Terbit: 4 October 2019
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan yang namanya DNA. Tapi tahukah Anda bagaimana DNA terbentuk, apa fungsinya, serta seperti apa prosedur tes DNA? Artikel berikut ini akan membantu Anda memahami lebih lanjut mengenai elemen penting tubuh yang satu ini.

Deoxyribonucleic Acid (DNA): Definisi, Struktur, Fungsi

Apa Itu DNA?

DNA adalah kependekan dari deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat, sebuah molekul kompleks yang berisikan materi genetik. Materi genetik ini lantas ‘diwariskan’ oleh induk kepada keturunannya. Molekul ini bertugas menginstruksikan pembentukan protein yang mana protein tersebut berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, fungsi dan perilaku dari organisme.

Oleh karena DNA diwariskan oleh induk kepada keturunannya, maka tak heran jika karakteristik keturunan akan relatif sama dengan induk. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki rambut hitam dan berkulit putih akan memiliki anak dengan ciri-ciri fisik yang hampir sama. Seorang anak akan memiliki asam deoksiribonukleat dari ayah dan ibunya.

Struktur DNA?

Membahas struktur DNA, perlu diketahui bahwa materi genetik ini dihasilkan oleh molekul yang dikenal dengan nama nukleotida. Nukleotida ini berjumlah 2 (dua) membentuk jalinan yang dinamakan double helix. Setiap nukleotida terdiri dari fosfat, molekul glukosa (deoksiribosa), dan basa nitrogen.

Ada 4 (empat) macam basa nitrogen di dalam asam deoksiribonukleat, yaitu:

  • Adenin (A)
  • Sitosin (C)
  • Guaninn (G)
  • Thymine (T)

Basa nitrogen akan saling berpasang-pasangan di antara dua nukleotida hingga terlihat seperti anak tangga. Adenine (A) akan berpasangan dengan Thymine (T) sedangkan Sitosin (C) akan berpasangan dengan Guanin (G). Sementara itu, tugas memasangkan basa nitrogen dilakukan oleh deoksiribosa dan fosfat.

Keempat basa nitrogen inilah yang menciptakan kode genetik. Kode genetik yang menyimpan informasi penting bagi pembentukan kehidupan tersebut lantas diubah menjadi protein melalui peran ribonucleic acid (RNA).

Pada manusia, terdapat sekitar 3 milyar basa yang mana lebih dari 99 persen basa tersebut memiliki kesamaan. Menakjubkannya, jumlah asam deoksiribonukleat di dalam tubuh apabila digabung akan sangat panjang. Jika diibaratkan, panjangnya setara jarak bumi dan matahari bolak-balik sebanyak 300 kali!

Agar bisa masuk ke dalam sel tubuh, DNA akan membentuk formasi yang disebut kromosom. Masing-masing kromosom terdiri dari 1 (satu) molekul. Manusia memiliki 23 pasang kromosom yang terletak di dalam nukleus. Kromosom dengan jumlah gen paling banyak adalah kromosom 1 (8000 gen) sedangkan kromosom dengan jumlah paling sedikit adalah kromosom 21 (3000 gen).

Fungsi DNA

Berikut ini adalah fungsi DNA secara garis besar yang perlu Anda ketahui.

1. Pembawa Materi Genetik

Fungsi yang paling utama adalah sebagai pembawa materi genetik.

Materi genetik adalah cikal bakal suatu organisme dari mulai manusia hingga virus sekalipun. Asam deoksiribonukleat bertugas untuk memberikan instruksi pembentukan, perkembangan, hingga mengatur metabolisme guna menunjang fungsi tubuh.

2. Pembawa Sifat

Asam deoksiribonukleat juga berfungsi sebagai pembawa sifat dari induk kepada keturunannya.

Seorang anak akan mendapatkan masing-masing setengah DNA kedua orang tuanya. Asam deoksiribonukleat ini terdapat di dalam kromosom, 23 kromosom dari sel sperma (spermatozoa) dan 23 kromosom lainnya dari sel telur (ovum). Proses ini sudah berjalan saat spermatozoa bertemu dengan ovum.

Itu sebabnya, anak atau keturunan akan memiliki karakteristik—fisik dan psikis—yang serupa dengan orang tuanya. Misalnya, anak akan memiliki warna rambut yang sama seperti orang tua.

3. Membantu Proses Identifikasi

Adanya asam deoksiribonukleat juga membantu pihak medis, khususnya bagian forensik, ketika hendak melakukan identifikasi terhadap korban kecelakaan, pembunuhan, maupun lainnya yang tidak diketahui identitasnya.

Tak hanya itu, komponen tubuh ini juga berguna bagi pihak berwajib untuk mengungkap suatu kasus yang memerlukan identifikasi lanjutan, baik dari pihak pelaku maupun pihak korban.

Tes DNA

Satu hal yang biasanya terlintas di pikiran ketika berbicara mengenai asam deoksiribonukleat ini adalah tes DNA.

Apa itu tes asam deoksiribonukleat?  Tes DNA adalah prosedur pemeriksaan untuk menguji sampel gen, kromosom, dan protein pada suatu organisme. Tujuan dari melakukan tes ini ada beberapa macam, di antaranya:

  • Mengidentifikasi garis keturunan
  • Mengidentifikasi potensi penyakit
  • Kebutuhan forensik

Tahukah Anda seperti apa prosedur tes tersebut? Berikut penjelasannya.

1. Pengambilan Sampel DNA

Dalam melakukan tes, hal yang pertama yang akan dilakukan adalah pengambilan sampel asam deoksiribonukleat.

Sampel DNA bisa didapatkan di hampir semua bagian tubuh, namun pada umumnya dokter atau ahli forensik akan mengambil sampel yang ada pada darah, rambut, kuku, air liur, dan sperma.

Dari kesemuanya itu, darah adalah elemen tubuh yang paling sering digunakan, tepatnya sel darah putih. Pasalnya, asam deoksiribonukleat yang ada pada sel darah putih memiliki inti sel.

2. Pencocokan Sampel DNA

Setelah sampel diambil, dokter akan melakukan uji laboratorium untuk mencocokkan antara asam deoksiribonukleat anak dengan asam deoksiribonukleat induk.

Seperti yang sudah disampaikan, setiap anak akan diwarisi masing-masing setengah DNA kedua orang tuanya. Artinya, pada anak juga terdapat asam deoksiribonukleat orang tuanya tersebut. Apabila setelah diuji keduanya cocok, dokter atau ahli forensik bisa memastikan bahwa yang bersangkutan memiliki hubungan darah.

3. Hasil Analisis

Setelah tes  selesai, dokter atau ahli forensik akan mengumumkan hasil analisis tersebut kepada yang bersangkutan.

Perlu diketahui juga bahwasanya prosedur tes ini  tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Pihak dokter dan ahli forensik harus benar-benar memastikan terlebih dahulu bahwa calon pasien sudah memahami teknis tes tersebut mulai dari pengumpulan data hingga risiko-risiko yang mungkin terjadi.

Pemeriksaan fisik juga lazim dilakukan agar pihak medis yakin pasien atau korban dalam kondisi yang memungkinkan untuk melaksanakan tes ini.

Tes DNA pada Janin

Apakah tes DNA ini bisa dilakukan pada janin? Jawabannya, bisa. Dokter akan mengambil sampel melalui air ketuban (amnion) sang ibu.

Sayangnya, melakukan tes tersebut pada janin memiliki risiko yang sangat tinggi bahkan bisa berujung pada keguguran. Oleh sebab itu, sebaiknya menghindari hal ini apabila urgensinya tidak besar. Kalaupun terpaksa harus dilakukan, pastikan dokter yang menangani Anda benar-benar mampu mengerjakannya dengan baik.

 

  1. Anonim. How is Genetic Testing Done? https://ghr.nlm.nih.gov/primer/testing/procedure (Diakses pada 4 Oktober 2019)
  2. Rettner, R. 2017. DNA: Definition, Structure, & Discovery. https://www.livescience.com/37247-dna.html (Diakses pada 4 Oktober 2019)
  3. Newman, T. 2018. What is DNA and How Does it Work? https://www.medicalnewstoday.com/articles/319818.php (Diakses pada 4 Oktober 2019)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi