Terbit: 16 January 2020
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan vape atau rokok elektrik. Beberapa tahun belakangan, banyak orang yang menjadikan vape sebagai pengganti rokok tembakau karena beranggapan bahwa vape lebih aman. Padahal sama halnya seperti rokok tembakau, vape juga menyimpan banyak risiko untuk kesehatan yang perlu kita waspadai!

8 Efek Samping Rokok Elektrik, Tidak Bisa Menjadi Solusi Pengganti Rokok!

Apa Itu Rokok Elektrik atau Vape?

Rokok elektrik atau yang lebih populer disebut dengan vape adalah perangkat elektronik yang bekerja dengan cara memanaskan cairan dan menghasilkan aerosol (campuran partikel kecil di udara).

Rokok elektrik vape hadir dalam berbagai bentuk, secara umum perangkat ini terdiri dari baterai, elemen pemanas, dan tempat penyimpanan cairan. Di Indonesia, peminat vape meningkat pesat beberapa tahun belakangan ini.

Sama halnya seperti rokok tembakau, vape juga mengandung beberapa kandungan yang dianggap kurang baik untuk kesehatan. Berikut adalah beberapa kandungan vape yang berbahaya:

  • Nikotin, bahkan produk yang memiliki klaim kandungan nikotin 0% juga masih memiliki kandungan nikotin
  • Partikel ultrafine yang merupakan partikel dengan ukuran yang sangat kecil sehingga berpotensi untuk masuk ke dalam paru-paru
  • Diacetyl yang merupakan bahan perasa untuk vape
  • Senyawa organik yang mudah menguap
  • Bahan-bahan kimia yang bersifat karsinogenik
  • Logam berat seperti nikel dan timah

Efek Samping Rokok Elektrik

Penelitian tentang efek samping rokok elektrik memang belum sebanyak penelitian tentang rokok tembakau. Namun sama halnya seperti rokok tembakau, vape juga sudah diketahui memiliki efek samping terhadap kesehatan.

Jika melihat pada kandungan yang ada di dalam rokok elektrik, berikut adalah berbagai efek samping vape yang perlu diwaspadai!

1. Meningkatkan Tekanan Darah

Efek samping vape yang pertama adalah dapat meningkatkan tekanan darah.

Rokok elektrik mengandung nikotin yang dapat memengaruhi pembuluh darah. Nikotin memicu penyempitan pembuluh darah, hal ini lah yang kemudian membuat tekanan pada pembuluh darah meningkat dan menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.

2. Meningkatkan Detak Jantung

Sebuah penelitian pada tahun 2018 dari National Academies Press (NAP) juga menunjukkan bukti bahwa penggunaan vape dapat meningkatkan detak jantung.

Sama halnya seperti tekanan darah tinggi, peningkatan detak jantung ini juga terjadi akibat penyempitan pembuluh darah yang terjadi akibat efek nikotin yang masuk ke dalam tubuh.

3. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Penggunaan rokok elektrik dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa vape dapat memengaruhi jantung dan tekanan darah. Keduanya kondisi tersebut apabila dibiarkan untuk jangka waktu yang lama akan dapat meningkatkan risiko penyakit seperti angina dan serangan jantung.

4. Mengganggu Kesehatan Paru-Paru

Efek samping vape selanjutnya adalah dapat mengganggu kesehatan paru-paru.

Rokok elektrik dapat meningkatkan risiko penyakit ‘paru-paru popcorn’ atau bronchiolitis obliterans. Kondisi ini terjadi ketika bronkiolus yang merupakan saluran udara terkecil di paru mengalami penyempitan dan peradangan.

Penyebab paling umum dari ‘paru-paru popcorn’ adalah akibat menghirup senyawa diacetyl. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa diacetyl merupakan senyawa yang digunakan sebagai perasa vape.

5. Tidak Baik untuk Kesehatan Gigi dan Mulut

Selain tidak baik untuk jantung dan paru-paru, rokok elektrik juga memberikan pengaruh buruk pada kesehatan gigi dan mulut.

Dilansir dari Healthline, penelitian menunjukkan bahwa paparan aerosol vape dapat membuat gigi lebih rentan terhadap perkembangan bakteri, sehingga risiko gigi berlubang juga meningkat. Studi lain juga menunjukkan bahwa rokok elektrik dapat iritasi pada gusi, mulut, dan tenggorokan.

6. Berbahaya untuk Perkembangan Otak

Penggunaan rokok elektrik dapat berbahaya bagi otak, terutama jika dilakukan oleh anak atau remaja.

Otak kita terus berkembang hingga usia 25 tahun dan nikotin yang terkandung dalam rokok elektrik dapat mengganggu perkembangan otak ini. Penggunaan nikotin di usia remaja dapat berbahaya bagi beberapa bagian otak yang mengontrol perhatian, pembelajaran, suasana hari, dan kontrol impuls.

7. Berbahaya untuk Kehamilan

Penggunaan rokok elektrik selama masa kehamilan sangat tidak disarankan.

Nikotin pada vape bukan hanya dapat mengganggu perkembangan otak anak dan remaja, tapi dapat juga memengaruhi perkembangan otak janin yang belum lahir. Apabila perkembangan otak janin terganggu, maka dapat meningkatkan risiko cacat lahir pada bayi.

8. Membuat Kecanduan

Efek rokok elektrik selanjutnya masih berasal dari kandungan nikotin di dalamnya.

Nikotin bersifat adiktif dan berpotensi menyebabkan kecanduan. Penggunaan vape pada remaja juga sering kali dikaitkan dengan risiko penggunaan rokok tembakau dan juga obat-obatan terlarang di masa depan.

Rokok Elektrik Bukan Solusi Pengganti Rokok Tembakau

Banyak orang yang mengira bahwa rokok elektrik dapat dijadikan sebagai pengganti rokok tembakau. Namun, meskipun aerosol dari vape memiliki aroma yang menyenangkan tidak seperti asap rokok, faktanya benda ini tetap tidak dapat dikatakan baik untuk kesehatan.

Dalam beberapa aspek, rokok elektrik mungkin tidak seberbahaya rokok tembakau, tapi penggunaannya tetap tidak disarankan karena vape juga berpotensi meningkatkan beberapa risiko penyakit. Penggunaan vape mungkin dapat membantu Anda berhenti merokok, tapi hal ini tidak memberikan manfaat lebih pada kesehatan Anda.

Bagi seseorang yang tidak pernah merokok dan tidak pernah menggunakan vape, maka sebaiknya tidak pernah mencobanya. Sedangkan untuk yang ingin berhenti merokok, pilihlah alternatif lain selain vape untuk membantu Anda untuk dapat terlepas dari rokok.

Berhenti merokok bisa menjadi hal yang sangat sulit apabila tidak didukung dengan keinginan yang kuat. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter tentang cara terbaik untuk dapat terlepas dari rokok dan untuk menjaga konsistensi Anda agar tidak kembali merokok.

 

  1. Anonim. 2019. Electronic Cigarettes. https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/e-cigarettes/index.htm. (Diakses 16 September 2019).
  2. Anonim. 2019. Quick Facts on the Risks of E-cigarettes for Kids, Teens, and Young Adults. https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/e-cigarettes/Quick-Facts-on-the-Risks-of-E-cigarettes-for-Kids-Teens-and-Young-Adults.html. (Diakses 16 September 2019).
  3. Anonim. 2019. Quit Smoking for Your Heart’s Sake. https://www.webmd.com/hypertension-high-blood-pressure/guide/smoking-kicking-habit#1. (Diakses 16 September 2019).
  4. Brazier, Yvette. Are e-cigarettes a safe alternative to smoking?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/216550.php. (Diakses 16 September 2019).
  5. Buckley, Jeffrey. 2019. Side Effects of Vaping. https://vapingdaily.com/what-is-vaping/vaping-side-effects/. (Diakses 16 September 2019).
  6. Brazier, Yvette. Are e-cigarettes a safe alternative to smoking?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/216550.php. (Diakses 16 September 2019).
  7. Buckley, Jeffrey. 2019. Side Effects of Vaping. https://vapingdaily.com/what-is-vaping/vaping-side-effects/. (Diakses 16 September 2019).
  8. Vandergriendt, Carly. 2019. Is Vaping Bad for You? And 12 Other FAQs. https://www.healthline.com/health/is-vaping-bad-for-you#overview. (Diakses 16 September 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi