Terbit: 3 November 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini, kita bisa dengan mudan berkirim pesan dengan menggunakan ponsel. Kita bahkan bisa mengecek apakah pesan ini sudah sampai atau sudah dibaca. Masalahnya adalah jika pesan ini tak kunjung dibalas, kita cenderung merasa cemas. Apa penyebab dari rasa cemas ini?

Mengapa Kita Cemas Jika Pesan di Ponsel Belum Dibalas?

Penyebab Cemas Jika Pesan di Ponsel Belum Dibalas

Pakar kesehatan menyebut perasaan cemas yang muncul jika pesan di ponsel belum dibalas sebagai texting anxiety. Bahkan, jika pesan ini dirasa penting, bisa membuat suasana hati kita rusak, tidak bisa berkonsentrasi, atau bahkan sulit untuk tidur.

“Pesan yang belum dibalas, baik itu pesan di ponsel, hingga surat elektronik bisa memberikan beban pikiran tersendiri. Kita seperti menerka-nerka apakah pesan ini akan mendapatkan sambutan yang baik atau tidak. Hal ini ternyata bisa menyebabkan ketakutan tersendiri,” ucap pakar kesehatan mental Lillyana Morales.

Morales menyebut perasaan cemas dan takut ini disebabkan oleh sifat dasar manusia yang merupakan mahluk sosial. Masalahnya adalah perasaan cemas ini akan mempengaruhi hormon di dalam tubuh dan akhirnya membuat kita berada dalam mode fight or flight. Hal inilah yang bisa membuat kita mengalami penurunan suasana hati, sulit berkonsentrasi, dan hal-hal lainnya.

Menariknya, terkadang saat balasan dari pesan ini tiba, kita justru tidak ingin membukanya karena takut mendapatkan jawaban yang tidak kita inginkan. Hanya saja, jika kita belum mendapatkan balasan dan terus memperhatikan ponsel, hal ini juga bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental kita.

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam Computers in Human Behaviours Journal pada 2016 silam, disebutkan bahwa terus memperhatikan ponsel demi menunggu balasan pesan justru akan memberikan beban psikologis lebih besar. Menariknya, jika kita mendapatkan balasan pesan yang ditunggu-tunggu dan mendapatkan jawaban yang memuaskan, akan membuat kadar hormon dopamine naik dan akhirnya membuat kita seperti lebih bahagia.

Kecanduan Ponsel Bisa Berbahaya

Masalahnya adalah kebiasaan terus menggunakan ponsel baik itu demi berkirim pesan, memainkan media sosial, atau sekadar bermain game bisa memberikan dampak kesehatan yang buruk. Salah satunya adalah bisa membuat kita mengalami masalah susah tidur.

“Dampak yang paling terasa dari kecanduan ponsel biasanya adalah kurang tidur karena terlalu lama memainkannya,” ucap dr. Yolanda Chassiakos dari David Geffen School of Medicine, Los Angeles, Amerika Serikat.

Dalam dunia medis, ada salah satu jenis kecanduan ponsel yang kini diidap oleh banyak orang, yakni nomofobia. Masalah ini bisa membuat kita seperti merasa kehilangan jika tidak ada ponsel di dekat kita. Kita juga akan merasa cemas jika tidak mengecek ponsel dalam beberapa waktu tertentu.

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam Journal of Sleep Medicine pada 2015 silam, disebutkan bahwa nomofobia membuat 4 dari 10 remaja tidur dalam waktu yang kurang setiap saat. Masalahnya adalah kurang tidur bisa menyebabkan efek buruk bagi kesehatan tubuh secara umum.

Tanda Kecanduan Ponsel

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kita sudah kecanduan ponsel. Sebagai contoh, saat bangun tidur, kita langsung mencari ponsel demi mengecek pesan atau media sosial, bukannya melakukan hal-hal positif lainnya. Saat kita bersama dengan orang lain, kita juga cenderung ingin terus mengecek atau memainkan ponsel.

Jika sampai kita kehilangan ponsel karena lupa meletakkannya, kita akan mudah panik dan benar-benar mencarinya. Selain itu, jika baterai ponsel akan habis, kita juga akan langsung panik dan sesegera mungkin mencari sumber daya.

Mengingat dampaknya kurang baik, sebaiknya kita memang mulai berusaha menurunkan ketergantungan dari ponsel.

 

Sumber:

  1. Polish, Jay. 2009. When Someone Doesn’t Respond To Your Texts, Anxiety May Be Behind It. bustle.com/p/when-someone-doesnt-respond-to-your-texts-anxiety-may-be-behind-it-19259091. (Diakses pada 3 November 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi