Terbit: 15 January 2019 | Diperbarui: 7 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Bagi beberapa orang yang memiliki masalah dengan kondisi asam lambung, minum kopi adalah salah satu aktivitas yang umumnya dihindari. Meski sudah mengetahui kafein yang terkandung di dalam kopi dapat memicu munculnya asam lambung, pada beberapa kasus beberapa orang tidak bisa meninggalkan kebiasaan minum kopi. Lantas, adakah kopi yang aman untuk lambung?

Cara Memilih Kopi yang Aman untuk Lambung

Memilih Kopi yang Aman untuk Lambung

Mengetahui kopi yang aman untuk lambung adalah sesuatu yang sangat penting terutama bagi penderita penyakit maag, karena kandungan kafein pada kopi dapat memicu naiknya asam lambung.

Karena itulah, memilih kopi yang aman untuk lambungmenjadi perhatian serius, melihat perkembangan minum kopi saat ini tidak hanya menjadi hobi tetapi menjadi tren yang terus diminati.

Menurut ahli kopi Adi W. Taroepratjaeka, aktivitas meminum kopi sebenarnya tidak selalu berdampak buruk pada lambung. Pada dasarnya kopi itu mempunyai sifat yang asam, kopi yang berjenis espresso umumnya mempunyai kadar keasaman sekitar 5-5,5.

Padahal, jus jeruk mempunyai kadar pH 4 dan juga pada makanan rujak yang mempunyai kadar pH 3,5. Bila Anda makan dengan kadar asam yang biasa, mengapa ini tidak berlaku pada kopi? Ini karena kadar asam kopi mempunyai pemicu yang cepat yang berakibat munculnya asam lambung secara berlebihan.

Kopi jenis Arabika, menurutnya adalah jenis kopi yang aman untuk lambung karena mempunyai kadar kafein yang lebih rendah. Hal ini telah dibuktikan dengan beberapa orang yang mempunyai sakit maag, namun tetap aman ketika mengonsumsi kopi Arabika.

Kandungan kafein yang tinggi pada kopi memang dapat bersifat racun dan lambung mempunyai batas tertentu untuk mentolerir kafein yang dikonsumsi. Adapun batas normal minum kopi adalah dua cangkir sehari, yang mempunyai kadar kafein setara dengan tiga shot espresso. Batasan tersebut dinilai aman bahkan bisa menyehatkan untuk tubuh.

Saat ini banyak orang yang membuat kopi dari biji yang pecah dan kecil. Dengan cara ini, maka seseorang akan membutuhkan jumlah kopi yang lebih banyak untuk secangkir kopi, dan ternyata hal ini juga akan menghasilkan kandungan kafein yang lebih banyak pada secangkir kopi, dibandingkan dengan kopi yang dibuat dari bubuk kopi halus.

Mengenai banyaknya produk kopi putih instan yang dijual, Adi menyarankan sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan. Karena meski aman untuk lambung, namun kandungan gulanya terlalu tinggi.

Berbeda dengan kopi hitam yang meskipun manis, namun terdiri dari komposisi kopi yang lebih banyak dibandingkan dengan gula yang digunakan. Sedangkan kopi putih instan, mempunyai kadar gula dan krimer yang lebih tinggi dibandingkan gulanya.

Kopi yang Tidak Asam

Demi menjaga agar kadar asam lambung tidak naik, beberapa orang terpaksa berpuasa dari aktivitas meminum kopi. Namun, terdapat sebuah penelitian yang mengatakan, terdapat substansi lain dalam kopi yang dapat menurunkan produksi asam lambung sehingga membuatnya menjadi kopi yang aman untuk lambung

Substansi ini adalah N-methylpyridium (NMP) yang merupakan produk degradasi yang akan muncul saat proses roasting kopi, sehingga mengonsumsi kopi dark roast (dark roast coffee) cenderung lebih aman untuk lambung. Selain itu, jenis biji kopi yang digunakan juga memengaruhi tingkat keasaman kopi. Kopi Arabika memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan Robusta.

Berikut ini adalah beberapa efek kopi terhadap fisiologi lambung, di antaranya:

  • Meningkatkan produksi asam lambung.
  • Memperlambat pengosongan lambung.
  • Melemahkan kontraksi sfingter bawah esofagus (pintu yang mencegah isi lambung naik lagi ke atas).

Sementara itu, jika Anda memiliki penyakit lambung dan tetap ingin mengonsumsi kopi, cobalah memilih kopi yang terbuat dari kopi Robusta serta kopi yang mengalami roasting dengan suhu tinggi hingga menghasilkan dark roast coffee.

Kopi dan Kaitannya dengan Kesehatan

Pada dasarnya, tidak semua orang dapat dengan aman mengonsumsi kopi. Sebagian besar yang menghindari kopi adalah penderita tekanan darah tinggi, penyakit hati, osteoporosis, diare, glaukoma dan diabetes.

Sementara itu, pada wanita hamil kopi dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan keguguran. Hal ini bisa terjadi terutama jika meminum kopi lebih dari 2 cangkir per hari.

Kopi yang Anda konsumsi akan masuk ke dalam aliran darah, kemudian masuk ke dalam plasenta. Akibatnya, detak jantung bayi akan meningkat. Sementara itu, bagi Anda yang berencana untuk memiliki momongan, Anda juga harus membatasi mengonsumsi kafein karena bisa mengganggu produksi estrogen yang bisa membuat Anda sulit hamil.

Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang bisa terjadi apabila mengonsumsi kopi secara berlebihan, di antaranya:

  • Masalah di sistem pencernaan

Perlu diketahui, kopi adalah stimulan yang dapat meningkatkan metabolisme. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan, kopi bisa meningkatkan asam lambung, menyebabkan diare, sindrom iritasi pada usus, dan menimbulkan dehidrasi.

  • Mengikis kalsium

Kalsium pada tubuh dapat terkikis akibat konsumsi kopi dan kemudian mengeluarkannya lewat urine. Selain membuat tulang lebih lemah, hal ini juga bisa menyebabkan osteoporosis. Bagi Anda yang menderita osteoporosis, batasan maksimal konsumsi kopi adalah 300 mg per hari.

  • Jantung berdetak lebih kencang

Saat Anda mengonsumsi kopi secara berlebihan, jantung bisa berdetak menjadi tidak teratur, kencang, hingga menimbulkan kejang. Bahkan, kopi yang tidak disaring bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, karena meningkatkan homocysteine (salah satu jenis asam amino pembentuk protein) yang diduga terkait dengan peningkatan lemak dalam darah.

Pada akhirnya, setelah Anda sudah mengetahui kopi yang aman untuk asam lambung, Anda juga harus tetap berhati-hati untuk mengonsumsi kopi. Sekalipun tidak menimbulkan efek samping, bukan berarti kopi aman dikonsumsi bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit asam lambung. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala asam lambung, di antaranya:

  • Hindari kebiasaan berbaring usai makan.
  • Hindari merokok dan konsumsi minuman beralkohol.
  • Jaga berat badan tetap ideal dan kontrol stres dengan baik.
  • Menghindari makanan yang terlalu asam, pedas dan berlemak.
  • Konsumsi air putih setidaknya 2 liter/hari untuk mengurangi asam lambung meningkat.
  • Hindari konsumsi kopi dan teh berlebihan. Jika ingin mengonsumsinya, sebaiknya konsumsi dalam keadaan perut sudah terisi makanan.

Apabila beberapa hal di atas sudah Anda lakukan, maka kemungkinan timbulnya keluhan terkait asam lambung dapat ditekan. Akan tetapi, jika beberapa hal di atas tidak mengurangi keluhan atau justru menganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya periksakan kondisi ini pada dokter spesialis penyakit dalam agar mendapatkan penanganan yang tepat.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi