Terbit: 19 February 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Gunung Sinabung kembali mengeluarkan letusan yang cukup besar hari ini, 19 Februari 2018. Beberapa wilayah bahkan sampai gelap gulita akibat tertutup debu vulkanik. Banyak masyarakat yang kembali mengungsi karena khawatir akan adanya letusan susulan yang tak kalah besarnya. Sebenarnya, apakah abu vulkanik ini juga bisa memberikan dampak bagi kesehatan?

Gunung Sinabung Kembali Meletus, Waspadai Dampak Abu Vulkanik Bagi Kesehatan

Photo Credit: Flickr/Jordi Bernabeu Farrús

Pakar kesehatan dr. Agus Santoso yang berasal dari Rumah Sakit Persahabatan Jakarta menyebutkan bahwa debu vulkanik memiliki ukuran yang sangat kecil, yakni kurang dari 10 mikron. Hal ini membuatnya mampu mengganggu pernafasan, termasuk saluran pernafasn bagian bawah dan paru-paru. Jika sampai menghirup abu atau debu vulkanik ini dalam jumlah banyak, maka kita pun akan rentan terkena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), iritasi saluran pernafasan, batuk kering, kesulitan bernafas, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Mata
Debu dan abu vulkanik memiliki tektur yang cenderung runcing sehingga jika sampai mengenai mata, maka mata akan mengalami iritasi, memerah, dan mengeluarkan air mata terus-menerus.

Kulit
Debu dan abu vulkanik memiliki kandungan berbahaya layaknya gas CO, SO2, atau H2S yang bisa berbahaya bagi mereka yang memiliki masalah kulit sensitif. Gejala yang dialami adalah iritasi kulit yang membuatnya berwarna kemerahan dan terasa sangat tidak nyaman.

Melihat adanya dampak kesehatan dari abu vulkanik ini, pakar kesehatan menyarankan warga yang berada di dekat dengan Gunung Sinabung untuk mematuhi saran pemerintah untuk kembali mengungsi. Jika sampai kita berada di area yang dipenuhi dengan debu atau abu vulkanik, pastikan untuk menutup seluruh tubuh dengan kain, termasuk bagian hidung dan mulut sehingga tidak mudah menghirup debu vulanik dan jika bisa, gunakan kacamata yang bisa menutup mata agar tidak mudah terpapar material vulkanik tersebut. Jangan dekati kawasan yang masih dianggap rawan hingga pemerintah mengeluarkan pengumuman bahwa kawasan tersebut sudah aman untuk dikunjungi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi