Terbit: 18 September 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Tahukah anda jika angka kasus bunuh diri di Indonesia semakin tinggi? Bahkan, kasus pelajar SMA yang melakukannya juga cenderung semakin meningkat. Apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?

Gara-Gara Hal ini, Angka Bunuh Diri Pelajar SMA Semakin Tinggi

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 lalu, disebutkan bahwa pelajar yang tinggal di kota besar ternyata memiliki tingkat emosi yang cukup tinggi. Jika prevelenasi gangguan mental dan emosional pada anak dengan usia lebih dari 15 tahun sekitar 6 persen, maka tingkat prevelansi pada anak dengan rentang usia yang sama di Jakarta pada tahun 2007 lalu sudah mencapai 14 persen.

Pakar kesehatan dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ yang berasal dari Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan yang ada di Jakarta menyebutkan bahwa banyak orang yang tidak menyadari tingginya kasus masalah kesehatan jiwa di Indonesia. Padahal, angka kasus penyakit ini menempati peringkat kedua setelah penyakit kardiovaskular.

Khusus untuk anak-anak di usia pelajar, para pelajar di DKI Jakarta memang cenderung lebih rentan untuk terkena gangguan emosional yang memicu bunuh diri. Bahkan, menurut penelitiannya, dokter yang akrab disapa dengan nama Noriyu ini menyebutkan bahwa pelajar SMA umum memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk terkena masalah emosional jika dibandingkan dengan pelajar kejuruan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kasus anak-anak SMA yang di-bully.

Yang agak aneh adalah, anak-anak yang berprestasi justru juga bisa memiliki masalah emosional karena merasa ter-bully oleh anak-anak yang prestasinya tidak sebaik mereka. Sementara itu, permasalahan yang terjadi pada pelajar SMK cenderung lebih seragam.

Melihat tingginya kasus gangguan kesehatan mental pada para pelajar SMA ini, ada baiknya semua pihak baik itu orang tua, guru, dan berbagai pihak yang terkait dengan dunia kesehatan dan pendidikan memperhatikan kondisi kesehatan mental para pelajar ini dan tidak membebaninya dengan tuntutan berlebihan agar bisa semakin menekan angka bunuh diri.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi