Terbit: 17 August 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Karena dianggap sebagai hal yang praktis, banyak orang yang memilih untuk mengonsumsi minuman yang terbuat dari kaleng atau botol plastik. Sayangnya, dibalik kepraktisannya, sering mengonsumsi minuman yang dikemas dalam botol plastik dan kaleng ternyata bisa menyebabkan tekanan darah tinggi.

Botol Plastik Bisa Sebabkan Hipertensi?

Dalam sebuah penelitian, didapatkan fakta bahwa salah satu bahan yang ada dalam botol plastik atau kaleng, yakni bisphenol A atau BPA ternyata terkait dengan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit jantung, kanker, hingga tekanan darah tinggi. Jika kita minum susu kalengan misalnya, maka kadar BPA yang masuk ke dalam tubuh pun akan meningkat dengan signifikan. Yang menjadi masalah adalah, kadar BPA ini bisa memicu peningkatan tekanan darah dalam waktu yang cepat.

Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa sekitar 30 persen penderita masalah hipertensi memiliki kadar BPA yang sangat tinggi di dalam tubuhnya. Karena alasan inilah pakar kesehatan berkali-kali menyerukan penghapusan kadar BPA di dalam kemasan makanan dan minyuman karena dianggap membahayakan kesehatan.

Pada tahun 2012 lalu, Food and Drug Administration, (FDA), badan yang mengurusi makanan dan obat-obatan di Amerika Serikat telah memastikan bahwa BPA tidak lagi boleh dipakai pada botol minuman bayi atau cangkir minuman anak-anak. Dua tahun sebelumnya, pemerintah negara Kanada bahkan secara resmi melarang penggunaan BPA dan menganggapnya berbahaya sehingga tidak boleh digunakan sebagai bahan produk anak-anak.

Semakin tinggi kadar BPA di dalam tubuh, semakin tinggi pula kenaikan tekanan darah sistolik. Padahal, kenaikan tekanan darah sistolik mencapai 20 mm/Hg saja sudah cukup untuk menggandakan risiko terkena penyakit kardiovaskular.

Karena alasan inilah ada baiknya kita tidak sering-sering mengonsumsi minuman kemasan plastik atau kalengan yang banyak disediakan di rumah sakit. Minumlah air putih yang sudah ditempatkan dalam wadah yang food grade sehingga aman untuk dikonsumsi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi