Terbit: 13 April 2019 | Diperbarui: 5 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Di akhir pekan seperti sekarang ini, banyak orang yang sengaja tidak memasak makanan untuk sarapan, melainkan membelinya di tempat lain. Beberapa jenis makanan yang paling sering dijadikan sarapan adalah bubur ayam dan lontong sayur. Sebenarnya, mana yang lebih baik di antara kedua makanan khas Indonesia ini untuk sarapan?

Lebih Baik Sarapan Bubur Ayam atau Lontong Sayur?

Memilih lontong sayur dan bubur ayam untuk sarapan

Pakar kesehatan menyebut lontong sayur biasanya memiliki kandungan nutrisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan bubur ayam. Hal ini disebabkan oleh jumlah sayuran yang lebih banyak dibandingkan dengan yang ada pada bubur ayam. Hanya saja, jumlah sayur di dalam lontong sayur juga masih belum cukup dan nutrisinya juga telah banyak yang rusak akibat dimasak hingga sangat matang.

Beberapa jenis sayuran yang bisa ditemukan di dalam lontong sayur adalah labu siam dan pepaya. Hanya saja, kandungan mikronutriennya biasanya sudah hilang karena terpapar suhu yang sangat panas saat dimasak.

Sementara itu, bubur ayam biasanya sudah menyediakan karbohidrat, lemak, dan protein. Kandungan sayurannya sangat minim sehingga kita tidak mendapatkan asupan serat yang dibutuhkan.

Meskipun begitu, jika kita memang ingin sarapan bubur ayam, kita bisa mengimbanginya dengan mengonsumsi sayuran di waktu makan lainnya sehingga tetap bisa mencukupi kebutuhan serat harian.

Beberapa fakta menarik tentang makan bubur ayam untuk sarapan

Bubur ayam biasanya diberi tambahan suwiran ayam, kerupuk, dan dimakan dengan lauk yang nikmat layaknya tempe goreng, sate jeroan, keripik, dan lain-lain. Sayangnya, pakar kesehatan menyebut bubur ayam sebagai menu sarapan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

Berikut adalah beberapa fakta tentang sarapan dengan bubur ayam

  1. Termasuk dalam sarapan rendah kalori

Jika dibandingkan dengan menu sarapan khas Indonesia lainnya layaknya nasi uduk, nasi kuning, atau bahkan nasi goreng, bubur ayam jelas menyediakan kadar kalori yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh jumlah beras yang dibutuhkan untuk membuat semangkuk bubur ayam jauh lebih sedikit dibandingkan dengan satu piring nasi.

Bubur ayam yang tidak diberi tambahan apapun biasanya hanya menyediakan 138 kalori. Sementara itu, jika bubur ini diberi tambahan suwiran ayam, kacang, kerupuk, dan lain-lain, kadar kalorinya hanya mencapai sekitar 290. Jumlah ini hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan satu piring nasi putih yang sudah menyediakan 242 kalori.

  1. Membuat mudah lapar sebelum makan siang

Sayangnya, rendahnya kalori dari bubur ayam ini membuat kita cenderung lebih mudah lapar sebelum jam makan siang. Apalagi dengan adanya fakta bahwa bubur ayam cenderung rendah serat, kandungan yang bisa membuat kita merasa kenyang.

  1. Meski rendah kalori, bubur ayam tidak akan membantu program diet

Jika kita ingin menurunkan berat badan, bubur ayam sebaiknya tidak sering dikonsumsi sebagai sarapan. Meski rendah kalori, dalam realitanya bubur ayam lebih mudah membuat lapar sehingga kita lebih tertarik mengonsumsi camilan atau bahkan makan lagi sebelum jam makan siang. Hal ini akan membuat asupan kalori berlebihan yang justru membuat berat badan naik.

  1. Bubur ayam lebih mudah meningkatkan kadar gula darah

Bubur ayam ternyata memiliki kandungan karbohidrat sederhana yang lebih mudah dimetabolisme oleh tubuh. Hal ini membuat kadar gula darah cenderung naik dengan sangat cepat dibandingkan dengan nasi meskipun kadar kalorinya cenderung lebih rendah. Jika kita berisiko terkena diabetes atau bahkan sudah terkena penyakit ini, sebaiknya menghindari bubur ayam demi mengendalikan kadar gula darah di dalam tubuh.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi