Beberapa hal lain yang bisa memicu peningkatan kadar gula darah

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa hal lain yang bisa menyebabkan peningkatan kadar gula darah selain mengonsumsi makanan tinggi kalori.

Berikut adalah beberapa penyebab yang patut untuk kita waspadai.

  1. Jarang sarapan

Banyak orang yang sengaja melewatkan waktu sarapan karena tidak sempat memasak atau tidak lagi memiliki waktu untuk makan karena takut akan terlambat. Meskipun terlihat sebagai hal yang wajar untuk dilakukan, pakar kesehatan menyebut kebiasaan melewatkan sarapan bisa meningkatkan risiko terkena kenaikan kadar gula darah. Berdasarkan sebuah penelitian yang hasilnya dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition, dihasilkan fakta jarang sarapan bisa meningkatkan risiko terkena diabetes hingga 21 persen.

  1. Sering mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak jenuh

Makanan dengan kandungan lemak jenuh seperti gorengan atau makanan cepat saji memang cenderung memiliki rasa yang enak dan bisa membuat kita ketagihan, sayangnya menurut pakar kesehatan, sering mengonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh bisa meningkatkan risiko kolesterol tinggi dan diabetes. Hal ini disebabkan oleh kemampuan lemak jenuh dalam meningkatkan kadar gula darah dengan signifikan.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam Journal of Nutrition, dihasilkan fakta bahwa orang-orang sering mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak jenuh tinggi juga cenderung memiliki kadar gula darah yang tinggi.

  1. Kurang tidur

Kurang tidur memang bisa membuat badan terasa tidak nyaman, namun yang tidak banyak orang sadari adalah, kurang tidur bisa mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh dengan signifikan. Sebagai contoh, jika kita mengalami kurang tidur, maka sistem metabolisme tubuh akan terganggu dan hal ini akan menyebabkan kadar gula darah naik melebihi batas normal.

  1. Hobi merokok

Tak hanya menyebabkan masalah kesehatan paru-paru atau kanker, kebiasaan merokok juga akan menyebabkan risiko diabetes meningkat. Fakta ini terungkap dalam penelitian yang dilakukan para ahli dari California State Polytechnic University pada 2011 lalu. Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa kebiasaan merokok terkait dengan peningkatan kadar gula darah dengan signifikan.

  1. Sering mengonsumsi minuman dengan pemanis buatan

Tak hanya makanan manis dan kaya gula, sering mengonsumsi minuman yang memiliki kandungan pemanis buatan yang tinggi juga bisa meningkatkan kadar gula darah hingga melebihi angka 200. Apalagi jika kita sering melakukannya setiap hari. Karena alasan inilah kita sebaiknya tidak sembarangan dalam mengonsumsi minuman botolan dengan tambahan pemanis buatan. Selain itu, kita juga sebaiknya membatasi pemberian gula dalam minuman yang kita konsumsi seperti teh atau kopi.

  1. Mengalami kondisi penyakit tertentu

Pakar kesehatan menyebut kondisi penyakit tertentu seperti flu dan pilek ternyata juga bisa meningkatkan gula darah. Hal ini disebabkan oleh kaitan antara infeksi dengan munculnya stres di dalam tubuh. Hati akan segera meningkatkan kadar gula darah sebagai sumber energi untuk melawan infeksi tersebut.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi