Terbit: 26 July 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Tidak semua orang bisa bangun pagi-pagi dan langsung melakukan olahraga. Kadangkala, kita harus menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah dan baru bisa berolahraga pada saat menjelang siang. Sayangnya, dengan berolahraga di waktu ini, kita akan merasakan sinar matahari sudah sangat menyengat sehingga membuat kita kepanasan. Tak hanya itu, berolahraga di siang hari ternyata juga memberikan kerugian lainnya, yakni paparan polusi udara yang jauh lebih tinggi.

Bukan Cuma Panas, Ini Alasan Mengapa Sebaiknya Tidak Berolahraga Terlalu Siang

Bagi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, polusi udara memang telah menjadi hal yang biasa saja. Sayangnya, tidak semua orang menyadari jika tingkat polusi udara di kota-kota besar tanah air sudah sangat parah dan bisa memicu gangguan kesehatan pada saluran pernafasan. Berdasarkan data Air Quality Index Report yang didapatkan dari Badan Kesehatan Dunia WHO tahun 2016 lalu, disebutkan bahwa Jakarta ternyata adalah kota dengan indeks pencemaran udara terbesar ke empat di Asia tenggara. Sementara itu, Bandung ada di urutan berikutnya.

Pakar kesehatan spesialis paru-paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bernama Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), FAPSR menyebutkan bahwa jika kita terkena paparan polusi udara setiap hari, maka kita pun akan meningkatkan resiko terkena asma, kanker paru, penyakit paru obstruktif, hingga penyakit jantung dan stroke. Padahal, jika kita berolahraga menjelang siang, sudah banyak kendaraan berlalu lalang yang tentu akan membuat kadar polusi udara meningkat.

Daripada menghirup udara yang sudah sangat kotor, dr. Agus pun menyarankan kita untuk tidak berolahraga di siang hari. Beliau sendiri lebih menyarankan kita untuk berolahraga di sabtu dan minggu di pagi hari di tempat yang sejuk atau banyak pohonnya agar bisa mendapatkan udara yang sehat dan menyegarkan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi