DokterSehat.Com – Jumlah glukosa seharusnya konstan di dalam darah, namun terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kadar glukosa darah tidak normal. Terdapat beberapa prosedur yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi kadar gula darah, salah satunya adalah tes glukosa darah puasa.
Apa Itu Glukosa Darah Puasa?
Glukosa adalah sumber energi utama dalam sel tubuh. Penggunaan glukosa dalam darah ini membutuhkan peran hormone insulin yang diproduksi oleh pankreas. Insulin berperan dalam pengangkutan glukosa ke dalam sel-sel tubuh dan mengarahkan hati agar menyimpan sisa energi dalam bentuk jaringan lemak.
Mengingat peran insulin yang sangat memengaruhi kerja glukosa, tentunya masalah pada insulin juga dapat menyebabkan masalah pada gula darah. Ketidakseimbangan insulin seperti pada penderita diabetes dapat menyebabkan kadar gula naik dan kondisi ini tidak baik untuk tubuh.
Kondisi gula darah tidak normal (terlalu tinggi atau terlalu rendah) akut dan kronis dapat mengancam jiwa karena dapat menyebabkan kegagalan organ, kerusakan otak, koma, bahkan hingga kematian.
Terdapat beberapa cara untuk mengevaluasi kadar gula darah seseorang, salah satunya adalah dengan tes glukosa darah puasa. Tes glukosa darah puasa bertujuan untuk mengukur kadar gula darah setelah minimal 8 jam puasa.
Kadar gula darah seseorang biasanya akan naik setelah makan. Puncaknya adalah pada satu jam setelah makan. Tingginya gula darah pada saat ini dapat juga dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi.
Tes gula darah puasa dilakukan setelah seseorang berpuasa selama kurang lebih 8 jam. Pada saat ini tentunya kadar gula darah sudah tidak dipengaruhi oleh makanan yang terakhir di konsumsi. Selain itu tubuh tentunya juga sudah akan mengolah glikogen (glukosa yang disimpan dalam tubuh sebagai cadangan energi) sebagai energi.
Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah yang paling umum dilakukan karena hasilnya dianggap lebih akurat dan juga lebih mudah diinterpretasikan. Tes ini umumnya disarankan oleh dokter ketika seseorang mengalami gejala penyakit yang terkait dengan kadar gula darah tidak normal.
Prosedur Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa
Tes glukosa darah puasa dilakukan paling tidak setelah Anda berpuasa selama 8 jam. Tes dimulai dengan pengambilan sampel darah yang diambil dari vena di lengan atau dengan tusukan pada ujung jari.
Sebelum sampel darah diambil, petugas kesehatan akan membersihkan bagian kulit yang akan diambil sampel darahnya untuk mencegah infeksi. Jika darah diambil dari lengan, akan dipasang pita elastis di lengan bagian atas, agar pembuluh darah lebih terlihat.
Rasa sakit atau sedikit tidak nyaman mungkin akan Anda rasakan ketika jarum disuntikkan untuk mengambil sampel darah. Usahakan untuk tenang dan rileks untuk mengurangi rasa sakit pada lengan atau jari Anda.
Setelah jarum dilepaskan, petugas kesehatan akan menempelkan perban di bekas lokasi tusukan. Setelah itu darah akan dibawa ke laboratorium untuk dicek.
Hal yang Memengaruhi Akurasi Glukosa Darah Puasa
Tes glukosa darah puasa harus dilakukan setelah Anda puasa setelah 8 jam. Hal ini tentunya harus dipatuhi karena akan sangat menentukan akurasi hasil dari tes tersebut. Aturan untuk jenis tes glukosa lainnya dapat berbeda dengan tes glukosa jenis ini. Ikuti aturan sesuai dengan tes yang akan dijalani.
Nilai Glukosa Puasa Normal
Hasil tes glukosa darah puasa menunjukkan jumlah glukosa dalam darah. Dilansir dari Diabetes.co.uk, berikut adalah hasil glukosa darah puasa:
- Nilai normal glukosa puasa: 3,9 hingga 5,4 mmol/L atau 70 hingga 99 mg/dL
- Prediabetes (glukosa puasa terganggu): 5,5 hingga 6,9 mmol/L atau 100 hingga 125 mg/dL
- Diagnosis diabetes: 7,0 mmol/L atau 126 mg/dL atau lebih tinggi.
Sebelumnya diagnosis untuk diabetes dalam tes ini adalah 140 mg/dL, namun The American Association mengurangi menjadi 126 mg/dL pada tahun 1997.
Nilai Glukosa Darah Puasa Tidak Normal
Tinggi rendahnya nilai glukosa puasa dapat mengindikasikan kondisi kesehatan tertentu. Berikut adalah jenis penyakit yang mungkin muncul akibat dari nilai glukosa di bawah atau di atas normal.
A. Nilai glukosa darah puasa rendah
Nilai glukosa darah puasa rendah adalah ketika hasil tes menunjukkan hasil kadar gula darah di bawah 3,9 mmol/L atau 70 mg/dL. Kondisi kadar glukosa rendah disebut dengan hipoglikemia.
Penurunan nilai glukosa ini pertama-tama dapat menyebabkan gejala pada sistem saraf seperti berkeringat, jantung berdebar, lapar, gemetar dan, gelisah. Setelah itu kondisi ini akan berlanjut dan berpengaruh ke otak sehingga menyebabkan kebingungan, halusinasi, penglihatan kabur.
Jika lebih parah, kondisi ini juga dapat memicu koma hingga kematian. Pemeriksaan untuk mendiagnosis hipoglikemia disebut dengan Whipple triad.
Penyebab hipoglikemia beragam, berikut adalah beberapa kondisi penyebab hipoglikemia:
- Penyakit Addison
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Penyakit hati berat
- Penyakit ginjal
- Overdosis penggunaan insulin
- Hipotirodoisme
- Hipofisis
- Insulinoma
- Kelaparan
B. Nilai glukosa darah puasa tinggi
Kadar glukosa darah puasa dianggap tinggi apabila hasilnya adalah 7,0 mmol/L atau 126 mg/dL atau lebih tinggi. Glukosa puasa tinggi dapat mengindikasikan seseorang terkena diabetes.
Namun selain diabetes, sebenarnya terdapat juga beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan kadar glukosa puasa tinggi. Berikut adalah kondisi yang menyebabkan kadar gula darah naik:
- Sindrom chusing
- Konsumsi makanan berlebih
- Hipertiroidisme
- Kanker pankreas
- Pankreatitis
- Pengobatan dengan menggunakan steroid jangka panjang
- Stres, trauma dan pembedahan
Beberapa kondisi mungkin membutuhkan pemeriksaan lainnya untuk memastikan diagnosisnya. Kadar gula darah yang tinggi bisa jadi adalah hanya merupakan salah satu gejalanya saja sehingga tidak dapat menjadi acuan.
Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Antonius Hapindra Kasim
Sumber:
- Fasting Blood Sugar Levels – https://www.diabetes.co.uk/diabetes_care/fasting-blood-sugar-levels.html diakses 28 Maret 2019
- Glucose Tests – https://labtestsonline.org/tests/glucose-tests diakses 28 Maret 2019
- Blood Glucose Test – https://www.healthline.com/health/glucose-test-blood diakses 28 Maret 2019