DokterSehat.Com- Mayoritas bakteri gram negatif adalah patogen karena karakteristik membran luar dinding selnya, escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang paling dikenal. Beberapa contoh lain bakteri gram negatif diantaranya termasuk Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, Shigella, Helicobacter, Acinetobacter, Neisseria, Haemophilus, Bordetella, Bacteroides, Enterobacter, dan lainnya.
Bakteri gram positif adalah bakteri yang bila dilakukan pewarnaan gram akan menghasilkan warna keunguan. Bakteri gram negatif adalah agen penyebab berbagai infeksi saluran pernapasan, penyakit menular seksual, maupun penyakit pencernaan. Bakteri gram negatif juga menjadi penyebab utama infeksi nosokomial.
Endotoksin yang terdapat di dinding sel bakteri gram negatif bila memasuki aliran darah akan menyebabkan endotoksemia, endotoksemia bisa terjadi melalui infeksi sistemik atau lokal atau melalui bakteri gram negatif yang terdapat dalam usus.
Saluran pencernaan manusia merupakan rumah beberapa bakteri gram negatif. Selama bakteri bereplikasi, endotoksin disintesis terus menerus dan berpindah ke aliran darah namun dalam jumlah yang rendah.
Kadar endotoksin yang rendah tidak akan menimbulkan kerusakan pada tubuh. Namun, kadar endotoksin yang meningkat akan menyebabkan peradangan jaringan dan mengaktifkan berbagai proses seluler sistem kekebalan tubuh. Pada kasus yang ekstrim, kondisi ini bisa menimbulkan syok endotoksik atau syok septik.
Beberapa gejala syok endotoksik diantaranya adalah sebagai berikut:
- Demam dan menggigil, atau penurunan suhu tubuh
- Peradangan
- Ruam kulit
- Napas cepat
- Peningkatan denyut jantung
- Tekanan darah rendah
- Gagal organ multiple
Penanganan
Membran luar yang unik membuat bakteri gram negatif resisten terhadap antibiotik maupun obat-obatan sehingga sulit diobati. Beberapa antibiotik tertentu cukup efektif untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif diantaranya streptomisin, kloramfenikol, dan sefalosporin.
Kombinasi antibiotik tersebut banyak digunakan untuk menangani infeksi gram negatif. Perawatan untuk menangani gejala diantaranya adalah menggunakan alat bantu napas serta obat-obatan untuk mengatur suhu dan fungsi jantung.