Terbit: 29 June 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Salah satu lauk yang digemari oleh banyak orang adalah sosis. Kita bisa menemukan berbagai macam jenis makanan dari daging olahan ini, baik itu sosis goreng, sosis bakar, sosis yang dicampur dalam lauk, hingga sosis yang bisa kita langsung meski belum dimasak. Masalahnya adalah dibalik rasanya yang nikmat, sosis termasuk dalam makanan yang paling tidak baik bagi kesehatan.

5 Dampak Terlalu Sering Makan Sosis

Bahaya terlalu sering makan sosis

Pakar kesehatan Lindsey Pfau yang berasal dari Rise Up Nutrition menyebut makanan olahan seperti sosis memiliki kandungan bahan pengawet, perasa, dan bahan kimia lainnya yang bisa menyebabkan dampak kesehatan jika terlalu sering dikonsumsi.

Berikut adalah beberapa dampak buruk terlalu sering makan sosis bagi kesehatan.

  1. Kenaikan berat badan

Sebenarnya, pakar kesehatan masih memperdebatkan kaitan antara kebiasaan mengonsumsi makanan olahan dengan risiko terkena kenaikan berat badan atau obesitas. Hanya saja, mengingat kandungan kalori dari sosis dan jenis-jenis daging olahan lainnya seperti nugget cukup tinggi, besar kemungkinan sering mengonsumsinya memang bisa menyebabkan dampak ini.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya pada Desember 2017 silam dalam jurnal berjudul Current Obesity Reports, dihasilkan fakta bahwa 80 persen dari seluruh studi yang ditinjau ulang menghasilkan fakta bahwa hobi mengonsumsi daging olahan seperti sosis bisa meningkatkan risiko terkena obesitas. Bahkan, setiap hari mengonsumsinya juga bisa memicu sindrom metabolik, masalah kesehatan yang terkait dengan kolesterol tinggi, hipertensi, dan diabetes.

  1. Bisa memicu peningkatan tekanan darah

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Ohio State University Wexner Medical Center, Amerika Serikat, dihasilkan fakta bahwa sosis dan berbagai jenis daging olahan seperti burger, kornet, dan nugget cenderung memiliki kandungan garam yang sangat tinggi. Padahal, sudah menjadi rahasia umum jika mengonsumsi garam terlalu banyak bisa meningkatkan tekanan darah dengan signifikan.

Selain itu, kandungan serat di dalam sosis juga cenderung minim. Padahal, kita membutuhkan serat untuk mengendalikan tekanan darah dan kadar kolesterol.

  1. Bisa meningkatkan risiko stroke

Penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul Stroke pada 2015 lalu menghasilkan fakta bahwa hobi mengonsumsi daging olahan seperti sosis bisa meningkatkan risiko stroke dengan signifikan. Sebagaimana hipertensi, hal ini terkait dengan tingginya kandungan sodium di dalamnya.

Selain itu, kandungan kalori yang tinggi dan rasanya yang kuat membuat kita tidak lagi berminat untuk mengonsumsi buah-buahan dan sayur. Padahal, makanan-makanan sehat ini tinggi kandungan potasium yang bisa membantu mengendalikan tekanan darah.

Peningkatan tekanan darah yang melebihi batas aman bisa merusak pembuluh darah. Jika sampai pembuluh darah menuju otak pecah, maka akan menyebabkan stroke yang berpotensi memicu kecacatan atau bahkan menyebabkan kematian.

  1. Bisa memicu penyakit jantung

Hipertensi dan stroke terkait dengan masalah kardiovaskular layaknya penyakit jantung. Hal ini juga disebabkan oleh konsumsi sodium yang ada di dalam daging olahan seperti sosis. Selain itu, sosis juga cenderung tinggi kandungan lemak trans yang bisa menyebabkan kolesterol tinggi, salah satu faktor pemicu datangnya penyakit jantung.

Penelitian yang dipublikasikan dalam British Medical Journal pada 2019 lalu menghasilkan fakta bahwa setiap hari mengonsumsi daging olahan akan meningkatkan risiko penyakit jantung di usia produktif.

  1. Bisa meningkatkan risiko kanker

International Agency of Cancer Research (IARC) baru-baru ini memasukkan daging olahan seperti sosis sebagai makanan bersifat karsinogen. Makanan lain seperti daging yang diasinkan, daging asap, dan daging yang difermentasi juga bisa menyebabkan dampak yang sama.

Salah satu jenis kanker yang bisa muncul dari kebiasaan mengonsumsi sosis adalah kanker payudara yang sulit diobati dan memiliki potensi mematikan yang tinggi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi