Terbit: 14 December 2015
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.com – Berdasarkan jurnal internasional, gerakan salat berpengaruh dalam mengatasi disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi merupakan kondisi medis yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan ereksi untuk kegiatan sanggama dan secara umum diklasifikasikan sebagai disfungsi ereksi psikogenik, organik, ataupun campuran psikogenik dan organik. Psikogenik adalah penyebab yang berkaitan dengan pikiran atau psikis, organik adalah penyebab yang berkaitan dengan anatomis atau fisiologis tubuh.

Banyak cara untuk menterapi disfungsi ereksi yaitu meliputi konseling psikoseksual, terapi dengan inhibitor PDE-5, medikasi oral, alat vacuum, terapi injeksi intrakavernosus (menyuntik penis), operasi vaskuler, dan penggunaan implan prostetik penis (memasang penis palsu). Pengobatan yang paling sering adalah meminum obat yang mengandung inhibitor PDE5, yang merupakan terapi awal untuk kebanyakan pasien dengan disfungsi ereksi. Terapi lain yang ipilih adalah senam otot dasar panggul, yang memang secara statistik memberikan efek yang menguntungkan untuk kasus disfungsi ereksi.

Pada penelitian ini, terdapat 10 sampel yang terdiri dari  7 orang Muslim dan 3 orang non-Muslim. Untuk 7 orang Muslim, mereka melakukan gerakan salat lebih banyak daripada salat wajib sehari-hari, dan dilakukan dengan gerakan yang perlahan sebanyak 12 putaran (12 rakaat) sehingga satu kali terapi membutuhkan waktu 30 – 36 menit, sedangkan 3 orang non Muslim memperagakan gerakan salat ini bukan untuk kepentingan ibadah, tetapi untuk kepentingan pengetahuan, yaitu “meniru” gerakan salat sebanyak 12 putaran selama 30 – 36 menit juga. Sepintas tampak sama antara grup 7 orang Muslim dengan 3 orang non-Muslim, namun, grup Muslim melakukan gerakan tersebut dengan pelafalan bacaan bahasa Arab, sedangkan grup non-Muslim tidak.

Selama 4 bulan penelitian, maka dilakukan pengukuran volume penis dengan menggunakan skor NEVA dan klasifikasi IEC. Terdapat peningkatan volume sebesar 2 kali lipat ukuran sebelumnya (222%), dengan nilai kemaknaan secara statistik p<0,05 (hasil bermakna), serta memperlama durasi kontraksi otot pada penis, dan ketika dibandingkan dengan senam otot dasar panggul (senam Kegel), gerakan salat memberikan hasil yang setara baiknya.

Hal ini terkait dengan kelancaran aliran darah yang meningkat dengan dilakukannya salat. Salat yang dianjurkan Rasul yaitu gerakan salat yang dilakukan dengan tidak terburu-buru, dan dengan memaksimalkan rakaat salat yaitu sebanyak 12 rakaat, terbukti melalui penelitian ini.

 

Sumber:

Ibrahim F, Sian Tee, Shanggar Kuppusamy, et al. Muslim Prayer Movements as an Alternative Therapy in the Treatment of Erectile Dysfunction: A Preliminary Study. Dari Journal Physical Therapy Scinence Sep 2013; 25 (9): 1087-1091.  Diakses [7 Des 2015] dari //www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3818777/


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi