DokterSehat.Com – Salah satu pepatah yang cukup sering muncul pada bulan puasa adalah berbuka puasalah dengan yang manis. Namun, bagi sebagian orang, khususnya yang merupakan pecandu rokok, berbuka puasa kerap kali dilakukan dengan cara menghisap rokok, walaupn hanya sebatang. Para pecandu rokok ini beralasan jika mulut mereka sudah terasa hambar karena seharian penuh dipaksa untuk tidak menikmati asap rokok sehingga waktu berbuka adalah waktu bagi mereka untuk segera merokok. Sayangnya, bagi pakar kesehatan, berbuka puasa dengan rokok adalah sebuah hal yang sangat tidak sehat bagi tubuh.
Bagi pakar kesehatan, berpuasa memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, khususnya bagi proses detoksifikasi tubuh dan penurunan kadar darah. Dengan berbuka puasa dengan merokok, kita pun akan langsung kehilangan manfaat-manfaat tersebut. Pakar kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, bernama dr. Saptawati, Bardosono, M.Sc, yang merupakan ahli gizi menyebutkan jika kandungan rokok yang sangat beracun akan segera meningkatkan jumlah radikal bebas begitu kita hisap saat berbuka puasa. Tahukah anda, berpuasa ternyata membuat tubuh memproduksi radikal bebas karena minimnya asupan makanan yang membuat tubuh kurang memproduksi antioksidan endogen yang bisa melawan pertumbuhan radikal bebas. Dengan merokok, kita tentu akan menambah jumlah radikal bebas sehingga kita pun lebih beresiko terkena berbagai macam penyakit.
Selain menyebabkan berbagai macam penyakit, peningkatan radikal bebas akibat kebiasaan merokok saat berbuka puasa juga akan berpengaruh besar pada rusaknya sel-sel kulit sehingga kita pun beresiko mengalami penuaan dini berupa kulit yang berkeriput atau mudah kusam. Selain itu, resiko munculnya sel kanker pun meningkat tajam.
Alih-alih merokok, berbukalah dengan makanan yang sehat, khususnya yang mengandung daging atau ikan-ikanan yang kaya protein, dan sayuran dan buah-buahan yang kaya vitamin dan mineral. Kombinasi makanan sehat ini justru akan sangat baik dalam mengurangi radikal bebas di dalam tubuh kita.