Terbit: 19 September 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Karena belum makan, maka kita pun akan merasakan sensasi lapar. Meskipun terlihat sebagai sesuatu yang wajar terjadi, pakar kesehatan menyarankan kita untuk lebih cermat dalam melakukan berbagai macam aktivitas saat lapar. Bisa jadi, kita akan mengalami dampak buruk jika memilih untuk tetap melakukannya.

6 Hal Ini Sebaiknya Dihindari Saat Perut Lapar

Berbagai Hal yang Sebaiknya Dihindari Saat Lapar

Pakar kesehatan Bonnie Taub-Dix menyebut ada beberapa hal yang sebaiknya tidak kita lakukan jika perut masih lapar dan belum mendapatkan asupan makanan apapun.

Berikut adalah berbagai hal tersebut.

  1. Membuat Keputusan

Terkadang, kita terlibat dalam diskusi atau rapat saat berada dalam kondisi perut yang lapar. Meskipun terlihat sebagai sesuatu yang sepele, pakar kesehatan menyebut membuat keputusan bisa memberikan dampak yang besar. Jika sampai salah memutuskan, dikhawatirkan bisa memicu datangnya masalah.

Saat lapar, kita cenderung lebih impulsif dan tidak sabaran. Hal ini akan membuat kita tidak bisa berpikir jernih dan rentan mengambil keputusan yang salah.

  1. Minum Vitamin

Meskipun bisa memberikan manfaat kesehatan, pakar kesehatan menyebut konsumsi vitamin sebaiknya tidak dilakukan saat perut kosong atau sedang lapar. Hal ini disebabkan oleh beberapa jenis suplemen vitamin yang bersifat asam dan bisa memicu sensasi mual.

Ada baiknya kita mengonsumsi makanan terlebih dahulu sebelum minum vitamin demi membuat saluran pencernaan lebih nyaman. Selain itu, kita juga bisa mengonsumsi vitamin sebelum tidur demi mendapatkan manfaat kesehatannya dengan maksimal.

  1. Berbelanja Makanan

Jika kita berbelanja makanan saat sedang lapar, maka kita akan cenderung membeli berbagai macam makanan dengan sembarangan, bukannya hanya membeli yang benar-benar dibutuhkan. Bisa jadi, makanan-makanan yang kita konsumsi adalah yang tidak sehat. Risiko terkena kenaikan berat badan atau berbagai masalah kesehatan lainnya pun akan meningkat.

  1. Makan Pedas

Masyarakat Indonesia dikenal luas sebagai penggemar makanan pedas. Bahkan, ada yang menyebut sesi makan akan kurang nikmat untuk dilakukan jika tidak ada sambal. Masalahnya adalah jika kita langsung mengonsumsi makanan pedas saat perut sedang dalam kondisi kosong atau benar-benar kelaparan, bisa jadi akan menyebabkan efek buruk.

Selain menyebabkan sensasi panas di dalam perut, bisa jadi mengonsumsi makanan pedas saat perut dalam kondisi kosong akan menyebabkan kenaikan asam lambung. Hal ini tentu akan menyebabkan sensasi tidak nyaman dan terbakar pada dada dan perut. Dalam beberapa kasus, bisa jadi hal ini akan menyebabkan mual dan muntah.

  1. Minum Kopi

Banyak orang yang sengaja minum kopi di pagi hari setelah bangun tidur. Hal ini diharapkan bisa membantu mengatasi rasa kantuk dan menambah energi. Masalahnya adalah saat bangun tidur perut kita berada dalam kondisi benar-benar kosong atau lapar.

Jika kita minum kopi di waktu tersebut, maka perut pun akan memproduksi asam dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini tentu akan meningkatkan risiko terkena masalah asam lambung.

Melihat fakta ini, ada baiknya kita minum air putih terlebih dahulu setelah bangun tidur dan mengonsumsi makanan ringan sebelum minum kopi. Hanya saja, pastikan bahwa makanan ringan ini bukan gorengan karena kandungan minyaknya yang tinggi juga bisa memicu kenaikan asam lambung.

  1. Berolahraga

Banyak orang yang berolahraga saat perut masih dalam kondisi kosong atau kelaparan. Mereka khawatir jika sampai makan sebelum melakukannya, maka perut akan terasa sebah dan tidak nyaman. Masalahnya adalah jika kita tetap berolahraga dalam kondisi perut kosong, bisa jadi akan memicu mual-mual atau sensasi pusing. Selain itu, kita juga tidak memiliki energi yang cukup sehingga olahraga pun tidak akan bisa dilakukan dengan maksimal.

 

Sumber: Osnato, Jaime. 2019. 7 Things You Should Never Do on an Empty Stomach. livestrong.com/article/13721791-empty-stomach/. (Diakses pada 19 September 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi