Terbit: 4 March 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Ular adalah hewan yang luar biasa, dapat hidup di darat, di laut, di hutan, di padang rumput, di danau, dan di gurun. Meskipun ular menakutkan, ternyata ular hampir selalu lebih takut dari Anda daripada  Anda takut kepada mereka. Kebanyakan ular tidak bertindak agresif terhadap manusia tanpa diprovokasi.

Gigitan Ular – Ulasan Singkat

Ular adalah hewan pemakan daging dan mereka menangkap mangsa yang mencakup serangga, burung, mamalia kecil, dan reptil lainnya, kadang-kadang termasuk ular lainnya. Hanya sekitar 400 dari 3.000 spesies ular di seluruh dunia yang berbisa.

Banyak ular membunuh mangsanya dengan penyempitan/ konstriksi. Dalam proses konstriksi ini, ular membuat mangsanya mati lemas dengan memperketat cengkeramannya di sekitar dada, mencegah bernapas atau dengan membuat mangsanya henti jantung. Ular tidak membunuh dengan menghancurkan mangsanya. Beberapa ular menangkap mangsa dengan gigi mereka dan kemudian menelannya utuh.

Ular adalah hewan berdarah dingin. Dengan demikian, ular tidak dapat meningkatkan suhu tubuh mereka dan tetap aktif ketika udara dingin di luar. Ular paling aktif pada suhu 25-32oC (77-90oF).

Gigitan ular
Ular berbisa menyuntikkan racun menggunakan kelenjar ludah dimodifikasi.

Selama proses envenomasi (gigitan menyuntikkan racun atau racun), racun melewati dari kelenjar racun melalui saluran ke taring ular, dan akhirnya menjadi mangsanya.

Tidak semua gigitan menyebabkan envenomasi. Ular dapat mengatur apakah akan melepaskan racun dan berapa banyak racun yang dilepaskan. “Dry Bites” (gigitan di mana tidak ada racun yang dikeluarkan) terjadi pada antara 25%-50% dari gigitan ular.

Variasi ini tergantung spesies dengan sekitar 25% dry bites adalah dari jenis ular pit-viper dan sampai 50% dari gigitan ular karang. Bisa ular adalah kombinasi dari berbagai bahan dengan efek yang bervariasi.

Dalam istilah sederhana, protein dari racun ular ini dapat dibagi menjadi 4 kategori:

  1. Sitotoksin menyebabkan kerusakan jaringan lokal.
  2. Hemotoxins menyebabkan perdarahan internal.
  3. Neurotoksin mempengaruhi sistem saraf.
  4. Kardiotoksin bertindak langsung pada jantung.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi