Gas air mata adalah alat yang biasa digunakan oleh kepolisian untuk mengendalikan kerusuhan. Meski bukan termasuk senjata yang mematikan, ada risiko cedera hingga kematian jika digunakan untuk mengurai massa. Simak penjelasan mengenai kandungan hingga efek samping pada tubuh selengkapnya di bawah ini.
Kandungan Gas Air Mata
Gas air mata adalah zat yang menyebabkan mata perih hingga mengeluarkan air mata. Hal ini karena gas—dalam istilah medis disebut lakrimator—mengandung bahan kimia yang bisa mengiritasi selaput (membran) mukosa dari indra penglihatan tersebut.
Mengapa mata perih saat terkena lakrimator? Jawabannya tentu ada pada kandungan zat di dalam gas tersebut.
Sejatinya, lakrimator bukan merupakan gas. Alih-alih gas, elemennya berupa cairan yang dapat terurai halus ketika ditembakkan ke udara menggunakan generator, semprotan, hingga granat.
Nah, kandungan zat pada gas ini ada berbagai macam. Umumnya, gas mengandung zat halogen organik sintetik. Dari beberapa macam zat halogen organik sintetik, mayoritas gas air mata menggunakan:
- chloroacetophenone (CN).
- o-chlorobenzylidene malononitrile (CS).
Chloroacetophenone (CN) adalah zat yang merupakan komponen utama Mace, di mana Mace ini termasuk dalam golongan aerosol. Zat inilah yang menyebabkan mata mengalami iritasi hingga terasa perih dan mengeluarkan air mata.
Sementara itu, o-chlorobenzylidene malononitrile (CS) adalah komponen gas air mata yang lebih kuat daripada chloroacetophenone (CN); dan bisa menghasilkan sensasi terbakar pada mata.
Tak hanya itu, iritasi o-chlorobenzylidene malononitrile (CS) juga sampai ke saluran pernapasan. Akan tetapi, efek zat ini lebih cepat reda ketimbang chloroacetophenone (CN). O-chlorobenzylidene malononitrile (CS) bisa hilang setelah menghirup udara segar selama 5-10 menit.
Selain kedua zat di atas, jenis zat lainnya yang terkandung di dalam lakrimator adalah:
- Benzyl bromide.
- Bromoacetone.
- Ethyl bromoacetate.
- Xylyl bromide.
- Bromobenzyl cyanide.
Efek Samping Gas Air Mata
Paparan gas umumnya tidak berdampak parah, apalagi sampai mengancam nyawa. Kendati demikian, gas ini memiliki efek yang cukup mengganggu akibat adanya peradangan pada selaput mata, hidung, hingga paru-paru.
Efek gas umumnya akan terasa sekitar 30 detik setelah terpapar. Mata perih, berair, dan terasa seperti terbakar adalah gejala utama akibat paparan lakrimator tersebut. Tak hanya itu, efek gas juga meliputi sejumlah kondisi berikut ini:
- Kebutaan sementara.
- Bersin dan batuk.
- Mual dan muntah.
- Kesulitan bernapas.
- Nyeri dada.
- Iritasi kulit.
- Produksi air liur berlebih.
- Disorientasi.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, efek gas ini umumnya bersifat temporer. Efek lakrimator akan hilang setelah beberapa saat, baik secara otomatis maupun dengan cara-cara khusus seperti membasuh muka dengan air dan sebagainya.
Bahaya Gas Air Mata
Gas air mata memang cenderung tidak berbahaya. Namun bagaimana jika paparan gas ini terjadi secara berkepanjangan, terlebih jika gas sudah kedaluwarsa? Apakah akan ada bahaya yang mengintai?
Menurut seorang analis dari IHS Jane’s, Neil Gibson, sebagaimana dilansir dari BBC, pada dasarnya lakrimator memiliki efek racun namun tingkatannya berbeda-beda tergantung dari jenis zat yang dikandungnya. Bahaya akan terasa apabila seseorang terpapar dalam jumlah yang tinggi.
Masih melansir sumber yang sama, profesor dari University of Leeds, Alastair Hay menyebut jika bahaya lakrimator mungkin bisa sampai menyebabkan kematian kendati kemungkinannya sangat kecil (bahkan hampir mustahil).
Sementara pada kasus gas air mata yang sudah kedaluwarsa, Hay mengatakan bahwa kandungan bahan kimia di dalamnya mengalami kerusakan. Alih-alih menghasilkan bahaya, hal ini justru membuat efektivitas gas air mata berkurang.
Pendapat Hay tersebut seakan menampik anggapan bahwa lakrimator kedaluwarsa menjadi berbahaya bagi tubuh.
Cara Mengatasi Gas Air Mata
Paparan yang disebabkan oleh gas ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada beberapa organ tubuh. Berikut adalah berbagao pertolongan pertama yang bisa dilakukan, di antaranya:
1. Segera Cari Udara Segar
Cara meredakan yang pertama adalah dengan menjauhi titik ledakan dan cari area yang bebas dari asap gas air mata. Umumnya, efek gas akan hilang dengan sendirinya setelah 5-10 menit berada di tempat yang lebih aman.
2. Basuh dengan Air
Cara mengatasi paparan lakrimator berikutnya adalah dengan membasuh area wajah dengan air bersih. Selain air bersih, Anda bisa menggunakan larutan saline guna meredakan efek perih pada mata akibat gas ini.
Hal yang sama juga berlaku apabila efek gas terasa di kulit. Cuci kulit dengan menggunakan air bersih dan sabun untuk menghilangkan rasa perih maupun gatal.
3. Bernapas dengan Handuk yang Telah Direndam Air Cuka
Apabila lakrimator menyebabkan Anda mengalami kesulitan bernapas, cara mengatasinya adalah dengan merendam handuk kecil di dalam wadah berisi air hangat yang telah dicampur cuka selama beberapa saat.
Setelah itu, gunakan handuk tersebut untuk bernapas. Sifat asam dari cuka efektif untuk meredakan efek gas yang satu ini.
Pada akhirnya, jika Anda terpaksa untuk tetap berada di area yang terdampak gas air mata, gunakan masker khusus untuk menghindari paparan lebih lanjut. Jika efek gas masih terasa setelah melakukan cara-cara di atas, segera kunjungi dokter guna dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
- Anonim. Tear Gas. https://www.britannica.com/technology/tear-gas. (Diakses pada 26 September 2019)
- Helmenstine, A. 2018. What to Do If You Are Exposed to Tear Gas. https://www.thoughtco.com/what-to-do-if-exposed-to-tear-gas-604104. (Diakses pada 26 September 2019)
- Rahman, R. 2011. Who, What, Why: How dangerous is tear gas?. https://www.bbc.com/news/magazine-15887186. (Diakses pada 26 September 2019)